Diduga Dianiaya Ibu Kandung, Nur Tewas
A
A
A
BREBES - Tragis. Seorang anak berusia 1,5 tahun di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Nur Qoidatul Zakiyah, tewas diduga akibat dianiaya oleh ibu kandungnya sendiri. Sang ibu, Nu (42), diduga mengalami depresi.
Informasi yang dihimpun Sindonews, kejadian ini bermula saat sejumlah tetangga Nu mendengar tangisan histeris ibu tiga anak itu pada Kamis (17/9/2015) siang. Saat didatangi, ia menangis histeris dan meminta tolong sambil menunjukkan anak bungsunya yang kondisinya tak sadarkan diri.
Oleh beberapa kerabat dan tetangganya, korban kemudian dibawa ke Puskesmas Tanjung untuk diperiksa. Korban selanjutnya diminta dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Waled, Cirebon, Jawa Barat, untuk mendapatkan perawatan intensif karena luka serius di bagian kepala. Nahas, beberapa jam setelah menjalani operasi, nyawa korban tidak tertolong.
Keesokan harinya, peristiwa dugaan penganiayaan ini dilaporkan warga ke Polsek Tanjung. Polisi yang datang kemudian melakukan visum terhadap jenazah korban. Seusai divisum, jenazah korban kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat. Saat pemakaman berlangsung, ibu korban tampak terus menangis dan kemudian jatuh pingsan.
Paman korban, Subhan, menyebut kondisi kejiwaan Nu labil sejak melahirkan anak bungsunya. Korban kerap terlihat termenung sendirian meski sering diajak berbicara oleh kerabat dan tetangga. Selain itu, kata Subhan, sejak kondisinya labil, anak-anaknya juga sering mengalami kekerasan fisik tanpa sebab yang jelas.
"Kalau kata tetangganya, anak itu habis dipukul ibunya karena wajahnya membiru dan lebam pas dibawa ke puskesmas. Saya tahunya sudah dibawa ke rumah sakit," kata Subhan kepada wartawan, Jumat (18/9/2015).
Sementara, ayah korban, Sofiudin (48) terlihat enggan memberi keterangan banyak terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan istrinya. Saat kejadian, pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan tersebut sedang tidak berada di rumah.
"Sudah jangan bertele-tele, kita ke sana ke sini. Hanya Allah yang menggariskan hidup saya. Makanya saya ikhlas," ucapnya.
Kapolsek Tanjung AKP Supriyadi mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan dan memeriksa sejumlah saksi terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan ibu korban
"Kita sedang mendalami. Motifnya apa sampai orangtua kandung melakukan penganiayaan terhadap anak sampai meninggal dunia. Belum bisa diminta keterangan karena kondisinya pingsan saat anaknya akan dimakamkan. Sementara kita memeriksa saksi saksi dulu," katanya, Jumat (18/9/2015).
Informasi yang dihimpun Sindonews, kejadian ini bermula saat sejumlah tetangga Nu mendengar tangisan histeris ibu tiga anak itu pada Kamis (17/9/2015) siang. Saat didatangi, ia menangis histeris dan meminta tolong sambil menunjukkan anak bungsunya yang kondisinya tak sadarkan diri.
Oleh beberapa kerabat dan tetangganya, korban kemudian dibawa ke Puskesmas Tanjung untuk diperiksa. Korban selanjutnya diminta dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Waled, Cirebon, Jawa Barat, untuk mendapatkan perawatan intensif karena luka serius di bagian kepala. Nahas, beberapa jam setelah menjalani operasi, nyawa korban tidak tertolong.
Keesokan harinya, peristiwa dugaan penganiayaan ini dilaporkan warga ke Polsek Tanjung. Polisi yang datang kemudian melakukan visum terhadap jenazah korban. Seusai divisum, jenazah korban kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat. Saat pemakaman berlangsung, ibu korban tampak terus menangis dan kemudian jatuh pingsan.
Paman korban, Subhan, menyebut kondisi kejiwaan Nu labil sejak melahirkan anak bungsunya. Korban kerap terlihat termenung sendirian meski sering diajak berbicara oleh kerabat dan tetangga. Selain itu, kata Subhan, sejak kondisinya labil, anak-anaknya juga sering mengalami kekerasan fisik tanpa sebab yang jelas.
"Kalau kata tetangganya, anak itu habis dipukul ibunya karena wajahnya membiru dan lebam pas dibawa ke puskesmas. Saya tahunya sudah dibawa ke rumah sakit," kata Subhan kepada wartawan, Jumat (18/9/2015).
Sementara, ayah korban, Sofiudin (48) terlihat enggan memberi keterangan banyak terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan istrinya. Saat kejadian, pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan tersebut sedang tidak berada di rumah.
"Sudah jangan bertele-tele, kita ke sana ke sini. Hanya Allah yang menggariskan hidup saya. Makanya saya ikhlas," ucapnya.
Kapolsek Tanjung AKP Supriyadi mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan dan memeriksa sejumlah saksi terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan ibu korban
"Kita sedang mendalami. Motifnya apa sampai orangtua kandung melakukan penganiayaan terhadap anak sampai meninggal dunia. Belum bisa diminta keterangan karena kondisinya pingsan saat anaknya akan dimakamkan. Sementara kita memeriksa saksi saksi dulu," katanya, Jumat (18/9/2015).
(zik)