Wisatawan Asing Semakin Tak Nyaman di Medan

Rabu, 02 September 2015 - 08:09 WIB
Wisatawan Asing Semakin...
Wisatawan Asing Semakin Tak Nyaman di Medan
A A A
MEDAN - Kota Medan semakin tidak nyaman lagi bagi wisatawan asing. Dua pekan lalu, sepasang wisatawan asal Prancis dirampok di Jalan Perintis Kemerdekaan yang hanya berjarak 100 meter dari markas Polresta Medan.

Kemarin, sepasang wisatawan yang juga berasal dari Prancis mengalami kejadian serupa di Jalan Kapten Maulana Lubis, saat terjadi aksi unjuk rasa ratusan buruh di seputar Gedung DPRD Medan. Kedua wisatawan asal Prancis tersebut diketahui bernama Nicholas, 29; danrekanwanitanya Marry, 27, yang tengah asyik berjalan di lokasi kejadian. Namun tibatiba, dua pria yang mengendarai sepeda motor matic langsung merampas tas ransel yang dipegang Marry.

Sempat terjadi tarik-menarik antara Marry dan pelaku. Namun, lantaran pelaku lebih kuat, akhirnya tas yang dipegang Marry berhasil dirampas pelaku. Pelaku tergolong nekat karena saat itu di lokasi kejadian banyak kerumunan warga. Tidak hanya itu, sejumlah personel sabhara juga berkeliaran di lokasi kejadian tapi tetap kecolongan.

Pelaku berhasil melarikan diri membawa kabur tas korban berisi iPhone 5, kamera dan uang tunai ratusan ribu rupiah, serta sejumlah uang euro. Pascakejadian itu, korban langsung melaporkan ke Polresta Medan didampingi dua personel PJR Ditlantas Polda Sumut yang kebetulan ada di lokasi kejadian saat melintas. Marry mengatakan pelaku berjumlah dua orang dengan mengendarai sepeda motor.

“Ada dua orang pria naik sepeda motor. Saat kami jalan, tas saya yang pegang. Kemudian dirampas oleh pelaku. Saya sempat tarik tapi e nggak bisa menahan. Mereka bawa kabur tas. Isinya barang berharga, kamera, handphone , surat dokumen, uang rupiah dan uang euro,” ujar Marry dengan menggunakan bahasa Indonesia yang terdengar kurang lancar sambil berjalan menuju ruang reskrim usai diperiksa di SPKT Polresta Medan.

Berdasarkan catatan KORAN SINDO MEDAN , sejak Januari hingga September 2015, sedikitnya sudah ada enam kali aksi perampokan dan penjambretan yang dialami wisatawan asing yang berkunjung ke Medan. Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, sebelumnya mengatakan, sudah menempatkan sejumlah personel berseragam sipil dan seragam dinas di titik yang dianggap rawan aksi kejahatan jalanan. Kendati begitu, aksi kriminalitas tetap marak.

Sementara anggota Komisi A DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan, menyayangkan aparat kepolisian yang dianggap tidak profesional dalam menanggulangi aksi kejahatan jalanan. Padahal, terjadinya aksi kejahatan ada di lokasi yang sama. Apalagi korbannya adalah wisatawan asing yang sengaja berlibur ke Medan.

“Ini artinya kepolisian tidak memiliki peta kerawanan aksi kejahatan. Percuma saja polisi menggemborkan program patroli, menempatkan personel di titik yang dianggap rawan, toh masih terjadi juga aksi kejahatan jalanan. Jika personel reskrim kurang memadai, tinggal tambahkan saja personel dari sabhara atau polantas. Kapolresta Medan kita kan bukan calon wali kota yang mengobral program sana-sini,” sindir Sutrisno.

Sutrisno menduga situasi mencekam sengaja dibuat agar status Polresta Medan ini naik kelas menjadi Polrestabes Medan. “Jadi, ternyata poinnya bukan soal kekurangan personel. Persoalannya polisi ini serius atau tidak melakukan patroli,” tuturnya.

Dody ferdiansyah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2758 seconds (0.1#10.140)