Subang Endemik Penyakit Kaki Gajah
A
A
A
SUBANG - Sebanyak 18 dari total 30 kecamatan di Kabupaten Subang, dinyatakan sebagai wilayah endemik penyakit kaki gajah (filariasis). Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk dan menimbulkan cacat fisik permanen.
"Berdasarkan catatan kami ada 18 kecamatan yang masuk dalam wilayah endemik filariasis atau penyakit kaki gajah," ujar Kepala Dinas Kesehatan Subang Subang Budi Subiantoro, kepada wartawan, Jumat (2/10/2015).
Ditambahkan dia, pihaknya menargetkan pada 2016 yang akan datang, wilayah Subang tidak akan ada penderita baru penyakit kaki gajah itu.
Penyakit kaki gajah lazim menyerang bagian kaki. Penyakit ini disebabkan cacing filaria dari gigitan nyamuk. Di Subang, penmyakit ini pertama ditemukan pada tahun 2000 di salah satu desa, di Kecamatan Pusakanagara.
"Sampai sekarang, sudah ada 28 kasus kaki gajah yang tersebar di 18 kecamatan. Untuk menekan penyebarannya, semua warga harus mau meminum obat antifilariasis yang diberikan petugas," jelasnya.
Dalam lima tahun terakhir, sebut dia, baru 60% dari total 1,3 juta penduduk Subang yang sudah mendapat pembagian obat filariasis secara cuma-cuma dari pemerintah.
"Masih banyak penduduk Subang yang belum mendapatkan obat ini. Sehingga, di tahun 2016 nanti, diharapkan seluruh warga sudah menerima obat semua, dan terbebas dari filariasis," kata Budi.
Terpisah, Kepala Desa Padamulya Momo meminta pemerintah agar memaksimalkan upaya pencegahan penyebaran penyakit kaki gajah, agar tidak ada warganya yang menjadi korban serangan penyakit ini.
"Kami khawatir ada warga yang terjangkit. Karena itu, diharapkan setiap warga mengonsumsi obat yang diberikan petugas," imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Subang Ojang Sohandi menambahkan, untuk mendorong upaya maksimal penanganan penyakit ini, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran yang cukup dalam APBD.
"Penanganan masalah kesehatan mendapat prioritas dalam APBD. Kami sudah alokasikan anggaran tak kurang 10% dalam APBD, khusus untuk bidang kesehatan," pungkasnya.
"Berdasarkan catatan kami ada 18 kecamatan yang masuk dalam wilayah endemik filariasis atau penyakit kaki gajah," ujar Kepala Dinas Kesehatan Subang Subang Budi Subiantoro, kepada wartawan, Jumat (2/10/2015).
Ditambahkan dia, pihaknya menargetkan pada 2016 yang akan datang, wilayah Subang tidak akan ada penderita baru penyakit kaki gajah itu.
Penyakit kaki gajah lazim menyerang bagian kaki. Penyakit ini disebabkan cacing filaria dari gigitan nyamuk. Di Subang, penmyakit ini pertama ditemukan pada tahun 2000 di salah satu desa, di Kecamatan Pusakanagara.
"Sampai sekarang, sudah ada 28 kasus kaki gajah yang tersebar di 18 kecamatan. Untuk menekan penyebarannya, semua warga harus mau meminum obat antifilariasis yang diberikan petugas," jelasnya.
Dalam lima tahun terakhir, sebut dia, baru 60% dari total 1,3 juta penduduk Subang yang sudah mendapat pembagian obat filariasis secara cuma-cuma dari pemerintah.
"Masih banyak penduduk Subang yang belum mendapatkan obat ini. Sehingga, di tahun 2016 nanti, diharapkan seluruh warga sudah menerima obat semua, dan terbebas dari filariasis," kata Budi.
Terpisah, Kepala Desa Padamulya Momo meminta pemerintah agar memaksimalkan upaya pencegahan penyebaran penyakit kaki gajah, agar tidak ada warganya yang menjadi korban serangan penyakit ini.
"Kami khawatir ada warga yang terjangkit. Karena itu, diharapkan setiap warga mengonsumsi obat yang diberikan petugas," imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Subang Ojang Sohandi menambahkan, untuk mendorong upaya maksimal penanganan penyakit ini, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran yang cukup dalam APBD.
"Penanganan masalah kesehatan mendapat prioritas dalam APBD. Kami sudah alokasikan anggaran tak kurang 10% dalam APBD, khusus untuk bidang kesehatan," pungkasnya.
(san)