Saking Antiknya, Museum Tak Mampu Merawat

Senin, 17 Agustus 2015 - 10:04 WIB
Saking Antiknya, Museum Tak Mampu Merawat
Saking Antiknya, Museum Tak Mampu Merawat
A A A
Keris merupakan salah satu aset budaya yang di miliki Indonesia. Karena keris memiliki nilai budaya, sejarah, serta seni, banyak kolektor yang sengaja menyimpan keris untuk dilestarikan sebagai bentuk rasa cintanya terhadap budaya leluhur.

Salah satu kolektor keris di Kota Semarang adalah Suparwoto. Dia mengoleksi beragam jenis keris. Tidak hanya dari Pulau Jawa, namun juga dari beberapa daerah lain. Keris-keris koleksinya tidak main-main, karena kebanyakan justru dari masa sebelum Kerajaan Majapahit. Pria yang akrab di sapa Parwoto ini telah 20 tahun mengoleksi beragam keris beraneka jenis dan bentuk dari berbagai daerah.

Bukan hanya itu, dia juga mendirikan salah satu paguyuban keris bernama Puriwiji Semarang. Paguyuban Puriwiji merupakan singkatan dari Paheman Nguri-uri Wesi Aji , nguri-uri artinya melestarikan dan mengembangkan. Puriwiji juga masuk dan diakui oleh Kertabrata Jawa Tengah dan SNPI atau Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia. Dia mengakui, seharusnya keris-keris koleksinya menjadi cagar budaya yang dikelola museum, namun museum tidak mampu mengelola dan ngopeni keris sebanyak itu sehingga dirawat sendiri.

“Keris yang saya koleksi berumur ratusan tahun yang berasal dari zaman sebelum Majapahit hingga keris buatan saat ini dari berbagai daerah seperti Madura, Surakarta, Yogyakarta, dan Semarang,” katanya. Paling unik, kata dia, adalah Keris Kali Galak. Keris ini dapurnya (rangkanya) cukup rumit dengan gandik dua. Selain itu ada pula yang cukup favorit seperti Singo Barong, Nogososro, Dapu Inten.

Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman ) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya. Dia tidak menampik ada yang mengait-ngaitkan keris dengan kepercayaan mistis.

Namun menurutnya, hal itu tergantung dari sudut pandang dan kepercayaan masing-masing. Yang pasti, kata dia, keris adalah pusaka atau gaman yang merupakan peninggalan budaya yang wajib dilestarikan. “Itu (mistis) bergantung kepercayaan masyarakat. Karena sebelum manusia ada pun hal-hal gaib itu pasti ada. Mereka terkadang nempel di mana-mana, bisa di barangbarang pusaka, akik, batu, keris, bahkan hati manusia,” katanya.

Untuk merawat berbagai jenis keris miliknya, tidaklah sulit. Cukup di beri minyak Singer (minyak mesin jahit) bisa ditambah pula dengan minyak cendana atau wangiwangian lain.

Andik Sismanto
Kota Semarang
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1142 seconds (0.1#10.140)
pixels