Dukungan Raja Perempuan Bermunculan

Senin, 07 September 2015 - 09:13 WIB
Dukungan Raja Perempuan Bermunculan
Dukungan Raja Perempuan Bermunculan
A A A
BANTUL - Dukungan terhadap wacana raja perempuan di Keraton Yogyakarta mulai bermunculan.

Kemarin siang, puluhan orang mendeklar asikan Laskar Ratu Mangku - bumi. Mereka menyatakan si - kap mendukung sabda raja dan siap mengawal bertahta - nya GKR Mangkubumi menjadi raja di Keraton Yogya kar - ta. Namun deklarasi yang digelar di petilasan Ki Ageng Ma - ngir, Dusun Mangir, Sen dang - sa ri, Pajangan, Bantul, ini tak ber jalan lancar.

Sebab beberapa orang yang mengaku sebagai pemuda dari Dusun Ma - ngir mencoba menggagalkan deklarasi ini. “Kami dilarang me ngeluarkan spanduk dan pos ter. Kami juga dilarang men deklarasikan di sini. Pa - da hal pemilik tanah petilasan ini sudah mengizinkan. Tanah di petilasan ini milik pribadi,” kata Siswanta, koordinator aksi seusai membaca per nya - taan sikap, kemarin.

Tak ingin terjadi konflik, Sis wanta pun mengalah. Di ri - nya tak jadi menggelar de kla - rasi di depan petilasan. Na - mun di depan wartawan Sis - wan ta sempat membacakan per nyataan sikap terkait du - ku ngannya terhadap wacana raja perempuan. Menurutnya semua warga ber tanggung jawab menciptakan masa depan DIY menjadi lebih baik.

Selain untuk menghargai 70 tahun bergabungnya Negeri Ngayojokarto Hadi - ning rat dan menghargai perjuangan serta keberadaan pe - rempuan, maka tak ada salahnya perempuan memimpin Yog yakarta. “Kami mendeklarasikan save sabda raja. Kami mendukung sabda raja dan penetapan GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi untuk selanjutnya menjadi raja di Ke - raton Yogyakarta. Kami juga me nyatakan Raja Keraton Yog - ya karta otomatis menjadi Gu - ber nur DIY mulai masa bakti 2017,” katanya.

Menurut Siswanta, de kla - rasi Laskar Ratu Mangkubumi di Petilasan Ki Ageng Mangir ini adalah langkah awal, nanti akan ada laskar serupa di seluruh DIY. Seusai membacakan pernyata - an di depan warta wan, Siswanta langsung pergi me ninggalkan puluhan warga yang sedianya mengikuti acara deklarasi itu. Sejumlah warga ini khusus da - tang menggunakan dua buah ke reta kelinci. “Untuk meng - hin dari konflik dengan warga yang tadi menolak, saya memi - lih segera pergi,” ujarnya.

Saat meninggalkan petilas - an demi menghindari hal yang ti dak diinginkan, Siswanta bah kan meminta sejumlah war tawan menemaninya sampai di Pabapang Bantul. Sementara Ketua Pemuda Dusun Mangir, IwanPurnama mengatakan, warga Mangir bi sa marah jika aksi deklarasi ter - sebut dilanjutkan.

Iwan berda - lih jika petilasan itu milik warga meski tanah di lokasi itu atas nama pribadi. Iwan juga menyatakan jika warga Mangir tak mau ikut dalam konflik internal keraton. Menurutnya itu adalah konflik keluarga sehingga warga Mangir tak mau ikut-ikutan.

“Kami netral, abstain. Kami tidak mau jika nanti di media disebut warga Mangir mendukung salah satu pihak. Kami punya jati diri sendiri. Kami juga sudah konfirmasi ke ajudan Gusti Pembayun dan dinya ta - kan kalau acara ini tak ada hu - bungannya dengan keraton,” katanya.

Sementara begitu mengetahui warga setempat menolak acara deklarasi itu, puluhan war ga yang mayoritas adalah ibu-ibu kemudian memilih du - duk-duduk di pintu gerbang pe - tilasan. Sebelumnya, mereka sempat naik dan melihat-lihat lokasi petilasan.

Seperti diketahui, polemik di Keraton Yogyakarta ini mun - cul seusai Raja Yogyakarta Sri Sul tan Hamengku Buwono X me ngeluarkan sabda raja pada tanggal 30 April 2015. Dalam sabda raja ini Sultan mengganti nama menjadi Sri Sultan Ha - mangku Bawono Kasepuluh dan mengganti gelar. Kemu di - an pada 5 Mei 2015, Sultan me - ngeluarkan Dawuh Raja yang mengangkat GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi.

Langkah Sultan ini ditentang adik-adiknya. Mereka meng - ang gap raja telah melanggar pau geran. Para adik Sultan juga menuding Sabda Raja dan Da - wuh Raja itu hanya untuk me - mu luskan putri sulung Sultan naik tahta.

Ainunnajib
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6384 seconds (0.1#10.140)