Warga Bantul Jangan Jadi Kuli di Kampung Sendiri
A
A
A
Berbekal keyakinan dan dukungan dari keluarga, teman, dan sejumlah relasinya, calon bupati Suharsono yang menggandeng Abdul Halim Muslih sebagai calon wakilnya, siap menantang pasangan incumbent bupati Sri Suryawidati-wakil bupati Misbakhul Munir.
Suharsono yakin bisa membawa Bantul menjadi kota yang lebih baik, maju dari sisi pertanian, pariwisata, dan industri. Selama ini, warga Bantul hanya menjadi kuli di kampung sendiri dan itu menjadi pekerjaan rumah utamanya.
Dengan kekuatan Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dia ingin mewujudkan harapanharapan warga Bantul untuk hidup lebih baik. Berikut ini wawancara Suharsono dengan KORAN SINDO YOGYAbelum lama ini:
Apa niat Anda mengikuti Pilkada ?
Munculnya keinginan saya untuk maju sebagai calon bupati sebenarnya sudah lama. Lima tahun lalu saya disuruh maju oleh teman-teman, maju untuk berbicara tentang Bantul lebih baik. Akan tetapi keinginan teman-teman tersebut belum saya penuhi, kala itu saya menjawab nanti kalau saya akan pensiun maka akan saya pikirkan. Teman-teman saya di Bantul cukup banyak. Sebagai warga asli Bantul, sejak SMA saya suka bersosialisasi, bergaul dengan siapa pun. Karena asli Bantul, masyarakat sudah tahu saya, ibaratnya mulai dari preman hingga kiai haji, saya punya semua.
Siapa yang mendorong Anda maju?
Itu tadi, karena teman saya banyak mulai dari gali (preman) sampai kiai, saya punya semua. Teman-teman saya sejak SMA yang punya hobi main semua sering saya ajak berkumpul. Di situ saya teman-teman saya berharap agar saya bersedia maju menjadi bupati.
Bagaimana respons keluarga dengan niat Anda menjadi bupati ini?
Di rumah, keluarga awalnya tidak begitu suka dengan rencana saya. Kata mereka, terutama istri, sebenarnya apa yang mau dicari ketika menjadi bupati. Apalagi usia, sudah waktunya pensiun. Cita-cita awal saya sebenarnya mau jadi petani ketika pensiun nanti. Akan tetapi, saya melihat saat ini Bantul perlu dibenahi, akhirnya saya maju. Saya mencoba meyakinkan istri saya, dan hampir seminggu saya mencoba berpikir menjawab pertanyaan istri saya tentang apa yang akan saya cari ketika menjadi bupati.
Apakah Anda dimintai mahar oleh parpol?
Saya tegaskan, saya maju menjadi bakal calon bupati murni karena keinginan saya sendiri. Kebetulan gayung bersambut, Partai Gerindra membutuhkan calon bupati, akhirnya saya melamar ke Gerindra.
Lalu modal apa yang Anda punya sehingga berani maju?
Pemerintah daerah dan partai politik memang hal yang baru bagi saya, tetapi di kepolisian saya sudah sangat lama. Karena itu, saya akan bekerja secara terbuka dengan memberi kesempatan kepada temanteman untuk memberi usulan Bantul itu bagaimana. Bagi saya, semuanya sama, tidak ada yang pintar dan tidak ada yang bodoh. Nanti ketika menjadi bupati, saya ingin mempunyai staf ahli yang benar-benar ahli bidangnya. Semua itu bisa dilaksanakan teman-teman, karena untuk mengubah Bantul tidak bisa kita sendiri.
Target yang ingin dicapai jika terpilih?
Target utama saya adalah menyejahterakan rakyat, dan itu sesuai dengan slogan saya Makaryo Bangun Deso. Bagi saya, penting untuk melakukan reformasi birokrasi karena saat ini sisi SDM masih perlu dibenahi. Saya ingin nanti siapa saja yang menduduki jabatan tertentu harus sesuai dengan kompetensi dan integrasi tinggi. Di polisi, saya berada di bagian SDM, sehingga saya jadi tahu persis kebutuhan pegawai itu seperti apa.
Di Jakarta, saya terlibat membangun assesment center saat Jokowi menjadi gubernur dulu. Saya ingin Bantul melakukan seperti itu, tidak asal comot dalam memilih pejabat. Yang memenuhi syarat baru dites, siapa yang memiliki kompetensi akan saya pilih. Akan tetapi, walau dia teman saya, kalau tidak memenuhi syarat tidak akan saya pilih. Saya akan selalu terbuka secara struktural, SKPD sampai semua pihak.
Yang pasti, walau dari pendidikan saya militer, tetapi saya tidak suka otoriter. Saya ingin semuanya dibicarakan dan dimusyawarahkan. Saya ingin semuanya bekerja ke arah kesejahteraan.
Menurut Anda apa masalah yang dihadapi Kabupaten Bantul?
Sebenarnya saya belum tahu persis, karena lama di Jakarta meskipun setiap bulan pulang. Hanya saja, saya ingin mendapat masukan dari berbagai pihak mengenai apa yang menjadi permasalahan di Bantul ini. Selain birokrasi, saya melihat sektor pertanian banyak yang harus dipenuhi. Saat ini jalur hijau banyak yang sudah berubah dan itu pelanggaran. Kalau lahan semakin sempit petani mau bekerja apa? Kasihan petani kita, padahal penduduk Bantul kebanyakan petani.
Solusinya seperti apa?
Seperti diketahui, saya sudah seperti keluarga dengan Bu Titik Suharto. Beliau dari DPR RI Komisi IV yang membidangi pertanian, kelautan, dan kehutanan. Kalau berhasil menjadi bupati, saya akan meminta subsidi bantuan petani lebih mudah, saya ingin membuat kebijakan yang memihak ke petani.
Program unggulan apa yang bakal Anda tawarkan ke masyarakat?
Menurut saya, beberapa hal yang harus kita penuhi, di antaranya pertanian, pariwisata, dan industri, Di bidang pertanian sudah saya ungkapkan perlu ada kebijakan untuk melindungi lahan pertanian dan kebijakan lain yang memihak kepada petani. Sektor pariwisata, banyak potensi obyek wisata yang belum tergarap maksimal.
Sementara di sektor industri, saya melihat banyak kerajinan di sini. Selama ini warga kita hanya menjadi kuli karena tidak bisa ekspor secara langsung.
Erfanto linangkung
Suharsono yakin bisa membawa Bantul menjadi kota yang lebih baik, maju dari sisi pertanian, pariwisata, dan industri. Selama ini, warga Bantul hanya menjadi kuli di kampung sendiri dan itu menjadi pekerjaan rumah utamanya.
Dengan kekuatan Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dia ingin mewujudkan harapanharapan warga Bantul untuk hidup lebih baik. Berikut ini wawancara Suharsono dengan KORAN SINDO YOGYAbelum lama ini:
Apa niat Anda mengikuti Pilkada ?
Munculnya keinginan saya untuk maju sebagai calon bupati sebenarnya sudah lama. Lima tahun lalu saya disuruh maju oleh teman-teman, maju untuk berbicara tentang Bantul lebih baik. Akan tetapi keinginan teman-teman tersebut belum saya penuhi, kala itu saya menjawab nanti kalau saya akan pensiun maka akan saya pikirkan. Teman-teman saya di Bantul cukup banyak. Sebagai warga asli Bantul, sejak SMA saya suka bersosialisasi, bergaul dengan siapa pun. Karena asli Bantul, masyarakat sudah tahu saya, ibaratnya mulai dari preman hingga kiai haji, saya punya semua.
Siapa yang mendorong Anda maju?
Itu tadi, karena teman saya banyak mulai dari gali (preman) sampai kiai, saya punya semua. Teman-teman saya sejak SMA yang punya hobi main semua sering saya ajak berkumpul. Di situ saya teman-teman saya berharap agar saya bersedia maju menjadi bupati.
Bagaimana respons keluarga dengan niat Anda menjadi bupati ini?
Di rumah, keluarga awalnya tidak begitu suka dengan rencana saya. Kata mereka, terutama istri, sebenarnya apa yang mau dicari ketika menjadi bupati. Apalagi usia, sudah waktunya pensiun. Cita-cita awal saya sebenarnya mau jadi petani ketika pensiun nanti. Akan tetapi, saya melihat saat ini Bantul perlu dibenahi, akhirnya saya maju. Saya mencoba meyakinkan istri saya, dan hampir seminggu saya mencoba berpikir menjawab pertanyaan istri saya tentang apa yang akan saya cari ketika menjadi bupati.
Apakah Anda dimintai mahar oleh parpol?
Saya tegaskan, saya maju menjadi bakal calon bupati murni karena keinginan saya sendiri. Kebetulan gayung bersambut, Partai Gerindra membutuhkan calon bupati, akhirnya saya melamar ke Gerindra.
Lalu modal apa yang Anda punya sehingga berani maju?
Pemerintah daerah dan partai politik memang hal yang baru bagi saya, tetapi di kepolisian saya sudah sangat lama. Karena itu, saya akan bekerja secara terbuka dengan memberi kesempatan kepada temanteman untuk memberi usulan Bantul itu bagaimana. Bagi saya, semuanya sama, tidak ada yang pintar dan tidak ada yang bodoh. Nanti ketika menjadi bupati, saya ingin mempunyai staf ahli yang benar-benar ahli bidangnya. Semua itu bisa dilaksanakan teman-teman, karena untuk mengubah Bantul tidak bisa kita sendiri.
Target yang ingin dicapai jika terpilih?
Target utama saya adalah menyejahterakan rakyat, dan itu sesuai dengan slogan saya Makaryo Bangun Deso. Bagi saya, penting untuk melakukan reformasi birokrasi karena saat ini sisi SDM masih perlu dibenahi. Saya ingin nanti siapa saja yang menduduki jabatan tertentu harus sesuai dengan kompetensi dan integrasi tinggi. Di polisi, saya berada di bagian SDM, sehingga saya jadi tahu persis kebutuhan pegawai itu seperti apa.
Di Jakarta, saya terlibat membangun assesment center saat Jokowi menjadi gubernur dulu. Saya ingin Bantul melakukan seperti itu, tidak asal comot dalam memilih pejabat. Yang memenuhi syarat baru dites, siapa yang memiliki kompetensi akan saya pilih. Akan tetapi, walau dia teman saya, kalau tidak memenuhi syarat tidak akan saya pilih. Saya akan selalu terbuka secara struktural, SKPD sampai semua pihak.
Yang pasti, walau dari pendidikan saya militer, tetapi saya tidak suka otoriter. Saya ingin semuanya dibicarakan dan dimusyawarahkan. Saya ingin semuanya bekerja ke arah kesejahteraan.
Menurut Anda apa masalah yang dihadapi Kabupaten Bantul?
Sebenarnya saya belum tahu persis, karena lama di Jakarta meskipun setiap bulan pulang. Hanya saja, saya ingin mendapat masukan dari berbagai pihak mengenai apa yang menjadi permasalahan di Bantul ini. Selain birokrasi, saya melihat sektor pertanian banyak yang harus dipenuhi. Saat ini jalur hijau banyak yang sudah berubah dan itu pelanggaran. Kalau lahan semakin sempit petani mau bekerja apa? Kasihan petani kita, padahal penduduk Bantul kebanyakan petani.
Solusinya seperti apa?
Seperti diketahui, saya sudah seperti keluarga dengan Bu Titik Suharto. Beliau dari DPR RI Komisi IV yang membidangi pertanian, kelautan, dan kehutanan. Kalau berhasil menjadi bupati, saya akan meminta subsidi bantuan petani lebih mudah, saya ingin membuat kebijakan yang memihak ke petani.
Program unggulan apa yang bakal Anda tawarkan ke masyarakat?
Menurut saya, beberapa hal yang harus kita penuhi, di antaranya pertanian, pariwisata, dan industri, Di bidang pertanian sudah saya ungkapkan perlu ada kebijakan untuk melindungi lahan pertanian dan kebijakan lain yang memihak kepada petani. Sektor pariwisata, banyak potensi obyek wisata yang belum tergarap maksimal.
Sementara di sektor industri, saya melihat banyak kerajinan di sini. Selama ini warga kita hanya menjadi kuli karena tidak bisa ekspor secara langsung.
Erfanto linangkung
(ars)