Kegiatan Lomba dan Tradisi Bernilai Budaya Tinggi

Kegiatan Lomba dan Tradisi Bernilai Budaya Tinggi
A
A
A
Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam rangkaian peringatan ulang tahun Kabupaten Kuningan sepekan penuh masyarakat menikmati berbagai sajian acara.
Terutama yang menonjolkan berbagai hasil pembangunan dan kegiatan tradisi warisan nenek moyang di ranah lereng Gunung Ciremai itu. Salah satu perhelatan budaya yang senantiasa mendapat perhatian istimewa baik dari warga setempat, atau para turis di momen syukuran hari jadi itu adalah tradisi Saptonan. Tradisi ini didalamnya berisi lomba ketangkasan dalam menunggangi kuda dan memasukan tombak kedalam lubang di bawah ember yang digantung di atas tempat yang telah disediakan oleh panitia.
Perlombaan yang sudah berlangsung sejak berabadabad silam tersebut dalam beberapa tahun terakhir berlangsung di Lapangan Desa Kertawangunan Kecamatan Sindangagung, serta diikuti oleh kuda-kuda Kuningan yang terkenal sangat gesit. Kegiatan ini selalu memberikan tontonan menarik, sekaligus tak jarang mempertontonkan kejadiankejadian unik, baik yang diperlihatkan oleh si penunggang kuda maupun oleh kuda itu sendiri.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kabudayaan Kabupaten Kuningan Teddy Suminar menyebutkan, saptonan merupakan suatu kebudayaan bernilai jual tinggi yang dikemas dalam suatu acara menarik dan telah dipromosikan ke tingkat nasional maupun internasional, sehingga setiap tahunnya banyak diminati oleh wisatawan.
“Tradisi ini sangat unik dan sudah menjadi ciri khas Kabupaten Kuningan yang patut dilestarikan karena ternyata banyak digemari oleh turis dari mancanegara juga,” tuturnya. Kebanggan itupun disampaikan Bupati Kuningan Utje Ch Suganda yang menghadiri secara langsung kegiatan ini mengenakan pakaian adat sunda ( kebaya ) dan tiba dengan kendaraan tradisional sebuah bendi kraton.
Dia mengungkapkan selain sebagai upaya pelstarian adat tradisi, saptonan juga dapat mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat kuningan. “Saptonan adalah salah satu dari ratusan pesta budaya yang ada di Kuningan, keberadaanya akan terus kami lestarikan dan dikembangkan demi kemajuan dunia kepariwisataan,” ucapnya.
Utje meyakini dengan upaya keras yang dilakukan pemerintah kabupaten (Pemkab) dalam memperkenalkan kekayaan budaya dan keindahan alam yang dimiliki Kuningan, kedepan akan mampu menjadi daerah destinasi wisata baik secara nasional maupun internasional.
Yudi R S
Terutama yang menonjolkan berbagai hasil pembangunan dan kegiatan tradisi warisan nenek moyang di ranah lereng Gunung Ciremai itu. Salah satu perhelatan budaya yang senantiasa mendapat perhatian istimewa baik dari warga setempat, atau para turis di momen syukuran hari jadi itu adalah tradisi Saptonan. Tradisi ini didalamnya berisi lomba ketangkasan dalam menunggangi kuda dan memasukan tombak kedalam lubang di bawah ember yang digantung di atas tempat yang telah disediakan oleh panitia.
Perlombaan yang sudah berlangsung sejak berabadabad silam tersebut dalam beberapa tahun terakhir berlangsung di Lapangan Desa Kertawangunan Kecamatan Sindangagung, serta diikuti oleh kuda-kuda Kuningan yang terkenal sangat gesit. Kegiatan ini selalu memberikan tontonan menarik, sekaligus tak jarang mempertontonkan kejadiankejadian unik, baik yang diperlihatkan oleh si penunggang kuda maupun oleh kuda itu sendiri.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kabudayaan Kabupaten Kuningan Teddy Suminar menyebutkan, saptonan merupakan suatu kebudayaan bernilai jual tinggi yang dikemas dalam suatu acara menarik dan telah dipromosikan ke tingkat nasional maupun internasional, sehingga setiap tahunnya banyak diminati oleh wisatawan.
“Tradisi ini sangat unik dan sudah menjadi ciri khas Kabupaten Kuningan yang patut dilestarikan karena ternyata banyak digemari oleh turis dari mancanegara juga,” tuturnya. Kebanggan itupun disampaikan Bupati Kuningan Utje Ch Suganda yang menghadiri secara langsung kegiatan ini mengenakan pakaian adat sunda ( kebaya ) dan tiba dengan kendaraan tradisional sebuah bendi kraton.
Dia mengungkapkan selain sebagai upaya pelstarian adat tradisi, saptonan juga dapat mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat kuningan. “Saptonan adalah salah satu dari ratusan pesta budaya yang ada di Kuningan, keberadaanya akan terus kami lestarikan dan dikembangkan demi kemajuan dunia kepariwisataan,” ucapnya.
Utje meyakini dengan upaya keras yang dilakukan pemerintah kabupaten (Pemkab) dalam memperkenalkan kekayaan budaya dan keindahan alam yang dimiliki Kuningan, kedepan akan mampu menjadi daerah destinasi wisata baik secara nasional maupun internasional.
Yudi R S
(ars)