Kopi Pagaralam Belum Penuhi Standar Ekspor
A
A
A
PAGARALAM - Biji kopi Pagaralam dikenal memiliki kualitas sangat bagus. Akan tetapi tindakan petani kopi yang mengelola kebun menggunakan pembasmi rumput mengandung pestisida membuat kopi Pagaralam tidak bisa dipasarkan ke luar negeri.
Kepala Bidang (Kabid) Kelem bagaan dan Hasil Produksi Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Pagara lam Sudrajat mengatakan, biji kopi yang dipanen petani Pagaralam masih dinilai belum memenuhi standar atau sertifikasi. Akibatnya, kopi Pagaralam tidak bisa di jual atau di ekspor ke luar negeri. "Kualitas kopi bakalan yang dijual ke tengkulak mengan dung residu atau bahan kimia. Hal ini imbas dari penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang tinggi sehinga kopi lokalan belum dilirik eksportir," kata dia.
Dikatakannya, untuk p emasaran biji kopi Pagaralam pihaknya sudah melakukan penja jakan untuk bekerja sama dengan eksportir yakni CV Antara Saudara asal Kota Lampung yang bertujuan siap menampung panenan kopi petani. “Penggunaan pupuk ataupun pestisida kimia masih dinilai tinggi oleh petani kopi di Pagaralam. Sehingga residu yang terkandung cukup tinggi. Karena itu, kita sangat men - dukung pihak eksportir CV - Antara Saudara sudah terjun langsung ke petani melakukan sosialisasi," ungkapnya.
Ditambahkan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Pagaralam M Syarbani, saat ini pihak eksportir sudah melakukan pembinaan kepada petani kopi dengan mengubah pola perawatan tanaman dengan mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Diharapkan, sosialisasi ini ber hasil sehingga biji kopi Pagaralam bisa dipasarkansecara luas. "Agar biji kopi bisa dilirik eksportir, tentunya biji kopi harus bersih, tidak bercampur kulit atau ampas. Yang terpenting tidak ada residu yang terkandung di dalamnya dan harus aman bagi kesehatan jika di konsumsi luar negeri," tegas dia.
Kemudian, upaya lain yakni menggunakan teknologi baru yakni bekerja sama dengan Balai Penelitian Teknologi untuk memproduksi pupuk ramah lingkungan atau pupuk organik. Sementara itu, Perwakilan Eksportir CV Antara Saudara, Eka menuturkan, sejak Februari lalu pihaknya terjun langsung menemui para petani melakukan sosialisasi. Nantinya, kebun kopi petani bakal diberi tanda sertifikasi, sya ratnya kebun bersih, penggunaan pupuk dan pestisida kimia bisa diminimalisir.
"Sedikitnya 88 poktan dengan luas sekitar 2.441 hektare di Kecamatan Dempo Utara dan Dempo Tengah dibina. Jika tidak ada halangan sekitar awal September auditor kualitas biji kopi terjun ke lapangan untuk mengecek hasil yang didapatkan," tukasnya.
Yayan darwansah
Kepala Bidang (Kabid) Kelem bagaan dan Hasil Produksi Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Pagara lam Sudrajat mengatakan, biji kopi yang dipanen petani Pagaralam masih dinilai belum memenuhi standar atau sertifikasi. Akibatnya, kopi Pagaralam tidak bisa di jual atau di ekspor ke luar negeri. "Kualitas kopi bakalan yang dijual ke tengkulak mengan dung residu atau bahan kimia. Hal ini imbas dari penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang tinggi sehinga kopi lokalan belum dilirik eksportir," kata dia.
Dikatakannya, untuk p emasaran biji kopi Pagaralam pihaknya sudah melakukan penja jakan untuk bekerja sama dengan eksportir yakni CV Antara Saudara asal Kota Lampung yang bertujuan siap menampung panenan kopi petani. “Penggunaan pupuk ataupun pestisida kimia masih dinilai tinggi oleh petani kopi di Pagaralam. Sehingga residu yang terkandung cukup tinggi. Karena itu, kita sangat men - dukung pihak eksportir CV - Antara Saudara sudah terjun langsung ke petani melakukan sosialisasi," ungkapnya.
Ditambahkan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Pagaralam M Syarbani, saat ini pihak eksportir sudah melakukan pembinaan kepada petani kopi dengan mengubah pola perawatan tanaman dengan mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Diharapkan, sosialisasi ini ber hasil sehingga biji kopi Pagaralam bisa dipasarkansecara luas. "Agar biji kopi bisa dilirik eksportir, tentunya biji kopi harus bersih, tidak bercampur kulit atau ampas. Yang terpenting tidak ada residu yang terkandung di dalamnya dan harus aman bagi kesehatan jika di konsumsi luar negeri," tegas dia.
Kemudian, upaya lain yakni menggunakan teknologi baru yakni bekerja sama dengan Balai Penelitian Teknologi untuk memproduksi pupuk ramah lingkungan atau pupuk organik. Sementara itu, Perwakilan Eksportir CV Antara Saudara, Eka menuturkan, sejak Februari lalu pihaknya terjun langsung menemui para petani melakukan sosialisasi. Nantinya, kebun kopi petani bakal diberi tanda sertifikasi, sya ratnya kebun bersih, penggunaan pupuk dan pestisida kimia bisa diminimalisir.
"Sedikitnya 88 poktan dengan luas sekitar 2.441 hektare di Kecamatan Dempo Utara dan Dempo Tengah dibina. Jika tidak ada halangan sekitar awal September auditor kualitas biji kopi terjun ke lapangan untuk mengecek hasil yang didapatkan," tukasnya.
Yayan darwansah
(ftr)