Pemkot Tak Becus Tangani Putri Cempo
A
A
A
KARANGANYAR - Kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Kota Solo sejak Minggu (6/9) hanya salah satu dari sekian masalah yang terjadi di lokasi pembuangan sampah tersebut.
Tidak hanya terganggu asap kebakaran, warga sekitar khususnya warga Plesungan, Kecamatan Gondangrejo yang lokasinya berdekatan dengan TPA mengeluhkan bau menyengat yang ditimbulkan. Belum termasuk pencemaran lingkungan akibat tidak adanya pengolahan sampah yang ditampung.
Tokoh masyarakat Plesungan, Haryanto menyatakan masalah di TPA tersebut sudah cukup banyak. Mulai dari bau yang menyengat yang timbul, pencemaran lingkungan akibat tidak adanya pengolahan sampah, hingga asap yang ditimbulkan saat kebakaran terjadi. TPA tersebut secara administratif terletak di Kota Solo, dan digunakan untuk membuang sampah dari warga Kota Bengawan.
Akan tetapi, dampak buruk yang dihasilkan justru diterima warga Plesungan yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. Dia mencontohkan asap kebakaran yang menghantui warga sejak Minggu (6/9). Dia menuding Pemkot Solo tidak maksimal dalam upaya pemadaman kebakaran.
Pasalnya, api hanya berhasil dipadamkan pada bagian permukaan dan tetap menyala di bagian bawah sehingga menimbulkan asap pekat. Akibatnya, jarak pandang di sekitar lokasi sangat terbatas dan asap mengganggu kesehatan warga. “Pemkot Solo harus lebih serius menangani persoalan di TPA Putri Cempo. Jangan sampai masyarakat sekitar tersiksa dengan kejadian kebakaran dan buruknya pengelolaan sampah tersebut,” tandasnya kemarin.
Salah seorang warga Plesungan RT 08, Waginem menambahkan, asap pekat yang ditimbulkan dari kebakaran TPA masuk ke permukiman dan menimbulkan bau yang cukup menyengat. Akibatnya, tidak sedikit warga yang mengalami sesak nafas. Untuk menghindari dampak yang lebih buruk, puluhan balita terpaksa diungsikan ke tempat sanak saudara yang lebih aman.
Kebakaran tersebut rutin terjadi tiap tahun tapi tidak pernah ditangani dengan serius oleh Pemkot Solo. “Kalau dikelola dengan baik kebakaran bisa dihindari dan tidak akan ada lagi asap yang mengganggu warga kala kemarau berlangsung,” ucapnya.
Susah Dipadamkan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo terus berupaya memadamkan api yang membakar sampah di TPA Putri Cempo. Hanya, api susah dipadamkan karena titik api berada di bagian bawah gunungan sampah. Kepala Pelaksana Harian BPBD Solo Gatot Sutanto mengatakan, tercatat sudah lima hektar lahan TPA Putri Cempo yang terbakar sejak beberapa hari lalu.
Asap pekat yang timbul dari tumpukan sampah diakui sangat membahayakan kesehatan warga. Setiap hari satu unit mobil pemadam kebakaran (PMK) dan dua unit mobil tangki dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan titik api.
Namun, penyemprotan harus terus dilakukan agar api tidak kembali membesar. “Titik api masih terlihat di beberapa lokasi terutama bagian utara. Api berada di bawah tumpukan sampah, jadi harus rutin disemprot air,” ujar Gatot Sutanto kemarin.
Sementara itu, guna mengantisipasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat asap yang ditimbulkan, puskesmas di sekitar TPA Putri Cempo disiagakan guna memantau kesehatan warga. “Sejauh ini memang belum ada laporan adanya pasien akibat ISPA. Tapi kami tetap menyiagakan petugas untuk memantau kondisinya,” kata Kasi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo Agus Hufron.
Gangguan ISPA berpotensi menyerang warga seiring melemahnya daya tahan tubuh mereka selama musim kemarau. Gejala yang diderita menyerupai flu karena sama-sama menyerang saluran pernapasan. Mulai dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru. “Kalau tidak ada kepentingan mendesak, lebih baik tidak keluar rumah untuk sementara waktu,” ucapnya.
Arief setiadi/ Ary wahyu wibowo
Tidak hanya terganggu asap kebakaran, warga sekitar khususnya warga Plesungan, Kecamatan Gondangrejo yang lokasinya berdekatan dengan TPA mengeluhkan bau menyengat yang ditimbulkan. Belum termasuk pencemaran lingkungan akibat tidak adanya pengolahan sampah yang ditampung.
Tokoh masyarakat Plesungan, Haryanto menyatakan masalah di TPA tersebut sudah cukup banyak. Mulai dari bau yang menyengat yang timbul, pencemaran lingkungan akibat tidak adanya pengolahan sampah, hingga asap yang ditimbulkan saat kebakaran terjadi. TPA tersebut secara administratif terletak di Kota Solo, dan digunakan untuk membuang sampah dari warga Kota Bengawan.
Akan tetapi, dampak buruk yang dihasilkan justru diterima warga Plesungan yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. Dia mencontohkan asap kebakaran yang menghantui warga sejak Minggu (6/9). Dia menuding Pemkot Solo tidak maksimal dalam upaya pemadaman kebakaran.
Pasalnya, api hanya berhasil dipadamkan pada bagian permukaan dan tetap menyala di bagian bawah sehingga menimbulkan asap pekat. Akibatnya, jarak pandang di sekitar lokasi sangat terbatas dan asap mengganggu kesehatan warga. “Pemkot Solo harus lebih serius menangani persoalan di TPA Putri Cempo. Jangan sampai masyarakat sekitar tersiksa dengan kejadian kebakaran dan buruknya pengelolaan sampah tersebut,” tandasnya kemarin.
Salah seorang warga Plesungan RT 08, Waginem menambahkan, asap pekat yang ditimbulkan dari kebakaran TPA masuk ke permukiman dan menimbulkan bau yang cukup menyengat. Akibatnya, tidak sedikit warga yang mengalami sesak nafas. Untuk menghindari dampak yang lebih buruk, puluhan balita terpaksa diungsikan ke tempat sanak saudara yang lebih aman.
Kebakaran tersebut rutin terjadi tiap tahun tapi tidak pernah ditangani dengan serius oleh Pemkot Solo. “Kalau dikelola dengan baik kebakaran bisa dihindari dan tidak akan ada lagi asap yang mengganggu warga kala kemarau berlangsung,” ucapnya.
Susah Dipadamkan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo terus berupaya memadamkan api yang membakar sampah di TPA Putri Cempo. Hanya, api susah dipadamkan karena titik api berada di bagian bawah gunungan sampah. Kepala Pelaksana Harian BPBD Solo Gatot Sutanto mengatakan, tercatat sudah lima hektar lahan TPA Putri Cempo yang terbakar sejak beberapa hari lalu.
Asap pekat yang timbul dari tumpukan sampah diakui sangat membahayakan kesehatan warga. Setiap hari satu unit mobil pemadam kebakaran (PMK) dan dua unit mobil tangki dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan titik api.
Namun, penyemprotan harus terus dilakukan agar api tidak kembali membesar. “Titik api masih terlihat di beberapa lokasi terutama bagian utara. Api berada di bawah tumpukan sampah, jadi harus rutin disemprot air,” ujar Gatot Sutanto kemarin.
Sementara itu, guna mengantisipasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat asap yang ditimbulkan, puskesmas di sekitar TPA Putri Cempo disiagakan guna memantau kesehatan warga. “Sejauh ini memang belum ada laporan adanya pasien akibat ISPA. Tapi kami tetap menyiagakan petugas untuk memantau kondisinya,” kata Kasi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo Agus Hufron.
Gangguan ISPA berpotensi menyerang warga seiring melemahnya daya tahan tubuh mereka selama musim kemarau. Gejala yang diderita menyerupai flu karena sama-sama menyerang saluran pernapasan. Mulai dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru. “Kalau tidak ada kepentingan mendesak, lebih baik tidak keluar rumah untuk sementara waktu,” ucapnya.
Arief setiadi/ Ary wahyu wibowo
(ftr)