Cabut Nomor Urut Pilkada Medan Kacau
A
A
A
MEDAN - Rapat pleno pencabutan nomor urut pasangan calon di beberapa daerah yang menggelar pilkada berjalan lancar. Namun di Medan pengambilan nomor urut berlangsung kacau.
Pengambilan nomor urut untuk Pilkada Kota Medan yang digelar di Hotel Inna Dharma Deli disesaki massa pendukung dua pasangan calon. Sementara kapasitas ruangan tidak mencukupi, sempit. Sementara rombongan pendukung pasangan calon tidak dibatasi sehingga penuh sesak dan mengakibatkan banyak wartawan tertahan di luar.
Pantauan KORAN SINDO MEDAN, selama berlangsung penetapan nomor urut pasangan calon pada Selasa (25/8), tampak seperti kurang koordinasi. Entah mengapa Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan hanya memakai ruangan yang sempit di Hotel Inna Dharma Deli. Padahal massa yang datang cukup banyak. Apalagi tidak ada batasan bagi kedua pasangan calon dalam membawa tim pemenangan saat rapat pleno.
Sehingga ruangan yang hanya berkapasitas 100 orang tersebut dengan sekejab sudah penuh sesak. Karena sudah penuh, kepolisian yang berjaga di pintu masuk terpaksa melarang sejumlah wartawan elektronik dan surat kabar. Sejumlah wartawan tv nasional pun mengeluh karena niat mereka untuk mempublikasikan kegiatan pilkada serentak di Medan terhalang hanya karena KPU Medan kurang persiapan.
Pantauan wartawan di dalam ternyata lebih banyak tim penggembira pasangan calon yang tidak punya kepentingan langsung dalam rapat pleno justru memenuhi ruangan. Setelah menunggu 30 menit, baru wartawan bisa dipersilahkan masuk ke ruangan. Suasana rapat pleno pun berlangsung tidak kondusif. Masing- masing tim penggembira pasangan calon lomba saling berteriak keras.
Apalagi saat diketahui pasangan calon Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution (BENAR) mendapatkan nomor urut 1 dan pasangan Ramadhan Pohan- Eddie Kusuma (REDI) nomor urut 2. Hampir semua pendukung berteriak histeris tanpa diredam oleh panitia acara. Bahkan dari kubu pasangan calon BENAR sempat lompatlompat naik ke atas meja membentangkan atribut nomor 1 yang sudah disiapkannya.
Tidak mau kalah pendukung nomor urut 2 pun membalas teriakan histeris. Akhirnya ruangan yang sempit dan pengab itu pun menjadi sangat berisik. Kepala Bagian (Kabag) Umum KPU Medan Siti Banina sempat ingin menenangkan para tim pendukung yang berteriak histeris. Namun imbauan tersebut hanya dihormati sebentar saja.
Kekacauan muncul kembali saat kedua calon wali kota diberikan kesempatan memberikan kata sambutan usai mendapatkan nomor urut. Ramadhan Pohan memakai kesempatan itu untuk memaparkan visi dan misi kampanyenya. Mulai dari konsep perubahan yang ditawarkannya hingga perbaikan birokrasi pemerintahan yang sangat penting untuk dilakukan segera disampaikannya seolah-olah sedang memberikan paparan visi dan misi.
“Kita ingin bangkitkan kepercayaan masyarakat dan investor terhadap Medan,” ujar Ketua DPC Partai Demokrat Medanitu. Mendengar sambutan yang cukup panjang tersebut, spontan pendukung Pasangan BENAR tidak terima dan berteriak bahwa tahapan kampanye belum dimulai. Serta meminta agar segera diselesaikan. Ramadhan pun meminta izin ke KPU Medan untuk meneruskan pidatonya.
Sayangnya Ketua KPU Medan Yenni Chairiyah Rambe tidak mengizinkannya. Sementara itu di Mandailing Natal (Madina), pencabutan nomor urut pasangan calon sempat diwarnai pelaporan terhadap KPU setempat ke Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Madina, kemarin. Komisioner dilaporkan pasangan calon yang digugurkan KPU yakni Saparuddin Haji-Miswaruddin Daulay.
Keduanya diterima Komisioner Panwaslih, Maklum Pelawi. Saparuddin Haji mengatakan, pihaknya telah dizalimi oleh KPU Madina tentang penetapan pasangan calon. Sementara itu, ketua tim pemberkasan pasangan Saparuddin Haji-Miswaruddin Daulay, M Aswar Nasution, mengatakan calonnya digugurkan karena persoalan ijazah.
Padahal sebelumnya soal itu sudah dikoordinasi dengan KPU setempat." Jauh hari sebelum masuk ke tahapan pendaftaran, saya telah berkordinasi dengan Komisioner KPU Madina terkait hilangnya ijazah Saparuddin Haji dan musibah kebakaran Pondok Pesantren Musthafawiyah pada 1996,"ujarnya. Sedangkan pencabutan nomor urut pasangan calon kepala daerah di beberapa daerah lainnya berlangsung lancar.
Di Serdangbedagai wajah sumringah terpancar dari empat pasangan calon yang hadir dalam pencabutan nomor urut di Objek Wisata Pantai Kuala Putri, Kecamatan Pantai Cermin, Selasa, (25/8). Hasilnya, nomor urut 1 diraih oleh pasangan perseorangan Indra Syarin - Safrul Hayadi, (INSYAF). Urutan 2 diikuti oleh sesama pasangan perseorangan lainnya, Syarianto - M Riski Ramadan Hasibuan (SYAHDAN). Sementara Abdul Rahim - Ali Mahdi (RAHMAD) usungan PKS, PDIP, dan Hanura mendapat nomor urut 3. Sedangkan incumbent Soekirman - Darma Wijaya (SOERYA) usungan PAN, PKB, Nasdem, Gerindra mendapat nomor urut 4.
"Hasil pengundian ini terangkum dalam Berita Acara No. 83/BA/VIII/2015. Lantas ditetapkan keputusan No. 510/KPU/VIII/2015 tentang penetapan Pasangan Calon Pilkada," ucap Ketua KPU Sergai M Sofyan. Sofyan menyebut setelah ini jadwal kampanye diagendakan mulai 27 Agustus sampai 5 Desember, hingga nantinya memasuki hari H pada 9 Desember.
Di Sibolga, pencabutan nomor urut pasangan calon tak berlangsung lama karena hanya dua pasangan saja.Pasangan calon Memori Evaulina Panggabean – Jansul Perdana Pasaribu (MAJU) mendapatkan nomor urut 1. Sedangkan Syarfi Hutauruk – Edipolo Sitanggang (SERASI) nomor urut 2. Kedua pasangan calon ini mengklaim, nomor yang mereka dapatkan merupakan nomor keberuntungan.
Evaulina Panggabean menyebutkan, bahwa nomor 1 merupakan nomor keberuntungan untuk meraih kemenangan. Berbeda dengan di Simalungun. Seluruh pasangan calon bupati dan wakil bupati terlihat tegang saat pengundian nomor urut.Hasil pengundian nomor urut pasangan Tumpak Siregar-Irwansyah Damanik yang mendapatkan nomor urut 1;Evra Sassky Damanik-Sugito nomor urut 2; Hj.Nuriati Damanik- Posman Simarmata nomor urut 3; dan JR Saragih- Amran Sinaga nomor urut 4.
Di Kabupaten Humbang Hasundutan pengambilan nomor urut pasangan calon berlangsung lancar di aula KPU Humbahas di Desa Aek Nauli. Ketua KPU Humbahas, Leonard Pasaribu mengatakan pengambilan nomor urut merupakan tahapan yang harus diikuti oleh pasangan calon.
Sementara itu di Samosir, pengambilan nomor urut tidak memakan waktu lama. Untuk nomor urut pertama pasangan Hatorangan Simarmata-Oloan Simbolon. Sementara untuk nomor urut dua pasangan Alusdin Sinaga - Obersihol Sagala. Sementara pasangan incumbent Rapidin Simbolon - Juang sinaga berada di urutan ke empat.
Di Tapanuli Selatan, tiga pasangan calon menyepakati pilkada damai sebelum pencabutan nomor urut. Hasilnya, Muhammad Yusuf Siregar- Rusydi Nasution mendapatkan nomor urut 1; Syahrul M Pasaribu-Aswin Siregar nomor urut 2; dan Aldinz Rapolo Siregar- Borkat mendapatkan nomor urut 3.
M rinaldi khair/ Erdian wirajaya/ Sartana nasution/ Baringin lumban gaol/ Zia ul haq nasution/ Jonny simatupang
Pengambilan nomor urut untuk Pilkada Kota Medan yang digelar di Hotel Inna Dharma Deli disesaki massa pendukung dua pasangan calon. Sementara kapasitas ruangan tidak mencukupi, sempit. Sementara rombongan pendukung pasangan calon tidak dibatasi sehingga penuh sesak dan mengakibatkan banyak wartawan tertahan di luar.
Pantauan KORAN SINDO MEDAN, selama berlangsung penetapan nomor urut pasangan calon pada Selasa (25/8), tampak seperti kurang koordinasi. Entah mengapa Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan hanya memakai ruangan yang sempit di Hotel Inna Dharma Deli. Padahal massa yang datang cukup banyak. Apalagi tidak ada batasan bagi kedua pasangan calon dalam membawa tim pemenangan saat rapat pleno.
Sehingga ruangan yang hanya berkapasitas 100 orang tersebut dengan sekejab sudah penuh sesak. Karena sudah penuh, kepolisian yang berjaga di pintu masuk terpaksa melarang sejumlah wartawan elektronik dan surat kabar. Sejumlah wartawan tv nasional pun mengeluh karena niat mereka untuk mempublikasikan kegiatan pilkada serentak di Medan terhalang hanya karena KPU Medan kurang persiapan.
Pantauan wartawan di dalam ternyata lebih banyak tim penggembira pasangan calon yang tidak punya kepentingan langsung dalam rapat pleno justru memenuhi ruangan. Setelah menunggu 30 menit, baru wartawan bisa dipersilahkan masuk ke ruangan. Suasana rapat pleno pun berlangsung tidak kondusif. Masing- masing tim penggembira pasangan calon lomba saling berteriak keras.
Apalagi saat diketahui pasangan calon Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution (BENAR) mendapatkan nomor urut 1 dan pasangan Ramadhan Pohan- Eddie Kusuma (REDI) nomor urut 2. Hampir semua pendukung berteriak histeris tanpa diredam oleh panitia acara. Bahkan dari kubu pasangan calon BENAR sempat lompatlompat naik ke atas meja membentangkan atribut nomor 1 yang sudah disiapkannya.
Tidak mau kalah pendukung nomor urut 2 pun membalas teriakan histeris. Akhirnya ruangan yang sempit dan pengab itu pun menjadi sangat berisik. Kepala Bagian (Kabag) Umum KPU Medan Siti Banina sempat ingin menenangkan para tim pendukung yang berteriak histeris. Namun imbauan tersebut hanya dihormati sebentar saja.
Kekacauan muncul kembali saat kedua calon wali kota diberikan kesempatan memberikan kata sambutan usai mendapatkan nomor urut. Ramadhan Pohan memakai kesempatan itu untuk memaparkan visi dan misi kampanyenya. Mulai dari konsep perubahan yang ditawarkannya hingga perbaikan birokrasi pemerintahan yang sangat penting untuk dilakukan segera disampaikannya seolah-olah sedang memberikan paparan visi dan misi.
“Kita ingin bangkitkan kepercayaan masyarakat dan investor terhadap Medan,” ujar Ketua DPC Partai Demokrat Medanitu. Mendengar sambutan yang cukup panjang tersebut, spontan pendukung Pasangan BENAR tidak terima dan berteriak bahwa tahapan kampanye belum dimulai. Serta meminta agar segera diselesaikan. Ramadhan pun meminta izin ke KPU Medan untuk meneruskan pidatonya.
Sayangnya Ketua KPU Medan Yenni Chairiyah Rambe tidak mengizinkannya. Sementara itu di Mandailing Natal (Madina), pencabutan nomor urut pasangan calon sempat diwarnai pelaporan terhadap KPU setempat ke Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Madina, kemarin. Komisioner dilaporkan pasangan calon yang digugurkan KPU yakni Saparuddin Haji-Miswaruddin Daulay.
Keduanya diterima Komisioner Panwaslih, Maklum Pelawi. Saparuddin Haji mengatakan, pihaknya telah dizalimi oleh KPU Madina tentang penetapan pasangan calon. Sementara itu, ketua tim pemberkasan pasangan Saparuddin Haji-Miswaruddin Daulay, M Aswar Nasution, mengatakan calonnya digugurkan karena persoalan ijazah.
Padahal sebelumnya soal itu sudah dikoordinasi dengan KPU setempat." Jauh hari sebelum masuk ke tahapan pendaftaran, saya telah berkordinasi dengan Komisioner KPU Madina terkait hilangnya ijazah Saparuddin Haji dan musibah kebakaran Pondok Pesantren Musthafawiyah pada 1996,"ujarnya. Sedangkan pencabutan nomor urut pasangan calon kepala daerah di beberapa daerah lainnya berlangsung lancar.
Di Serdangbedagai wajah sumringah terpancar dari empat pasangan calon yang hadir dalam pencabutan nomor urut di Objek Wisata Pantai Kuala Putri, Kecamatan Pantai Cermin, Selasa, (25/8). Hasilnya, nomor urut 1 diraih oleh pasangan perseorangan Indra Syarin - Safrul Hayadi, (INSYAF). Urutan 2 diikuti oleh sesama pasangan perseorangan lainnya, Syarianto - M Riski Ramadan Hasibuan (SYAHDAN). Sementara Abdul Rahim - Ali Mahdi (RAHMAD) usungan PKS, PDIP, dan Hanura mendapat nomor urut 3. Sedangkan incumbent Soekirman - Darma Wijaya (SOERYA) usungan PAN, PKB, Nasdem, Gerindra mendapat nomor urut 4.
"Hasil pengundian ini terangkum dalam Berita Acara No. 83/BA/VIII/2015. Lantas ditetapkan keputusan No. 510/KPU/VIII/2015 tentang penetapan Pasangan Calon Pilkada," ucap Ketua KPU Sergai M Sofyan. Sofyan menyebut setelah ini jadwal kampanye diagendakan mulai 27 Agustus sampai 5 Desember, hingga nantinya memasuki hari H pada 9 Desember.
Di Sibolga, pencabutan nomor urut pasangan calon tak berlangsung lama karena hanya dua pasangan saja.Pasangan calon Memori Evaulina Panggabean – Jansul Perdana Pasaribu (MAJU) mendapatkan nomor urut 1. Sedangkan Syarfi Hutauruk – Edipolo Sitanggang (SERASI) nomor urut 2. Kedua pasangan calon ini mengklaim, nomor yang mereka dapatkan merupakan nomor keberuntungan.
Evaulina Panggabean menyebutkan, bahwa nomor 1 merupakan nomor keberuntungan untuk meraih kemenangan. Berbeda dengan di Simalungun. Seluruh pasangan calon bupati dan wakil bupati terlihat tegang saat pengundian nomor urut.Hasil pengundian nomor urut pasangan Tumpak Siregar-Irwansyah Damanik yang mendapatkan nomor urut 1;Evra Sassky Damanik-Sugito nomor urut 2; Hj.Nuriati Damanik- Posman Simarmata nomor urut 3; dan JR Saragih- Amran Sinaga nomor urut 4.
Di Kabupaten Humbang Hasundutan pengambilan nomor urut pasangan calon berlangsung lancar di aula KPU Humbahas di Desa Aek Nauli. Ketua KPU Humbahas, Leonard Pasaribu mengatakan pengambilan nomor urut merupakan tahapan yang harus diikuti oleh pasangan calon.
Sementara itu di Samosir, pengambilan nomor urut tidak memakan waktu lama. Untuk nomor urut pertama pasangan Hatorangan Simarmata-Oloan Simbolon. Sementara untuk nomor urut dua pasangan Alusdin Sinaga - Obersihol Sagala. Sementara pasangan incumbent Rapidin Simbolon - Juang sinaga berada di urutan ke empat.
Di Tapanuli Selatan, tiga pasangan calon menyepakati pilkada damai sebelum pencabutan nomor urut. Hasilnya, Muhammad Yusuf Siregar- Rusydi Nasution mendapatkan nomor urut 1; Syahrul M Pasaribu-Aswin Siregar nomor urut 2; dan Aldinz Rapolo Siregar- Borkat mendapatkan nomor urut 3.
M rinaldi khair/ Erdian wirajaya/ Sartana nasution/ Baringin lumban gaol/ Zia ul haq nasution/ Jonny simatupang
(ftr)