Permintaan Pertalite Capai 13.000 Kl per Hari

Rabu, 16 September 2015 - 09:41 WIB
Permintaan Pertalite...
Permintaan Pertalite Capai 13.000 Kl per Hari
A A A
MEDAN - Sejak peluncuran pertalite di Medan awal bulan ini, respons masyarakat akan bahan bakar minyak (BBM) satu ini cukup tinggi.

Dalam sehari, penjualannya mencapai 13.000 kiloliter (kl). Senior Supervisor External Relation PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Zainal Abidin mengatakan, hingga sekarang peluncuran pertalite di wilayah ini masih dalam tahap uji coba, tetapi respons masyarakat terbilang bagus.

Dalam sehari, rata-rata penjualan sekitar 13.000 kl. “Sejak awal bulan sampai sekarang permintaan pertalite bagus. Diharapkan bisa terus naik dari sekarang sebesar 13.000 kl per hari,” katanya di Medan, Selasa (15/9).

Untuk diketahui, Pertamina MOR I sudah melakukan tahap uji coba penjualan pertalite pada 55 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Sumatera Utara (Sumut) dengan harga Rp8.300 per liter. Khusus di Medan, BBM ini tersedia pada 13 SPBU. Di antaranya berlokasi di SPBU Coco Jalan Yos Sudarso, Jalan Merak Jingga, Jalan HM Yamin.

“Dari total SPBU di Sumut sebanyak 325 unit, baru 55 SPBU yang menyatakan kesiapannya memasarkan pertalite karena menyangkut fasilitas dan infrastruktur. Seluruh SPBU tersebut berlokasi di 19 kabupaten/ kota,” ungkap dia.

Untuk memasarkan pertalite, tiap SPBU memang harus melakukan switch (peralihan) isi tangki dari yang sebelumnya berisi premium diubah peruntukannya menjadi pertalite. Hal ini membuat pengelola SPBU tidak bisa langsung serta- merta memasarkan pertalite, meskipun infrastrukturnya cukup. “Jadi harus ada peralihan dulu. Ini tentunya butuh proses, makanya tidak semua SPBU langsung siap menjual pertalite,” ujarnya.

Mengenai harga, Pertamina masih menetapkan sesuai harga berlaku saat ini. Namun, jika ternyata ada pergerakan harga minyak mentah dunia, tentunya perusahaan pelat merah ini akan mengikuti perubahan tersebut. “Dengan kualitas RON 90 yang berarti di bawah pertamax, harga pertalite memang mengikuti (harga) minyak dunia, jadi bisa saja berubah-ubah setiap saat. Tapi sekarang masih tetap Rp8.300 per liter hingga nanti ada perubahan,” ucapnya.

Wakil Ketua Bidang Bahan Bakar Minyak (BBM) Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Minyak dan Gas (Migas) Sumut Nandha mengatakan, pada dasarnya persiapan yang dilakukan SPBU tidak terlalu banyak, yaitu mengganti pemakaian tangki untuk bahan bakar sebelumnya menjadi dipakai pertalite.

Namun, hal tersebut menyulitkan jika pada SPBU itu hanya ada dua tangki premium dan salah satunya harus diubah untuk pertalite. “Ya tinggal pakai tangki yang ada saja, jadi diisi untuk pertalite. Tapi kalau infrastruktur di SPBU itu sedikit, memang sulit bagi pengelola,” ucapnya.

Ketika diminta tanggapannya mengenai pertalite, dia mengaku, pemilik SPBU pada umumnya antusias menjual BBM varian baru ini karena merasa lebih mudah menjualnya dibandingkan pertamax. Hal ini tentu berbeda jauh dengan target Pertamina yang menginginkan adanya peralihan dari premium ke pertalite. “Saya rasa lebih menarik menjual pertalite daripada pertamax,” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya, Pertamina terus memperluas penjualan pertalite mulai pertengahan November mendatang secara serentak ke seluruh SPBU di Sumut setelah melakukan evaluasi dari pelaksanaan uji coba pertama ini.

“Regulasinya ada di Pertamina untuk bagaimana selanjutnya. Tapi dari sosialisasi lalu disebutkan pasti akan diperluas (penjualannya) ke seluruh Sumut dan kami dari pemilik SPBU setuju-setuju saja selama infrastruktur oke,” pungkasnya.

Jelia amelida
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1541 seconds (0.1#10.140)