Warga Muara Bungo-Surolangun Pilih Terbang Dari Lubuklinggau
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Dampak penutupan Bandara Sultan Taha Jambi akibat kabut asap, membuat penumpang dari wilayah Muara Bungo dan Surolangun menuju ke Bandara Silampari, Lubuklinggau.
Warga Muara Bungo dan Su rolangun tersebut, tetap igin mengunakan transportasi udara dari daerah terdekat. Apa lagi, jarak antara Kabu pa - ten Sarolangun menuju kota Lubuklinggau lewat jalan da - rat, hanya memakan waktu sa - tu jam. Berbeda dengan jarak Sarolangun-Jambi, yang bisa menelan waktu empat jam le - wat jalan darat.
“Karena kabut asap, bandara di Jambi tutup dan saya pilih berangkat dari sini (Lubuklinggau) untuk tu - juan Jakarta,” ujar Taufik Hi da - yat, warga Sarolangun, Jambi, salah satu penumpang mas ka - pai Nam Air di Bandara Si lam - pari. District Manager maskapai Nam Air Lubuklinggau An - dres ki Herlambang, mem be - nar kan hal itu. Faktor ke pe - katan kabut asap beberapa pekan ini, memang me nye bab - kan bandara di Jambi sempat ditutup.
Kondisi itulah yang membuat sejumlah penum - pang dari Provinsi Jambi, yang wilayah berdekatan dengan Lubuklinggau, beralih ke Bandara Silampari. “Tidak te r - lalu banyak, mungkin hanya sekitar 5%. Mereka memilih terbang dari Lubuklinggau , ka - rena efek asap. Apalagi Su - rolangun, Bangko, Muaro Bu - ngo wilayahnya lebih dekat ke kita,” ungkapnya.
Menurut Andreski, ber - tam bahnya penumpang dari pro vinsi tetangga, belum ter - lalu berpengaruh pada pe ning - katan seat dari maskapai Nam Air. Karena dalam tiap hari, ha - nya ada dua kali penerbangan di Bandara Silampari. Bahkan, dampak dari kabut asap juga sepekan terakhir, membuat jadwal penerbangan mengalami delay.
Terpisah, Kepala Bandara Silampari Makmur Sitorus, membenarkan, bahwa dam - pak dari kabut asap yang te r - jadi diwilayah Sumatera khu - sus nya wilayah Jambi, mem - buat bandara di daerah tersebut untuk sementara waktu ditutup.
“Mungkin karena ka - but asap, warga Bangko dan Sarolangun yang ingin ke Jakarta datang kesini. Nanti akan kita survei yang pakai Bandara Silampari,” pungkasnya.
Hengky chandra agoes
Warga Muara Bungo dan Su rolangun tersebut, tetap igin mengunakan transportasi udara dari daerah terdekat. Apa lagi, jarak antara Kabu pa - ten Sarolangun menuju kota Lubuklinggau lewat jalan da - rat, hanya memakan waktu sa - tu jam. Berbeda dengan jarak Sarolangun-Jambi, yang bisa menelan waktu empat jam le - wat jalan darat.
“Karena kabut asap, bandara di Jambi tutup dan saya pilih berangkat dari sini (Lubuklinggau) untuk tu - juan Jakarta,” ujar Taufik Hi da - yat, warga Sarolangun, Jambi, salah satu penumpang mas ka - pai Nam Air di Bandara Si lam - pari. District Manager maskapai Nam Air Lubuklinggau An - dres ki Herlambang, mem be - nar kan hal itu. Faktor ke pe - katan kabut asap beberapa pekan ini, memang me nye bab - kan bandara di Jambi sempat ditutup.
Kondisi itulah yang membuat sejumlah penum - pang dari Provinsi Jambi, yang wilayah berdekatan dengan Lubuklinggau, beralih ke Bandara Silampari. “Tidak te r - lalu banyak, mungkin hanya sekitar 5%. Mereka memilih terbang dari Lubuklinggau , ka - rena efek asap. Apalagi Su - rolangun, Bangko, Muaro Bu - ngo wilayahnya lebih dekat ke kita,” ungkapnya.
Menurut Andreski, ber - tam bahnya penumpang dari pro vinsi tetangga, belum ter - lalu berpengaruh pada pe ning - katan seat dari maskapai Nam Air. Karena dalam tiap hari, ha - nya ada dua kali penerbangan di Bandara Silampari. Bahkan, dampak dari kabut asap juga sepekan terakhir, membuat jadwal penerbangan mengalami delay.
Terpisah, Kepala Bandara Silampari Makmur Sitorus, membenarkan, bahwa dam - pak dari kabut asap yang te r - jadi diwilayah Sumatera khu - sus nya wilayah Jambi, mem - buat bandara di daerah tersebut untuk sementara waktu ditutup.
“Mungkin karena ka - but asap, warga Bangko dan Sarolangun yang ingin ke Jakarta datang kesini. Nanti akan kita survei yang pakai Bandara Silampari,” pungkasnya.
Hengky chandra agoes
(ftr)