DPRD Kecewa Pengerukan Adikarto Tak efektif
A
A
A
KULONPROGO - Kalangan DPRD Kulonprogo kecewa dengan perkembangan pengerjaan proyek Pelabuhan Tanjung Adikarto. Pengerukan pasir di kolam pelabuhan tidak efektif karena hanya menggunakan mesin dengan kapasitas kecil.
“Kalau seperti ini, tidak efektif,” kata Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo Hamam Cah yadi saat melakukan inspeksi mendadak atau sidak di pe labuhan tersebut, kemarin. Sidak ini juga diikuti oleh anggota Komisi II DPRD untuk me lihat pelaksanaan pekerjaan. Dia menilai, peralatan yang di gunakan oleh rekanan kurang ideal. Selain kecil, peralatan juga terlampau sederhana. Mereka hanya mengoperasionalkan mesin disel di atas perahu kecil untuk menyedot pasir dari dasar kolam. Sedangkan pipa besar yang dipasang un tuk menaikkan pasir tidak ber fungsi sama sekali.
“Kalau se perti ini saya sangsi pekerjaan bisa tepat waktu,” ucap politikus PKS ini. Sesuai kontrak kerja, pengerukan kolam pelabuhan akan berakhir pada pertengahan November. Agar bisa efektif, satuan kerja perangkat dae rah (SKPD) seharusnya melakukan pengawasan lebih intensif. Termasuk meminta penjelasan dari PT Hamdaru Adi Pu tra selaku rekanan.
“Perlu tek nologi yang lebih efektif,” ucap Hamam. Ketua II DPRD Kulonprogo Muhtarom Asrori juga menyangsikan target gubernur un tuk mengoperasionalkan pelabuhan ini tahun depan bisa terealisasi. “Dengan peralatan yang sangat sederhana, tidak mungkin bisa melakukan pengerukan dalam waktu yang su dah ditentukan. Pengerukan semestinya seperti di alur masuk dan menggunakan mesin besar,” tuturnya.
Pelabuhan ini, kata dia, akan menjadi salah satu potensi pendukung ekonomi Kulonprogo. Banyak nelayan dan calon investor yang tertarik menanamkan investasinya di sini. Namun semuanya masih menunggu beroperasinya pelabuhan dan nilai tangkapan ikan nelayan. “Pelabuhan sangat diharapkan mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD), ini harus dikawal ber sama,” tandasnya.
Kuntadi
“Kalau seperti ini, tidak efektif,” kata Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo Hamam Cah yadi saat melakukan inspeksi mendadak atau sidak di pe labuhan tersebut, kemarin. Sidak ini juga diikuti oleh anggota Komisi II DPRD untuk me lihat pelaksanaan pekerjaan. Dia menilai, peralatan yang di gunakan oleh rekanan kurang ideal. Selain kecil, peralatan juga terlampau sederhana. Mereka hanya mengoperasionalkan mesin disel di atas perahu kecil untuk menyedot pasir dari dasar kolam. Sedangkan pipa besar yang dipasang un tuk menaikkan pasir tidak ber fungsi sama sekali.
“Kalau se perti ini saya sangsi pekerjaan bisa tepat waktu,” ucap politikus PKS ini. Sesuai kontrak kerja, pengerukan kolam pelabuhan akan berakhir pada pertengahan November. Agar bisa efektif, satuan kerja perangkat dae rah (SKPD) seharusnya melakukan pengawasan lebih intensif. Termasuk meminta penjelasan dari PT Hamdaru Adi Pu tra selaku rekanan.
“Perlu tek nologi yang lebih efektif,” ucap Hamam. Ketua II DPRD Kulonprogo Muhtarom Asrori juga menyangsikan target gubernur un tuk mengoperasionalkan pelabuhan ini tahun depan bisa terealisasi. “Dengan peralatan yang sangat sederhana, tidak mungkin bisa melakukan pengerukan dalam waktu yang su dah ditentukan. Pengerukan semestinya seperti di alur masuk dan menggunakan mesin besar,” tuturnya.
Pelabuhan ini, kata dia, akan menjadi salah satu potensi pendukung ekonomi Kulonprogo. Banyak nelayan dan calon investor yang tertarik menanamkan investasinya di sini. Namun semuanya masih menunggu beroperasinya pelabuhan dan nilai tangkapan ikan nelayan. “Pelabuhan sangat diharapkan mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD), ini harus dikawal ber sama,” tandasnya.
Kuntadi
(ars)