Transportasi Tradisional untuk Tarik Wisatawan
A
A
A
BECAK - YOGYAKARTA– Sebanyak 20 andong hias, 50 becak wisata, dan 100 sepeda wisata memeriahkan Karnaval Andong Becak Wisata dan Sepeda Wisata di sepanjang Jalan Malioboro, kemarin sore.
Mengambil startdi depan gedung Dinas Pariwisata DIY Jalan Malioboro 56 Yogyakarta, karnaval diawali tiga bregada (pasukan) masing-masing Bregada Langenastra, Bregada Alit, dan Bregada Niti Manggala. Ribuan warga dan wisatawan turut menyaksikan karnaval yang dimulai pukul 15.00 WIB.
Sebagian penonton adalah pengunjung yang tengah berbelanja di sejumlah toko di Malioboro. Sebagian lainnya adalah masyarakat yang sengaja menyempatkan diri hadir untuk zenyaksikan karnaval. Selain itu banyak wisatawan luar kota bahkan turis asing yang memang tertarik dengan event budaya ini.
Peserta karnaval menyusuri kawasan sepanjang Malioboro dan berakhir di Alunalun Utara Yogyakarta. Karnaval andong hias, becak, dan sepeda wisata menjadi event tahunan yang telah berlangsung sejak 2013. ”Ketiga moda transportasi ini sering dimanfaatkan wisatawan saat mengelilingi Kota Yogyakarta. Inilah salah satu alasan kenapa digelar karnaval ini,” kata Kepala Seksi Promosi Wisata Dinas Pariwisata DIY, Putu Kertiyasa.
Ketiga moda transportasi tersebut selama ini juga dikenal sebagai penunjang dan pelengkap Kota Yogyakarta dalam menyandang predikat kota pariwisata. Unsur pelestarian budaya juga menjadi dorongan utama digelarnya karnaval ini. “Karenanya, kami berkepentingan untuk nguri-nguri (melestarikan) ketiganya,” katanya. Andong (dokar/bendi beroda empat) yang mengikuti karnaval adalah yang biasa beroperasi di Malioboro.
Sedangkan komunitas sepeda yang berpartisipasi di antaranya dari komunitas sepeda kreasi, sepeda lipat dan kelompok sepeda Segway Sepeda Segway diciptakan untuk mengantar wisatawan saat mengunjungi kawasan budaya di seputaran dalam Benteng Keraton Yogyakarta (Njeron Beteng).
Menurut Putu Kertiyasa, karnaval ini adalah satu dari 62 event pariwisata yang digelar Dinas Pariwisata. Hadirnya Karnaval Andong Becak Wisata dan Sepeda Wisata di Malioboro menjadi salah satu daya tarik wisata khususnya turis mancanegara. “Karnaval itu diharapkan makin menggairahkan promosi pariwisata di DIY,” katanya.
Harapan itu terbalas dengan antusiasme dan apresiasi masyarakat yang menyaksikan Karnaval Andong Becak Wisata dan Sepeda Wisata, kemarin. Sepanjang Jalan Malioboro hingga perempatan Titik Nol Kilometer dipadati pengun-jung yang datang sejak siang harinya. ”Saudara saya ikut karnaval andong ini.
Jadi, saya dan keluarga datang ke sini setelah zuhur untuk bisa turut menyaksikannya,” kata warga, Aan Andika. Karnaval yang dilepas secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanta, ini berlangsung hingga menjelang senja. Aris berharap agar karnaval dapat menjadi media edukasi dan sosialisasi para pelaku wisata, terutama para pengayuh becak agar berlaku baik dan jujur saat melayani wisatawan, sehingga tak lagi muncul stigma negatif maupun keluhan dari wisatawan.
Sebelumnya, di depan iringiringan Karnaval Andong Becak Wisata dan Sepeda Wisata, juga tampil 30 grup (satu grup 25 orang) peserta karnaval berkostum batik Yogyakarta dan 30 peserta busana fantasi dalam rangkaian agenda tersendiri yaitu Yogyakarta Fashion Week 2015. Event ini mendapatkan penilaian dewan juri dan juaranya diumumkan se-malam di Jogja Expo Center (JEC).
muh fauzi
Mengambil startdi depan gedung Dinas Pariwisata DIY Jalan Malioboro 56 Yogyakarta, karnaval diawali tiga bregada (pasukan) masing-masing Bregada Langenastra, Bregada Alit, dan Bregada Niti Manggala. Ribuan warga dan wisatawan turut menyaksikan karnaval yang dimulai pukul 15.00 WIB.
Sebagian penonton adalah pengunjung yang tengah berbelanja di sejumlah toko di Malioboro. Sebagian lainnya adalah masyarakat yang sengaja menyempatkan diri hadir untuk zenyaksikan karnaval. Selain itu banyak wisatawan luar kota bahkan turis asing yang memang tertarik dengan event budaya ini.
Peserta karnaval menyusuri kawasan sepanjang Malioboro dan berakhir di Alunalun Utara Yogyakarta. Karnaval andong hias, becak, dan sepeda wisata menjadi event tahunan yang telah berlangsung sejak 2013. ”Ketiga moda transportasi ini sering dimanfaatkan wisatawan saat mengelilingi Kota Yogyakarta. Inilah salah satu alasan kenapa digelar karnaval ini,” kata Kepala Seksi Promosi Wisata Dinas Pariwisata DIY, Putu Kertiyasa.
Ketiga moda transportasi tersebut selama ini juga dikenal sebagai penunjang dan pelengkap Kota Yogyakarta dalam menyandang predikat kota pariwisata. Unsur pelestarian budaya juga menjadi dorongan utama digelarnya karnaval ini. “Karenanya, kami berkepentingan untuk nguri-nguri (melestarikan) ketiganya,” katanya. Andong (dokar/bendi beroda empat) yang mengikuti karnaval adalah yang biasa beroperasi di Malioboro.
Sedangkan komunitas sepeda yang berpartisipasi di antaranya dari komunitas sepeda kreasi, sepeda lipat dan kelompok sepeda Segway Sepeda Segway diciptakan untuk mengantar wisatawan saat mengunjungi kawasan budaya di seputaran dalam Benteng Keraton Yogyakarta (Njeron Beteng).
Menurut Putu Kertiyasa, karnaval ini adalah satu dari 62 event pariwisata yang digelar Dinas Pariwisata. Hadirnya Karnaval Andong Becak Wisata dan Sepeda Wisata di Malioboro menjadi salah satu daya tarik wisata khususnya turis mancanegara. “Karnaval itu diharapkan makin menggairahkan promosi pariwisata di DIY,” katanya.
Harapan itu terbalas dengan antusiasme dan apresiasi masyarakat yang menyaksikan Karnaval Andong Becak Wisata dan Sepeda Wisata, kemarin. Sepanjang Jalan Malioboro hingga perempatan Titik Nol Kilometer dipadati pengun-jung yang datang sejak siang harinya. ”Saudara saya ikut karnaval andong ini.
Jadi, saya dan keluarga datang ke sini setelah zuhur untuk bisa turut menyaksikannya,” kata warga, Aan Andika. Karnaval yang dilepas secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanta, ini berlangsung hingga menjelang senja. Aris berharap agar karnaval dapat menjadi media edukasi dan sosialisasi para pelaku wisata, terutama para pengayuh becak agar berlaku baik dan jujur saat melayani wisatawan, sehingga tak lagi muncul stigma negatif maupun keluhan dari wisatawan.
Sebelumnya, di depan iringiringan Karnaval Andong Becak Wisata dan Sepeda Wisata, juga tampil 30 grup (satu grup 25 orang) peserta karnaval berkostum batik Yogyakarta dan 30 peserta busana fantasi dalam rangkaian agenda tersendiri yaitu Yogyakarta Fashion Week 2015. Event ini mendapatkan penilaian dewan juri dan juaranya diumumkan se-malam di Jogja Expo Center (JEC).
muh fauzi
(bhr)