Pengiriman Kargo KNIA Terlambat
A
A
A
DELISERDANG - Pengiriman barang atau Kargo dari Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) mengalami keterlambatan sehingga menumpuk, Selasa (1/9). Penyebab keterlambatan ini diduga akibat ketidaksiapan agen inspeksi atau regulated agent , yaitu PT Appolo Kualanamoo.
Keterlambatan dan penumpukan kargo terjadi pada hari pertama pelaksanaan prosedur pengiriman barang melalui agen inspeksi. Prosedur ini baru diberlakukan untuk pengiriman barang lewat Terminal Kargo KNIA. Teknisnya, barang atau kargo yang hendak dikirim melalui KNIA harus diperiksa dan ditimbang dengan alat X-Ray di perusahaan yang telah ditunjuk sebagai agen inspeksi.
Sebelumnya, proses pemeriksaan dan penimbangan dilakukan langsung di Terminal Kargo KNIA. PT Apollo Kualanamoo telah ditunjuk sebagai agen inspeksi pengiriman barang atau kargo melalui KNIA. Namun, PT Apollo Kualanamoo yang terletak di Jalinsum Tanjung Morawa- Medan KM 13 No 22, Dusun VII, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, diduga belum siap menjalankan tugas tersebut. Akibatnya, pada hari pertama pelaksanaan prosedur pengiriman barang melalui agen inspeksi, mengalami kendala.
Banyak barang atau kargo yang pengirimannya terlambat, sehingga menumpuk di kantor PT Appolo Kualamoo yang berjarak sekitar 20 km dari KNIA. Rudi, seorang agen jasa pengiriman barang yang ditemui di lokasi PT Apollo Kualanamoo, melihat para pekerja PT Apollo Kualanamoo belum menguasai prosedur dan tata cara pengiriman barang, seperti menyesuaikan kode penerbangan pada barang dengan jadwal pengiriman.
“Petugas PT Apollo Kualanamoo tidak menguasai pekerjaan ini sehingga prosesnya lama,” katanya, Selasa (1/9). Rudi menambahkan, beberapa agen jasa pengiriman barang sudah meminta masuk ke lokasi perusahaan untuk membantu, namun tidak diizinkan. Padahal, sudah banyak barang yang menumpuk dan belum diproses.
“Kami masuk ke dalam biar bisa menerangkan agar semuanya lancar. Tapi kenyataannya barang yang masuk tidak sesuai flight -nya (jadwal penerbangan),” ucapnya. Akibatnya, para agen jasa pengiriman barang kecewa dengan pelayanan PT Apollo Kualanamoo. Apalagi dampak keterlambatan pengiriman barang ini membuat mereka mengalami kerugian ratusan juta hingga miliaran rupiah.
“Selain itu, kepercayaan pelanggan kami juga berkurang,” ungkap Rudi seraya menerangkan bahwa mereka membayar Rp800 per kilogramnya untuk biaya line 1 dan pekan depan ditambah sewa gudang Rp1.100 per kilogramnya. Sementara Roy, seorang agen jasa pengiriman barang lainnya menyarankan, seharusnya agen inspeksi yang ditunjuk lebih dari satu dan lokasinya berada di lingkungan KNIA bukan di luar bandara. “Kalau di sini tunggal dan lokasinya hampir 23 km dari bandara,” katanya.
Sementara itu, Quality Control (QC) PT Apollo Kuala-namoo, Hasan, berdalih proses ini masih baru sehingga terjadi kesalahan peletakan (Permohonan Tentang Isi). “Hanya masalah kecil saja tapi karena banyak yang masuk jadi ramai. Solusinya diperbaiki,” ucapnya tanpa merincikan apa permasalahannya.
General Manajer (GM) PT AP II cabang Bandara Kualanamu, Jaya Tahoma Sirait, yang meninjau PT Apollo Kualanamoo menerangkan, proses ini merupakan kebijakan pemerintah melalui Dirjen Perhubungan Udara agar pemeriksaan kargo dilakukan melalui regulated agent atau agen inspeksi. Dalam hal ini yang ditunjuk adalah PT Apollo Kualanamoo.
“Sudah dibicarakan dengan semua stakeholder dan menyatakan kesiapannya. Informasi masih ada beberapa kekurangan yang akan dievaluasi dan dikoordinasikan kembali,” ujarnya. Dia menambahkan, pemberhentian pemeriksaan di line 1 terminal kargo Bandara Kualanamu dikeluarkan dari pemerintah. “Pemerintah melakukan evaluasi, kami menunggu instruksi pemerintah line 1 dibuka lagi, PT AP II siap mendukung pemerintah,” ujarnya.
Sementara Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Medan, Herson, menerangkan terjadi gangguan untuk proses pengiriman barang. Dia memaklumi karena baru pertama kali diberlakukan agen inspeksi dalam proses pengiriman kargo.
“Ada penumpukan barang di pagi hari, banyak barang pada delay dikirim. Tapi siang tadi sudah mulai normal termasuk sampai sore ini. Maklumlah segala sesuatu yang baru itu buat kaget,” tuturnya. Disebutkannya, penerapan per tanggal 1 September 2015 ini berdasarkan pengakuan kesiapan pihak PT Apollo Kualanamoo.
“Pada pagi hari kita sempat menilai, rupanya PT Apollo Kualanamoo belum siap. Di sanalah kita punya niat, kalau memang seperti itu ya dilakukan seperti semula saja. Sebab, kita takut juga terganggu,” ucapnya.
M andi yusri
Keterlambatan dan penumpukan kargo terjadi pada hari pertama pelaksanaan prosedur pengiriman barang melalui agen inspeksi. Prosedur ini baru diberlakukan untuk pengiriman barang lewat Terminal Kargo KNIA. Teknisnya, barang atau kargo yang hendak dikirim melalui KNIA harus diperiksa dan ditimbang dengan alat X-Ray di perusahaan yang telah ditunjuk sebagai agen inspeksi.
Sebelumnya, proses pemeriksaan dan penimbangan dilakukan langsung di Terminal Kargo KNIA. PT Apollo Kualanamoo telah ditunjuk sebagai agen inspeksi pengiriman barang atau kargo melalui KNIA. Namun, PT Apollo Kualanamoo yang terletak di Jalinsum Tanjung Morawa- Medan KM 13 No 22, Dusun VII, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, diduga belum siap menjalankan tugas tersebut. Akibatnya, pada hari pertama pelaksanaan prosedur pengiriman barang melalui agen inspeksi, mengalami kendala.
Banyak barang atau kargo yang pengirimannya terlambat, sehingga menumpuk di kantor PT Appolo Kualamoo yang berjarak sekitar 20 km dari KNIA. Rudi, seorang agen jasa pengiriman barang yang ditemui di lokasi PT Apollo Kualanamoo, melihat para pekerja PT Apollo Kualanamoo belum menguasai prosedur dan tata cara pengiriman barang, seperti menyesuaikan kode penerbangan pada barang dengan jadwal pengiriman.
“Petugas PT Apollo Kualanamoo tidak menguasai pekerjaan ini sehingga prosesnya lama,” katanya, Selasa (1/9). Rudi menambahkan, beberapa agen jasa pengiriman barang sudah meminta masuk ke lokasi perusahaan untuk membantu, namun tidak diizinkan. Padahal, sudah banyak barang yang menumpuk dan belum diproses.
“Kami masuk ke dalam biar bisa menerangkan agar semuanya lancar. Tapi kenyataannya barang yang masuk tidak sesuai flight -nya (jadwal penerbangan),” ucapnya. Akibatnya, para agen jasa pengiriman barang kecewa dengan pelayanan PT Apollo Kualanamoo. Apalagi dampak keterlambatan pengiriman barang ini membuat mereka mengalami kerugian ratusan juta hingga miliaran rupiah.
“Selain itu, kepercayaan pelanggan kami juga berkurang,” ungkap Rudi seraya menerangkan bahwa mereka membayar Rp800 per kilogramnya untuk biaya line 1 dan pekan depan ditambah sewa gudang Rp1.100 per kilogramnya. Sementara Roy, seorang agen jasa pengiriman barang lainnya menyarankan, seharusnya agen inspeksi yang ditunjuk lebih dari satu dan lokasinya berada di lingkungan KNIA bukan di luar bandara. “Kalau di sini tunggal dan lokasinya hampir 23 km dari bandara,” katanya.
Sementara itu, Quality Control (QC) PT Apollo Kuala-namoo, Hasan, berdalih proses ini masih baru sehingga terjadi kesalahan peletakan (Permohonan Tentang Isi). “Hanya masalah kecil saja tapi karena banyak yang masuk jadi ramai. Solusinya diperbaiki,” ucapnya tanpa merincikan apa permasalahannya.
General Manajer (GM) PT AP II cabang Bandara Kualanamu, Jaya Tahoma Sirait, yang meninjau PT Apollo Kualanamoo menerangkan, proses ini merupakan kebijakan pemerintah melalui Dirjen Perhubungan Udara agar pemeriksaan kargo dilakukan melalui regulated agent atau agen inspeksi. Dalam hal ini yang ditunjuk adalah PT Apollo Kualanamoo.
“Sudah dibicarakan dengan semua stakeholder dan menyatakan kesiapannya. Informasi masih ada beberapa kekurangan yang akan dievaluasi dan dikoordinasikan kembali,” ujarnya. Dia menambahkan, pemberhentian pemeriksaan di line 1 terminal kargo Bandara Kualanamu dikeluarkan dari pemerintah. “Pemerintah melakukan evaluasi, kami menunggu instruksi pemerintah line 1 dibuka lagi, PT AP II siap mendukung pemerintah,” ujarnya.
Sementara Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Medan, Herson, menerangkan terjadi gangguan untuk proses pengiriman barang. Dia memaklumi karena baru pertama kali diberlakukan agen inspeksi dalam proses pengiriman kargo.
“Ada penumpukan barang di pagi hari, banyak barang pada delay dikirim. Tapi siang tadi sudah mulai normal termasuk sampai sore ini. Maklumlah segala sesuatu yang baru itu buat kaget,” tuturnya. Disebutkannya, penerapan per tanggal 1 September 2015 ini berdasarkan pengakuan kesiapan pihak PT Apollo Kualanamoo.
“Pada pagi hari kita sempat menilai, rupanya PT Apollo Kualanamoo belum siap. Di sanalah kita punya niat, kalau memang seperti itu ya dilakukan seperti semula saja. Sebab, kita takut juga terganggu,” ucapnya.
M andi yusri
(ars)