Disdikpora : Sekolah Bebas Tentukan Libur
A
A
A
PALEMBANG - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang masih memberikan keleluasaan kepada sekolah negeri maupun swasta mengambil kebijakan meliburkan siswanya.
Hal ini dikarenakan kabut asap di sejumlah kecamatan Palembang dinilai masih cukup pekat dan tampaknya belum ada tanda-tanda untuk ber akhir dalam waktu dekat. “Semua tingkatkan se ko - lah, boleh mengambil kebi - jakan itu. Me reka bisa mem - perpendek jam belajar jadi pu - kul 08.00 WIB, bisa juga me - mu langkan, ter gantung kon - disi wilayah ma sing-masing.
Silakan pihak se ko lah menga - tur nya,” kata K e pala Disdik - pora Palembang A h mad Zu - linto ditemui sebelum me - man tau sekolah-sekolah di Gan dus, kemarin. Pihaknya juga masih meng - eva luasi hasil cuaca yang dike - luar kan Badan Lingkungan Hi dup (BLH) Palembang. Jika cua ca masih dika te - gorikan bahaya, pihaknya akan kembali me liburkan siswa.
“Beberapa daerah pinggiran kita nilai, seperti Plaju, Jaka baring, Kertapati memiliki kabut asap yang pekat pada pagi hari. Bagi sekolah di daerah ping gir - an tersebut, kita memberikan dispensasi untuk meliburkan siswanya,” ucapnya. Jangan sampai, kata dia, dipaksakan ke sekolah dan ber - imbas pada gangguan per na pa - san siswa.
“Kepekatan kabut asap di setiap daerah berbeda. Seperti kawasan Sukarami dan beberapa daerah pinggiran lain nya, kabut asap pada pagi hari sudah cukup pekat yang bisa mengganggu pernapasan siswa,” katanya. Kondisi ini berbeda di ka wa - san Bukit Kecil dengan in ten - sitas kadar kabut yang relatif le - bih tipis.
Meski begitu, pihak - nya tetap meminta kepada se - kolah untuk memberikan tugas tambahan kepada siswa sesuai dengan silabus yang sudah d i - susun guru. Hal ini, kata Zulinto, dil aku kan agar materi pelajaran dalam satu semester tidak ke - tinggalan. “Beri tugas tam ba h - a n kepada siswa untuk diker ja - kan di rumah selama libur, se - lanjutnya tugas tersebut nan ti - nya dilaporkan saat kembali masuk sekolah,” ujarnya.
Terkait pemenuhan syarat sertifikasi guru, dia menjamin tidak akan berpengaruh. Sya - rat mengajar 24 jam dalam satu minggu tetap akan men - dapat dispensasi dari peme - rin tah. Se hingga guru tidak akan di ru gi kan karena meli - burkan siswa. “Kondisi ini situasional, saya yang menjamin tidak akan ber - pengaruh dengan sertifi kasi.
Karena hal itu sudah men jadi hak guru selama men ja lan kan tugasnya mengajar,” ujarnya. Sementara itu, Kepala SDN 16 Palembang Romilah melalui Waka SDN 16 Palembang Rat na Nurjani mengatakan, pi hak nya sudah mendapatkan in struk si dari Kadisdikpora Pa lem bang melalui SMS (pesan singkat).
Berhubung kabut asap di pagi hari sangat pekat, pi hak sekolah boleh meli burkan kembali siswa dengan ca tatan menger - jakan tugas di rumah. “Karena saat kami melihat kondisi dan cuaca yang tidak bersahabat, serta kabut asap su - dah membahayakan, maka ins - truksi itu kami ikuti,” katanya.
Lain halnya dengan SDN 179 Palembang. Kepala SDN 179 Palembang Maulina me - nga takan, memang sebelum mereka masuk sekolah pada pukul 06.40 WIB, pihak se ko lah dan komite sekolah mem buat sebuah kebijakan dengan meng - imbau kepada orang tua siswa untuk masuk pukul 08.00 WIB dengan diantar orang tuanya. “Kebijakan ini kami buat karena tidak ingin anak ter ting - gal dari pelajarannya, apa lagi kan di SDN 179 Palembang me - ne rapkan kurikulum 2013 (K- 13),” katanya.
Belum Perlu Siaga Puskesmas 24 Jam
Instruksi Pemprov Sumsel agar segera mensiagakan pus - kes mas selama 24 jam, saat meng ha dapi darurat kabut asap belum dinilai perlu di Kota Palembang. Kepala Dinas Kesehatan Pa - lembang Anton Suwindro me - nga takan, belum menerima su - rat edaran yang berasal dari pe - merintah provinsi tersebut. Jikapun nantinya men da pat - kan surat edaran mengenai tam ba han jam operasional pus - kes mas, maka hal itu dirasakan belum perlu.
Mengingat, layanan keseha - t an di Palembang termasuk mu - dah, apalagi perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit. “Belum ada edarannya, tapi sudah tau dari media massa. Tapi sampai siang ini, belum ada edaran tersebut. Dinas ten tu akan berkoordinasi dulu pada kepala daerah untuk meng ak - tifkan puskesmas hingga 24 jam,” kata Anton, kemarin.
Berbeda, jika di daerah de - ngan jarak antar layanan kese - hatan jauh, kata Anton, mereka membutuhkan obat cepat de - ngan mengoperasionalkan pus kesmas selama 24 jam. “Kalau di Palembang belum ada puskesmas yang akan buka selama 24 jam. Hal tersebut juga mempertimbangkan be - ban biaya dan petugas tam ba - han saat operasional pus kes - mas dibuka pada malam dan siang hari,” ucapnya.
Operasional juga, kata An - ton, berhubungan dengan lis - trik puskesmas dan lainnya. “Jadi memang banyak per tim - ba ngan dan belum mendesak,” ujarnya. Anton menambahkan, jum lah penderita ISPA di Palem - bang juga belum tergolong tinggi. Masyarakat saat ini, ma - kin cerdas dalam mengetahui upaya penanggulangan ter ha - dap bencana asap yang terjadi di musim kemarau.
Misalnya, mereka akan le - bih sering membeli masker, hingga menghidari kabut asap dengan tidak keluar rumah. “Jikamendesakpun, se be nar - nya sudah banyak rumah sakit yang sudah aktifkan IGD me - reka. Nantikitabicarakanlagi. Se - perlu apa, puskesmas di Pale m - bang buka 24 jam,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinkes Sumsel, penderita ISPA mengalami peningkatan sejak awal September lalu. Akan tetapi, peningkatan terjadi pada daerah dengan lapisan kabut asap yang lebih tinggi, misalnya di OKI dan Muba. Kasi Bina Pengendalian Pe - nyakit Menular Dinkes Sumsel Sumsel Mulyono mengatakan, peningkatan jumlah penderita ISPA belum merata.
Hanya saja, sebagai an - tisipasi memang ha rus mem - permudah akses ma sya rakat ke layanan puskes mas. ”Sudah ada edaran untuk me ng antisipasi meningkatnya jumlah pen derita ISPA ini,” katanya.
Yulia savitri/ tasmalinda
Hal ini dikarenakan kabut asap di sejumlah kecamatan Palembang dinilai masih cukup pekat dan tampaknya belum ada tanda-tanda untuk ber akhir dalam waktu dekat. “Semua tingkatkan se ko - lah, boleh mengambil kebi - jakan itu. Me reka bisa mem - perpendek jam belajar jadi pu - kul 08.00 WIB, bisa juga me - mu langkan, ter gantung kon - disi wilayah ma sing-masing.
Silakan pihak se ko lah menga - tur nya,” kata K e pala Disdik - pora Palembang A h mad Zu - linto ditemui sebelum me - man tau sekolah-sekolah di Gan dus, kemarin. Pihaknya juga masih meng - eva luasi hasil cuaca yang dike - luar kan Badan Lingkungan Hi dup (BLH) Palembang. Jika cua ca masih dika te - gorikan bahaya, pihaknya akan kembali me liburkan siswa.
“Beberapa daerah pinggiran kita nilai, seperti Plaju, Jaka baring, Kertapati memiliki kabut asap yang pekat pada pagi hari. Bagi sekolah di daerah ping gir - an tersebut, kita memberikan dispensasi untuk meliburkan siswanya,” ucapnya. Jangan sampai, kata dia, dipaksakan ke sekolah dan ber - imbas pada gangguan per na pa - san siswa.
“Kepekatan kabut asap di setiap daerah berbeda. Seperti kawasan Sukarami dan beberapa daerah pinggiran lain nya, kabut asap pada pagi hari sudah cukup pekat yang bisa mengganggu pernapasan siswa,” katanya. Kondisi ini berbeda di ka wa - san Bukit Kecil dengan in ten - sitas kadar kabut yang relatif le - bih tipis.
Meski begitu, pihak - nya tetap meminta kepada se - kolah untuk memberikan tugas tambahan kepada siswa sesuai dengan silabus yang sudah d i - susun guru. Hal ini, kata Zulinto, dil aku kan agar materi pelajaran dalam satu semester tidak ke - tinggalan. “Beri tugas tam ba h - a n kepada siswa untuk diker ja - kan di rumah selama libur, se - lanjutnya tugas tersebut nan ti - nya dilaporkan saat kembali masuk sekolah,” ujarnya.
Terkait pemenuhan syarat sertifikasi guru, dia menjamin tidak akan berpengaruh. Sya - rat mengajar 24 jam dalam satu minggu tetap akan men - dapat dispensasi dari peme - rin tah. Se hingga guru tidak akan di ru gi kan karena meli - burkan siswa. “Kondisi ini situasional, saya yang menjamin tidak akan ber - pengaruh dengan sertifi kasi.
Karena hal itu sudah men jadi hak guru selama men ja lan kan tugasnya mengajar,” ujarnya. Sementara itu, Kepala SDN 16 Palembang Romilah melalui Waka SDN 16 Palembang Rat na Nurjani mengatakan, pi hak nya sudah mendapatkan in struk si dari Kadisdikpora Pa lem bang melalui SMS (pesan singkat).
Berhubung kabut asap di pagi hari sangat pekat, pi hak sekolah boleh meli burkan kembali siswa dengan ca tatan menger - jakan tugas di rumah. “Karena saat kami melihat kondisi dan cuaca yang tidak bersahabat, serta kabut asap su - dah membahayakan, maka ins - truksi itu kami ikuti,” katanya.
Lain halnya dengan SDN 179 Palembang. Kepala SDN 179 Palembang Maulina me - nga takan, memang sebelum mereka masuk sekolah pada pukul 06.40 WIB, pihak se ko lah dan komite sekolah mem buat sebuah kebijakan dengan meng - imbau kepada orang tua siswa untuk masuk pukul 08.00 WIB dengan diantar orang tuanya. “Kebijakan ini kami buat karena tidak ingin anak ter ting - gal dari pelajarannya, apa lagi kan di SDN 179 Palembang me - ne rapkan kurikulum 2013 (K- 13),” katanya.
Belum Perlu Siaga Puskesmas 24 Jam
Instruksi Pemprov Sumsel agar segera mensiagakan pus - kes mas selama 24 jam, saat meng ha dapi darurat kabut asap belum dinilai perlu di Kota Palembang. Kepala Dinas Kesehatan Pa - lembang Anton Suwindro me - nga takan, belum menerima su - rat edaran yang berasal dari pe - merintah provinsi tersebut. Jikapun nantinya men da pat - kan surat edaran mengenai tam ba han jam operasional pus - kes mas, maka hal itu dirasakan belum perlu.
Mengingat, layanan keseha - t an di Palembang termasuk mu - dah, apalagi perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit. “Belum ada edarannya, tapi sudah tau dari media massa. Tapi sampai siang ini, belum ada edaran tersebut. Dinas ten tu akan berkoordinasi dulu pada kepala daerah untuk meng ak - tifkan puskesmas hingga 24 jam,” kata Anton, kemarin.
Berbeda, jika di daerah de - ngan jarak antar layanan kese - hatan jauh, kata Anton, mereka membutuhkan obat cepat de - ngan mengoperasionalkan pus kesmas selama 24 jam. “Kalau di Palembang belum ada puskesmas yang akan buka selama 24 jam. Hal tersebut juga mempertimbangkan be - ban biaya dan petugas tam ba - han saat operasional pus kes - mas dibuka pada malam dan siang hari,” ucapnya.
Operasional juga, kata An - ton, berhubungan dengan lis - trik puskesmas dan lainnya. “Jadi memang banyak per tim - ba ngan dan belum mendesak,” ujarnya. Anton menambahkan, jum lah penderita ISPA di Palem - bang juga belum tergolong tinggi. Masyarakat saat ini, ma - kin cerdas dalam mengetahui upaya penanggulangan ter ha - dap bencana asap yang terjadi di musim kemarau.
Misalnya, mereka akan le - bih sering membeli masker, hingga menghidari kabut asap dengan tidak keluar rumah. “Jikamendesakpun, se be nar - nya sudah banyak rumah sakit yang sudah aktifkan IGD me - reka. Nantikitabicarakanlagi. Se - perlu apa, puskesmas di Pale m - bang buka 24 jam,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinkes Sumsel, penderita ISPA mengalami peningkatan sejak awal September lalu. Akan tetapi, peningkatan terjadi pada daerah dengan lapisan kabut asap yang lebih tinggi, misalnya di OKI dan Muba. Kasi Bina Pengendalian Pe - nyakit Menular Dinkes Sumsel Sumsel Mulyono mengatakan, peningkatan jumlah penderita ISPA belum merata.
Hanya saja, sebagai an - tisipasi memang ha rus mem - permudah akses ma sya rakat ke layanan puskes mas. ”Sudah ada edaran untuk me ng antisipasi meningkatnya jumlah pen derita ISPA ini,” katanya.
Yulia savitri/ tasmalinda
(bbg)