Rupiah Melemah, Vendor Elektronik Ancang-ancang Naikkan Harga
A
A
A
SEMARANG - Kalangan vendor elektronik ancang-ancang akan menaikkan harga jual produknya menyusul terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Saat ini nilai tukar rupiah menyentuh angka Rp14.000 per dolar AS.
Branch Manager PT Sharp Electronics Indonesia Semarang Anton Fatoni mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat berpengaruh terhadap industri elektronik. Meskipun saat ini sudah banyak vendor yang memiliki pabrik di dalam negeri, komponennya masih banyak yang impor.
“Kalau rupiah bertahan di angka Rp14.000 seminggu saja, pasti bulan depan harga elektronik akan naik paling tidak 2-5%. Sebelumnya, harga elektronik juga sudah naik antara 2-5%,” kata Anton seusai pembukaan Sharp Merdeka Expo 2015 di Java Mal Semarang kemarin.
Penghitungan kenaikan harga tidak hanya akibat melemahnya rupiah, tetapi juga sejumlah biaya operasional seperti gaji pegawai serta pembayaran royalti kepada vendor. Kendati demikian, sampai akhir bulan ini Sharp tidak akan menaikkan harga jual meskipun kondisi dolar terus menguat. Selama pameran, pihaknya memastikan Sharp justru banting harga. “Sekarang ini saat yang tepat untuk membeli perangkat elektronik karena bulan depan pasti harganya akan naik,” ucapnya.
Menurut owner Global Elektronik Semarang Andy Gouw Siswanto, kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar memang sangat berpengaruh terhadap pasar elektronik. Meski demikian, kalangan pebisnis elektronik tetap optimistis pasar elektronik akan tetap tumbuh di tengah kondisi rupiah yang melemah.
“Pada semester I/2015 lalu kami mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 28%. Sementara dengan kondisi ekonomi saat ini kami optimistis tetap mampu mencapai pertumbuhan sebesar 20% di semester kedua tahun 2015 ini,” katanya.
Saat ini pihaknya juga fokus menjual perangkat elektronik premium. Pasalnya, kelas premium tidak terpengaruh dengan kondisi ekonomi global. “Yang paling berpengaruh adalah perangkat untuk menengah ke bawah, sedangkan untuk kelas premium masih cukup stabil bahkan cenderung mengalami kenaikan,” ungkapnya.
Andik sismanto
Branch Manager PT Sharp Electronics Indonesia Semarang Anton Fatoni mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat berpengaruh terhadap industri elektronik. Meskipun saat ini sudah banyak vendor yang memiliki pabrik di dalam negeri, komponennya masih banyak yang impor.
“Kalau rupiah bertahan di angka Rp14.000 seminggu saja, pasti bulan depan harga elektronik akan naik paling tidak 2-5%. Sebelumnya, harga elektronik juga sudah naik antara 2-5%,” kata Anton seusai pembukaan Sharp Merdeka Expo 2015 di Java Mal Semarang kemarin.
Penghitungan kenaikan harga tidak hanya akibat melemahnya rupiah, tetapi juga sejumlah biaya operasional seperti gaji pegawai serta pembayaran royalti kepada vendor. Kendati demikian, sampai akhir bulan ini Sharp tidak akan menaikkan harga jual meskipun kondisi dolar terus menguat. Selama pameran, pihaknya memastikan Sharp justru banting harga. “Sekarang ini saat yang tepat untuk membeli perangkat elektronik karena bulan depan pasti harganya akan naik,” ucapnya.
Menurut owner Global Elektronik Semarang Andy Gouw Siswanto, kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar memang sangat berpengaruh terhadap pasar elektronik. Meski demikian, kalangan pebisnis elektronik tetap optimistis pasar elektronik akan tetap tumbuh di tengah kondisi rupiah yang melemah.
“Pada semester I/2015 lalu kami mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 28%. Sementara dengan kondisi ekonomi saat ini kami optimistis tetap mampu mencapai pertumbuhan sebesar 20% di semester kedua tahun 2015 ini,” katanya.
Saat ini pihaknya juga fokus menjual perangkat elektronik premium. Pasalnya, kelas premium tidak terpengaruh dengan kondisi ekonomi global. “Yang paling berpengaruh adalah perangkat untuk menengah ke bawah, sedangkan untuk kelas premium masih cukup stabil bahkan cenderung mengalami kenaikan,” ungkapnya.
Andik sismanto
(ftr)