Perang saudara

Kamis, 27 Agustus 2015 - 09:37 WIB
Perang saudara
Perang saudara
A A A
MEDAN - Partai hidup-mati akan dilakoni duo Medan, PSMS Medan dan PS Kwarta, saat bentrok pada laga pamungkas penyisihan Grup A Piala Kemerdekaan di Stadion Teladan, Medan, hari ini.

Kedua tim harus memastikan poin penuh. Pasalnya, dengan poin yang tidak berselisih jauh, hasil seri tak menggaransi aman untuk melaju ke babak 8 besar. Di puncak klasemen, PSMS masih berjaya dengan delapan poin. Kalimantan Tengah FC menempati posisi kedua dengan enam poin, unggul selisih gol dari PS Kwarta di urutan ketiga yang juga mengepak poin sama.

Di urutan keempat, Lampung FC bisa menjadi ancaman dengan lima poin. Sementara Persitara Jakarta Utara dan Persires Sukoharjo FC berada di posisi kelima dan keenam dengan empat poindan satu poin. Praktis, belum ada tim yang bisa memastikan tiket babak 8 besar. Mereka harus memastikan laga terakhir dengan kemenangan.

Bagi PSMS dan PS Kwarta, laga ini mau tak mau, suka tidak suka, menjadi perang saudara. Keduanya membutuhkan tambahan tiga poin untuk melenggang ke babak 8 besar. Terlebih PS Kwarta sekadar menang belum cukup untuk melaju. Pasalnya, jika Kalimantan Tengah Putra menang atas Persires, kedua tim harus hitung-hitungan selisih gol. Duel ini juga akan menjadi pertarungan para mantan pemain antarkubu.

Di kubu PSMS ada Wiganda Pradika, Guntur Pranata, dan Tri Yudha Handoko yang pernah menjadi bagian dari skuad Burung Sumatera, julukan PS Kwarta. Sementara di kubu PS Kwarta nama-nama seperti Affan Lubis, Dede Pranata, Dede Ariandi, Antoni, dan Syamsul Bahri yang menjadi mantan punggawa PSMS.

Termasuk barisan pelatih PS Kwarta mulai dari pelatih kepala Lilik Suheri dan asistennya, Slamet Riyadi, Reswandi, Amrico, Edu Juanda, dan Daely juga pernah berkostum hijau PSMS. Pelatih Kepala PSMS Suharto AD mengatakan, hasil seri di laga terakhir akan membuat posisi PSMS terancam.

Tak ayal, tak ada pilihan lain selain menang untuk memastikan diri melaju ke babak 8 besar dari Grup A. “Dua pertandingan terakhir (versus Lampung dan Kalteng) berakhir seri. Jadi, kami tidak ada pilihan, kami harus menang di pertandingan terakhir. Bukan karena lawannya PS Kwarta, tapi karena kami mau lolos ke babak selanjutnya,” ungkap Suharto. Menghadapi PS Kwarta, Suharto tak mau anggap sepele. Dia melihat materi skuad kedua tim saling mengenal antarpemain.

Meski demikian, pelatih berkepala plontos itu tak ada memberikan kredit spesial bagi pemain PS Kwarta. Dia pun akan menerapkan gaya permainan PSMS dengan banyak kreasi. “Kami tetap dengan stylePSMS yang sudah dibentuk, sepak bola menyerang dan pressuretinggi. Tidak ada pengawalan khusus buat lawan.

Kami mau menang dan lolos sebagai pemuncak klasemen,” ujarnya. Di kubu PS Kwarta, laga ini mendongkrak motivasi Affan dkk. Apalagi, sejauh ini PS Kwarta menjadi tim dengan pertahanan terbaik di Grup A dengan hanya sekali kebobolan dari empat laga. Namun, menghadapi tim Ayam Kinantan akan menjadi ujian berat buat mereka.

“Bagi kami, pertandingan ini bukan beban, tapi anak-anak semakin termotivasi untuk memenangkan pertandingan. Karena, mereka juga ingin membuktikan kualitasnya di lapangan,” tutur Asisten Pelatih PS Kwarta Slamet Riyadi.

Mantan kapten PSMS era 1990 sampai 2000-an itu menyebut PS Kwarta sangat berambisi mengalahkan PSMS. Mereka tak ingin kalah dan ingin menunjukkan performa kepada PSMS. Namun, tim yang ditangani Lilik Suheri itu memiliki kendala kesulitan menjebol gawang lawan. Penyelesaian akhir mereka buruk.

“Kami harus maksimalkan pemain yang ada. Pemain harus benar-benar bisa memanfaatkan semaksimal mungkin peluang yang ada. Karena berbicara pertandingan besok (hari ini), siapa yang lebih siap, dia yang akan menang,” pungkasnya.

Haris Dasril
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9065 seconds (0.1#10.140)