Puluhan Bayi Lahir di Hari Kemerdekaan
A
A
A
MEDAN - Di perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 pada Senin 17 Agustus kemarin, ternyata puluhan ibu di Kota Medan juga harus berjuang melahirkan buah hatinya.
Meski melalui perjuangan berat, namun senyum kebahagiaan orang tua dan keluarga lainnya menyambut anggota keluarga baru tersebut.
Bahkan lebih bahagia lagi, pada hari yang sangat bersejarah, lahir juga bayi kembar tiga berjenis kelamin laki-laki. Adalah A Hui, 35, warga Rumah Susun Asia Mega Mas melahirkan tiga bayi laki-laki sekaligus sekitar pukul 09.00 WIB di RS Bhakti Jalan HM Joni. Istri dari Yong Pokok, 51, ini melahirkan dengan bantuan operasi sesar.
Kakak ipar A Hui, Yong Likim, 57, mengaku sangat bahagia karena keponakannya lahir kembar tiga dan di hari Kemerdekaan RI. “Adik saya tidak pernah USG (ultra sonografi). Jadi tidak tahu kembar tiga,” kata dia. Ketiga bayi, katanya, lahir dalam kondisi sehat namun karena berat badan yang rendah rata-rata 1.000 gram, maka bayi dirujuk ke RS Bunda Thamrin oleh dokternya.
“Sekarang yang kami pikirkan biaya perawatan, karena tidak pakai asuransi. Semoga ada pihak dermawan yang mau membantu biaya perawatan ketiga bayi dan orang tuanya. Karena pekerjaan orang tuanya hanya mocokmocok ,” katanya. Kebahagiaan juga terpancar dari wajah orang tua yang anak lahir kemarin di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Rosiva Medan Jalan Bangka Medan. Di rumah sakit itu tercatat ada 12 bayi lahir.
Pemilik RSIA Rosiva Medan, Prof Djafar Siddik menuturkan, sejak pukul 00.00 WIB dini hari hingga menjelang siang sekitar pukul 11.00 WIB, setidaknya ada tujuh bayi yang lahir di rumah sakit milik swasta tersebut dan tiga di antaranya lahir normal. “Memang ada empat yang bayi lahir sesar. Namun bukan karena permintaan orang tuanya, tapi karena ada indikasi medis sehingga harus dioperasi.
Sore hari, sekitar lima ibu hamil dijadwalkan menjalankan operasi sesar,” ujarnya, kemarin. Biasanya, kata dia, permintaan untuk operasi sesar selalu ada dan itu pun harus memenuhi kriteria serta harus disetujui oleh dokternya. Misalkan, ibu tidak tahan sakit atau panggulnya kecil. “Kalau tidak ada, dianjurkan persalinan normal. Kalau ada indikasi sesar, kita langsung operasi dan ini hanya butuh waktu 20 menit saja,” katanya.
Sementara di RS Vina Estetica Medan, ada 10 bayi dilahirkan. Lima bayi berjenis kelamin perempuan. Hingga pukul 13.00 WIB, lima bayi lagi sedang dibersihkan setelah dilahirkan. Perawat RS Vina Estetica, Mayfrida Tampubolon menuturkan, bayi yang telah lahir atas nama ibu Rima Ayu dengan berat badan 3.500 gram dan panjang 50 cm.
Kemudian bayi atas nama ibu Lesna Uli Sitorus dengan berat badan 3.100 gram dan panjang badan 50 cm, bayi atas nama ibu Yenni Tambunan dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan 50 cm, bayi atas nama ibu Nova Feronika Sinaga dengan berat badan 3.500 gram dan panjang badan 50 cm, serta bayi atas nama ibu Elisa Fitri dengan berat badan 3.600 gram dan panjang badan 50 cm.
Ayah bayi atas nama ibu Lesna Uli Sitorus, T Sinaga, 38, warga Medan Kota mengatakan, tidak menyangka anaknya lahir pada 17 Agustus. Dia senang anak ketiganya lahir dengan lengkap dan sehat apalagi anak ketiganya perempuan. “Sebelumnya dua laki-laki. Terima kasih kepada Tuhan yang sudah memberikan keturunan bagi keluarga saya,” ujarnya sembari menambahkan anak ketiganya lahir dilakukan operasi karena jarak lahir anak kedua dan ketiganya terlalu dekat.
Terpisah, front office RS Sarah Medan, Dessy mengatakan, hingga pukul 14.00 WIB, ada delapan bayi yang lahir. Sementara di RS Ibu dan Anak Sri Ratu Medan ada lima bayi lahir. Bayi tersebut atas nama ibu Intan Mayduri Sembiring jenis kelamin perempuan dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan 49 cm. Bayi atas nama ibu Sofi Erika Manik jenis kelamin perempuan dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan 50 cm dan bayi atas nama ibu Lina jenis kelamin laki-laki dengan berat badan 2.800 gram dan panjang badan 48 cm.
“Selanjutnya, bayi atas nama ibu Wili Ida Daniaty jenis kelamin laki-laki dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan 47 cm. Bayi atas nama ibu Amy Veronika Silalahi jenis kelamin perempuan dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan 48 cm,” ujar Kepala Keperawatan RS Sarah Medan Murtyanti Damanik.
Tangis bayi mungil juga memecah keheningan ruang bersalin RSU dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, sekitar pukul 04.00 WIB, kemarin. Orang tua bayi bernama Fany ini memang lahir normal. “Data lengkapnya memang belum saya terima tetapi sudah dikabarkan ke kami, kalau ada satu pasien yang melahirkan di RSU dr Soetomo pada hari ini,” kata Kepala IRD RS. Soetomo, dokter Urip Murtedjo saat dihubungi, kemarin.
Beberapa rumah sakit lain juga menangani kelahiran bayi pada 17 Agustus. Bayi bernama lengkap Rindu Dirgahayu Putri lahir siang kemarin di Rumah Sakit PHC. Bayi perempuan ini lahir lewat operasi sesar. Orang tua bayi yang asli Bangkalan ini mengaku sangat senang dengan kelahiran anak keduanya. Terlebih lagi lahir pada hari yang bersejarah tentu merupakan kado spesial bagi orang tua dan khususnya bayi tersebut.
“Bayi saya lahir dengan selamat saja sudah senang, apalagi lahir pada tanggal bersejarah jadi makin senang dan bersyukur,” kata Solihul Hadi, orang tua bayi. Solihul menambahkan, pilihan kelahiran cesar sebenarnya bukan karena mencocokkan dengan tanggal bersejarah. Namun, memang usai kandungan istrinya sudah menca-pai 39 pekan, padahal umumnya saat kandungan sudah mencapai 38 pekan harus sudah mulai ada tanda-tanda kelahiran.
Akhirnya, setelah serangkaian tes dan bayi yang saat itu dalam kandungan dinyatakan sehat, maka Solihul mengizinkan dokter melakukan operasi sesar pada putri keduanya tersebut. “Alhamdulillah semuanya lancar dan harapannya ke depan semoga anak saya juga bisa menjadi sosok bersejarah mengingat ia lahir pada tanggal bersejarah,” ujarnya.
Bayi lain yang lahir di Rumah Sakit PHC Surabaya, yakni Salawati dengan berat 3.080 gram dan panjang 48cm. Bayi ini lahir normal pada pukul 12.37 WIB. Selain di rumah sakit PHC, Rumah sakit Husada Utama kemarin juga menangani kelahiran bayi bernama Meilyza. Bayi ini lahir dengan bantuan bidan dan tim para medis lain. Sementara di Kota Banjarmasin, Kalimantan Tengah, sedikitnya tujuh bayi dilahirkan pada 17 Agustus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Diah R Praswati mengatakan, data dari puskesmas-puskesmas di daerahnya tercatat tujuh bayi dilahirkan bertepatan hari kemerdekaan. “Ini data dari pukul 01.00 WITA hingga pukul 19.00 WITA, Senin (17/8), masih kami tunggu hingga pukul 00.00 WITA nanti kemungkinan ada tambahan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, kebanyakan persalinan yang dilakukan normal dalam kelahiran, namun data dari rumah sakit belum diperoleh datanya sehingga kemungkinan jumlahnya lebih dari tujuh bayi. Diah mengakui kelahiran ada 17 Agustus memang banyak diimpikan pasangan suami istri sehingga ada yang melakukan operasi untuk mempercepat proses persalinan.
“Tapi yang pasti semua menginginkan persalinan yang selamat, karena kami imbau ibu hamil dan suaminya agar mengedepankan menjaga kesehatan demi kelancaran per-salinan, meski tidak bertepatan dengan HUT RI,” tuturnya. Dia pun mengimbau lagi agar ibu hamil terus memeriksakan kandungan dan dirinya supaya terus terkontrol kesehatan dan bayi di kandungannya. “Upayakan proses melahirkan di puskesmas atau tempat praktek bidan yang ada MoU dengan pemerintah, terlebih di rumah sakit,” katanya.
Siti amelia / mamik wijayanti/ant
Meski melalui perjuangan berat, namun senyum kebahagiaan orang tua dan keluarga lainnya menyambut anggota keluarga baru tersebut.
Bahkan lebih bahagia lagi, pada hari yang sangat bersejarah, lahir juga bayi kembar tiga berjenis kelamin laki-laki. Adalah A Hui, 35, warga Rumah Susun Asia Mega Mas melahirkan tiga bayi laki-laki sekaligus sekitar pukul 09.00 WIB di RS Bhakti Jalan HM Joni. Istri dari Yong Pokok, 51, ini melahirkan dengan bantuan operasi sesar.
Kakak ipar A Hui, Yong Likim, 57, mengaku sangat bahagia karena keponakannya lahir kembar tiga dan di hari Kemerdekaan RI. “Adik saya tidak pernah USG (ultra sonografi). Jadi tidak tahu kembar tiga,” kata dia. Ketiga bayi, katanya, lahir dalam kondisi sehat namun karena berat badan yang rendah rata-rata 1.000 gram, maka bayi dirujuk ke RS Bunda Thamrin oleh dokternya.
“Sekarang yang kami pikirkan biaya perawatan, karena tidak pakai asuransi. Semoga ada pihak dermawan yang mau membantu biaya perawatan ketiga bayi dan orang tuanya. Karena pekerjaan orang tuanya hanya mocokmocok ,” katanya. Kebahagiaan juga terpancar dari wajah orang tua yang anak lahir kemarin di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Rosiva Medan Jalan Bangka Medan. Di rumah sakit itu tercatat ada 12 bayi lahir.
Pemilik RSIA Rosiva Medan, Prof Djafar Siddik menuturkan, sejak pukul 00.00 WIB dini hari hingga menjelang siang sekitar pukul 11.00 WIB, setidaknya ada tujuh bayi yang lahir di rumah sakit milik swasta tersebut dan tiga di antaranya lahir normal. “Memang ada empat yang bayi lahir sesar. Namun bukan karena permintaan orang tuanya, tapi karena ada indikasi medis sehingga harus dioperasi.
Sore hari, sekitar lima ibu hamil dijadwalkan menjalankan operasi sesar,” ujarnya, kemarin. Biasanya, kata dia, permintaan untuk operasi sesar selalu ada dan itu pun harus memenuhi kriteria serta harus disetujui oleh dokternya. Misalkan, ibu tidak tahan sakit atau panggulnya kecil. “Kalau tidak ada, dianjurkan persalinan normal. Kalau ada indikasi sesar, kita langsung operasi dan ini hanya butuh waktu 20 menit saja,” katanya.
Sementara di RS Vina Estetica Medan, ada 10 bayi dilahirkan. Lima bayi berjenis kelamin perempuan. Hingga pukul 13.00 WIB, lima bayi lagi sedang dibersihkan setelah dilahirkan. Perawat RS Vina Estetica, Mayfrida Tampubolon menuturkan, bayi yang telah lahir atas nama ibu Rima Ayu dengan berat badan 3.500 gram dan panjang 50 cm.
Kemudian bayi atas nama ibu Lesna Uli Sitorus dengan berat badan 3.100 gram dan panjang badan 50 cm, bayi atas nama ibu Yenni Tambunan dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan 50 cm, bayi atas nama ibu Nova Feronika Sinaga dengan berat badan 3.500 gram dan panjang badan 50 cm, serta bayi atas nama ibu Elisa Fitri dengan berat badan 3.600 gram dan panjang badan 50 cm.
Ayah bayi atas nama ibu Lesna Uli Sitorus, T Sinaga, 38, warga Medan Kota mengatakan, tidak menyangka anaknya lahir pada 17 Agustus. Dia senang anak ketiganya lahir dengan lengkap dan sehat apalagi anak ketiganya perempuan. “Sebelumnya dua laki-laki. Terima kasih kepada Tuhan yang sudah memberikan keturunan bagi keluarga saya,” ujarnya sembari menambahkan anak ketiganya lahir dilakukan operasi karena jarak lahir anak kedua dan ketiganya terlalu dekat.
Terpisah, front office RS Sarah Medan, Dessy mengatakan, hingga pukul 14.00 WIB, ada delapan bayi yang lahir. Sementara di RS Ibu dan Anak Sri Ratu Medan ada lima bayi lahir. Bayi tersebut atas nama ibu Intan Mayduri Sembiring jenis kelamin perempuan dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan 49 cm. Bayi atas nama ibu Sofi Erika Manik jenis kelamin perempuan dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan 50 cm dan bayi atas nama ibu Lina jenis kelamin laki-laki dengan berat badan 2.800 gram dan panjang badan 48 cm.
“Selanjutnya, bayi atas nama ibu Wili Ida Daniaty jenis kelamin laki-laki dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan 47 cm. Bayi atas nama ibu Amy Veronika Silalahi jenis kelamin perempuan dengan berat badan 3.200 gram dan panjang badan 48 cm,” ujar Kepala Keperawatan RS Sarah Medan Murtyanti Damanik.
Tangis bayi mungil juga memecah keheningan ruang bersalin RSU dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, sekitar pukul 04.00 WIB, kemarin. Orang tua bayi bernama Fany ini memang lahir normal. “Data lengkapnya memang belum saya terima tetapi sudah dikabarkan ke kami, kalau ada satu pasien yang melahirkan di RSU dr Soetomo pada hari ini,” kata Kepala IRD RS. Soetomo, dokter Urip Murtedjo saat dihubungi, kemarin.
Beberapa rumah sakit lain juga menangani kelahiran bayi pada 17 Agustus. Bayi bernama lengkap Rindu Dirgahayu Putri lahir siang kemarin di Rumah Sakit PHC. Bayi perempuan ini lahir lewat operasi sesar. Orang tua bayi yang asli Bangkalan ini mengaku sangat senang dengan kelahiran anak keduanya. Terlebih lagi lahir pada hari yang bersejarah tentu merupakan kado spesial bagi orang tua dan khususnya bayi tersebut.
“Bayi saya lahir dengan selamat saja sudah senang, apalagi lahir pada tanggal bersejarah jadi makin senang dan bersyukur,” kata Solihul Hadi, orang tua bayi. Solihul menambahkan, pilihan kelahiran cesar sebenarnya bukan karena mencocokkan dengan tanggal bersejarah. Namun, memang usai kandungan istrinya sudah menca-pai 39 pekan, padahal umumnya saat kandungan sudah mencapai 38 pekan harus sudah mulai ada tanda-tanda kelahiran.
Akhirnya, setelah serangkaian tes dan bayi yang saat itu dalam kandungan dinyatakan sehat, maka Solihul mengizinkan dokter melakukan operasi sesar pada putri keduanya tersebut. “Alhamdulillah semuanya lancar dan harapannya ke depan semoga anak saya juga bisa menjadi sosok bersejarah mengingat ia lahir pada tanggal bersejarah,” ujarnya.
Bayi lain yang lahir di Rumah Sakit PHC Surabaya, yakni Salawati dengan berat 3.080 gram dan panjang 48cm. Bayi ini lahir normal pada pukul 12.37 WIB. Selain di rumah sakit PHC, Rumah sakit Husada Utama kemarin juga menangani kelahiran bayi bernama Meilyza. Bayi ini lahir dengan bantuan bidan dan tim para medis lain. Sementara di Kota Banjarmasin, Kalimantan Tengah, sedikitnya tujuh bayi dilahirkan pada 17 Agustus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Diah R Praswati mengatakan, data dari puskesmas-puskesmas di daerahnya tercatat tujuh bayi dilahirkan bertepatan hari kemerdekaan. “Ini data dari pukul 01.00 WITA hingga pukul 19.00 WITA, Senin (17/8), masih kami tunggu hingga pukul 00.00 WITA nanti kemungkinan ada tambahan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, kebanyakan persalinan yang dilakukan normal dalam kelahiran, namun data dari rumah sakit belum diperoleh datanya sehingga kemungkinan jumlahnya lebih dari tujuh bayi. Diah mengakui kelahiran ada 17 Agustus memang banyak diimpikan pasangan suami istri sehingga ada yang melakukan operasi untuk mempercepat proses persalinan.
“Tapi yang pasti semua menginginkan persalinan yang selamat, karena kami imbau ibu hamil dan suaminya agar mengedepankan menjaga kesehatan demi kelancaran per-salinan, meski tidak bertepatan dengan HUT RI,” tuturnya. Dia pun mengimbau lagi agar ibu hamil terus memeriksakan kandungan dan dirinya supaya terus terkontrol kesehatan dan bayi di kandungannya. “Upayakan proses melahirkan di puskesmas atau tempat praktek bidan yang ada MoU dengan pemerintah, terlebih di rumah sakit,” katanya.
Siti amelia / mamik wijayanti/ant
(ars)