Puluhan Warga Garut Keracunan Setelah Santap Bubur Sumsum
A
A
A
GARUT - Puluhan warga dari dua desa Kecamatan Bayongbong, Garut, Jawa Barat, dilarikan ke puskesmas terdekat karena mengalami keracunan. Gejala seperti mual, sakit kepala, dan muntah dialami setelah mereka mengonsumsi jajanan pasar yang dijajakan pedagang.
Puluhan warga yang dibawa ke Puskesmas Bayongbong itu berasal dari sejumlah kampung di Desa Mekarsari dan Mulyasari. Hingga kini, sedikitnya jumlah warga yang datang untuk mendapat pertolongan medis sebanyak 30 orang.
Sebagian besar di antara merekamerupakan anak-anak dan wanita dewasa. Para korban keracunan mulai ramai berdatangan pada pukul 09.00 WIB.
"Jumlahnya sangat banyak. Ruang perawatan puskesmas kami tidak mampu menampung mereka semua. Jadi sebagian lagi dirawat di lorong puskesmas menggunakan tempat tidur darurat," kata Kepala Puskesmas Bayongbong Elan, Rabu (2/9/2015).
Dari keterangan para korban, tambah Elan, mereka mengalami gejala keracunan seusai menyantap jajanan pasar berupa bubur sumsum atau yang akrab disebut warga sebagai bubur lemu. Sampel makanan jenis ini telah diambil dari warga untuk dikirim ke laboratorium di Bandung untuk diperiksa.
"Hasil dari penelitian terhadap sampel itu baru akan keluar satu pekan mendatang. Bakteri penyebab keracunannya bisa diketahui nanti," ucapnya.
Sebagai penanganan medis, para korban diberi cairan infus untuk mengganti cairan yang hilang dan obat. Rata-rata korban mengalami dehidrasi.
Sementara itu, Nunung (37), ibu salah satu korban keracunan, membenarkan gejala keracunan yang dialami anaknya muncul setelah mengonsumsi bubur sumsum. Jajanan pasar itu dia beli pada Selasa (1/9/2015) sore.
"Saya membelinya dari penjual yang biasa berdagang. Sudah langganan, jadi tidak berpikir apa-apa. Setelah dimakan anak, pada malam harinya anak mengeluh sakit. Saya kira cuma sakit perut biasa. Tapi berlangsung sampai pagi," tuturnya.
Dia pun baru mengetahui apa yang menimpa pada anaknya dari tetangganya. Rupanya tetangganya yang mengonsumsi bubur sumsum juga mengalami hal yang sama.
"Setelah tahu begitu, langsung saya bawa anak ke puskesmas dengan diantar suami."
Puluhan warga yang dibawa ke Puskesmas Bayongbong itu berasal dari sejumlah kampung di Desa Mekarsari dan Mulyasari. Hingga kini, sedikitnya jumlah warga yang datang untuk mendapat pertolongan medis sebanyak 30 orang.
Sebagian besar di antara merekamerupakan anak-anak dan wanita dewasa. Para korban keracunan mulai ramai berdatangan pada pukul 09.00 WIB.
"Jumlahnya sangat banyak. Ruang perawatan puskesmas kami tidak mampu menampung mereka semua. Jadi sebagian lagi dirawat di lorong puskesmas menggunakan tempat tidur darurat," kata Kepala Puskesmas Bayongbong Elan, Rabu (2/9/2015).
Dari keterangan para korban, tambah Elan, mereka mengalami gejala keracunan seusai menyantap jajanan pasar berupa bubur sumsum atau yang akrab disebut warga sebagai bubur lemu. Sampel makanan jenis ini telah diambil dari warga untuk dikirim ke laboratorium di Bandung untuk diperiksa.
"Hasil dari penelitian terhadap sampel itu baru akan keluar satu pekan mendatang. Bakteri penyebab keracunannya bisa diketahui nanti," ucapnya.
Sebagai penanganan medis, para korban diberi cairan infus untuk mengganti cairan yang hilang dan obat. Rata-rata korban mengalami dehidrasi.
Sementara itu, Nunung (37), ibu salah satu korban keracunan, membenarkan gejala keracunan yang dialami anaknya muncul setelah mengonsumsi bubur sumsum. Jajanan pasar itu dia beli pada Selasa (1/9/2015) sore.
"Saya membelinya dari penjual yang biasa berdagang. Sudah langganan, jadi tidak berpikir apa-apa. Setelah dimakan anak, pada malam harinya anak mengeluh sakit. Saya kira cuma sakit perut biasa. Tapi berlangsung sampai pagi," tuturnya.
Dia pun baru mengetahui apa yang menimpa pada anaknya dari tetangganya. Rupanya tetangganya yang mengonsumsi bubur sumsum juga mengalami hal yang sama.
"Setelah tahu begitu, langsung saya bawa anak ke puskesmas dengan diantar suami."
(zik)