Gelar Napak Tilas, Tumpengan hingga Tirakatan

Senin, 17 Agustus 2015 - 10:28 WIB
Gelar Napak Tilas, Tumpengan...
Gelar Napak Tilas, Tumpengan hingga Tirakatan
A A A
Tak dipungkiri lagi sejarah bangsa Indonesia mencatat andil Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam perjuangan melawan penjajah.

Sebagai wujud penghormatan dan penghargaan atas jasa salah satu pahlawan nasional itu, ratusan warga Desa Siraman dan Desa Karangrejek, Wonosari, Gunungkidul, napak tilas rute gerilya Soedirman yang melintasi wilayah desa tersebut. Ratusan warga berpakaian adat Jawa dan pahlawan nasional berjalan kaki arak-arakan di sepanjang jalan desa yang termasuk rute gerilya Soedirman, di perbatasan dua desa itu, tadi malam.

Tak ketinggalan puluhan sepeda onthel juga dikendarai sebagian warga di arakarakan sebagai simbol alat transportasi rakyat saat masa penjajahan mayoritas masih bersepeda onthel.

"Dulu saat gerilya, Jenderal Soedirman pernah singgah dan menginap satu malam di bangunan yang sekarang jadi Balai Desa Karang rejek," kata tokoh masyarakat setempat, Chrismunadi. Tujuan napak tilas ini untuk menunjukkan agar generasi muda tahu sejarah bahwa desa mereka memiliki nilai sejarah yang tinggi meskipun tak tertulis dalam buku sejarah maupun dokumen lainnya.

Selain napak tilas rute gerilya Soedirman, juga digelar ritual adat tirakatan dan doa bersama memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Dua nasi tumpeng dan beraneka makanan tradisional disediakan dan dimakan bersama warga yang menghadiri acara tirakatan. Nasi tumpeng yang bentuknya runcing ke atas menyimbolkan doa kepada Tuhan. Sedangkan beraneka macam makanan tradisional sebagai simbol kemajemukan warga masyarakat.

"Malam ini sebagai kegiatan puncak peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya ada lomba anakanak dan warga untuk mempererat persatuan dan persaudaraan masyarakat sekitar," imbuh Chrismunadi. Di acara ini juga diputar film perjuangan kemerdekaan yang diambil dari arsip nasional dan youtube. Salah satu tokoh pemuda, Freddo Omegantara mengatakan, alasan pemutaran film untuk mengingatkan dan meningkatkan rasa nasionalisme khususnya bagi generasi muda.

"Pemuda dan anak-anak rata-rata hanya mendengar cerita dari orang tua atau mempelajari buku pelajaran sejarah di sekolah. Dengan melihat film ini harapannya generasi muda bisa melihat bagaimana perjuangan pahlawan di masa penjajahan," jelasnya. Ratusan warga dari anak kecil hingga orang tua tampak antusias dan khidmat mengikuti rangkaian acara yang ditutup dengan doa bersama dipimpin oleh tokoh agama setempat.

Ristu Hanafi
Gunungkidul
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7216 seconds (0.1#10.140)