Ketemu Emil, Amin Ingin Ganti Rugi Layak
A
A
A
BANDUNG - Akhirnya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengunjungi Amin Ikhsan, 42, mantan atlet senam Jawa Barat yang menjadi korban pembongkaran bangunan di lokasi proyek revitalisasi kawasan Kiaracondong kemarin.
Pada kesempatan itu, Emil sapaan akrab Ridwan Kami duduk dan berbincang lang sung dengan Amin yang kini terpaksa tinggal di gubuk butut. Ridwan menanyakan kondisi dan proses pengobatan yang dilakukan Amin. Ridwan juga menawarkan sejumlah opsi kepada Amin, agar mau direlokasi dari gubuk bu tutnya tersebut.
Seperti pindah ke Rusunawa Rancacili atau ke Rusun Sadang Serang yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Kiaracondong. “Tadi sudah saya sampaikan ke Pak Amin opsi-opsi yang sudah ditawarkan. Ada opsi Rancacili dengan mengikuti prosedur peminda han atau mengurus sendiri. Artinya opsi-opsi yang di be rikan sudah sangat demok ratis,” Kata Ridwan.
Lebih lanjut Ridwan mengatakan, cecara hukum, lahan tersebut merupakan milik negara dan sertifikat tanah pun mengikuti aturan hukum. Dengan kondisi seperti itu harusnya proses pemindahan dapat berjalan lancar. “Lebih baik (Pak Amin) terima dulu opsi yang ditawarkan. Setelah itu nanti kita obrolin lagi. Dari pada di sini (tinggal di tenda),” ujarnya.
Diketahui, Amin bersama sekitar 50 kepala keluarga lain nya memilih tetap bertahan di lokasi pembongkaran dan enggan pindah ke rumah su sun sewa (rusunawa) Rancacili sebagai tempat relokasi yang ditawarkan Pemkot Ban dung. Pasalnya Amin menilai rusunawa Rancacili, di Ke lurahan Derwati, Keca ma tan Ran casari, akses jalannya belum memadai.
Apalagi Amin yang kini menderita gagal ginjal harus secara rutin melakukan cuci darah. “Saya biasanya cuci darah seminggu itu 3 kali di Rumah Sakit Santo Yusup. Kalau pindah ke Ran cacili tebih teuing (terlalu jauh),” ucap Amin kemarin.
Amin yang pernah menya bet 12 medali tingkat Porda Jawa Barat dan 1 medali tingkat nasional itu bersikukuh enggan pindah dari lokasi pembongkaran karena menganggap lokasi yang saat ini di tempati dekat dengan rumah sakit dan sekolah anaknya. Dia sangat berharap bantuan dan solusi lebiih baik yang ditawarkan Pemkot Bandung.
Terlebih, pascapem bongkaran yang dilakukan, Amin harus kehilangan sumber pendapatannya. Karena studio musik dan rumah kontrakan yang selama ini menjadi sumber pendapatan ikut dibongkar. “Sekarang istri yang bekerja. Karena fisik saya yang sudah enggak memungkinkan. Kontrakan dan studio (musik) sudah roboh semua. Tidak ada pendapatan lagi. Pengennya sih ada penggantian yang layak,” tandasnya.
Menanggapi hal tersebut Ridwan menyatakan, akan mencari solusi terbaik un tuk menyelesaikan permasalahan ini. Karena bagaimana pun Amin dan 50 kepala keluarga yang masih ber tahan di lokasi pem - bong karan merupakan warganya.
“Nanti malam (kemarin malam) akan kami rapatkan. Sama perwakilan warga juga agar bisa ketemu titik terang. Karena secara solusi Pemkot Bandung sudah berusaha memberikan solusi,” pungkasnya.
Mochamad solehudin
Pada kesempatan itu, Emil sapaan akrab Ridwan Kami duduk dan berbincang lang sung dengan Amin yang kini terpaksa tinggal di gubuk butut. Ridwan menanyakan kondisi dan proses pengobatan yang dilakukan Amin. Ridwan juga menawarkan sejumlah opsi kepada Amin, agar mau direlokasi dari gubuk bu tutnya tersebut.
Seperti pindah ke Rusunawa Rancacili atau ke Rusun Sadang Serang yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Kiaracondong. “Tadi sudah saya sampaikan ke Pak Amin opsi-opsi yang sudah ditawarkan. Ada opsi Rancacili dengan mengikuti prosedur peminda han atau mengurus sendiri. Artinya opsi-opsi yang di be rikan sudah sangat demok ratis,” Kata Ridwan.
Lebih lanjut Ridwan mengatakan, cecara hukum, lahan tersebut merupakan milik negara dan sertifikat tanah pun mengikuti aturan hukum. Dengan kondisi seperti itu harusnya proses pemindahan dapat berjalan lancar. “Lebih baik (Pak Amin) terima dulu opsi yang ditawarkan. Setelah itu nanti kita obrolin lagi. Dari pada di sini (tinggal di tenda),” ujarnya.
Diketahui, Amin bersama sekitar 50 kepala keluarga lain nya memilih tetap bertahan di lokasi pembongkaran dan enggan pindah ke rumah su sun sewa (rusunawa) Rancacili sebagai tempat relokasi yang ditawarkan Pemkot Ban dung. Pasalnya Amin menilai rusunawa Rancacili, di Ke lurahan Derwati, Keca ma tan Ran casari, akses jalannya belum memadai.
Apalagi Amin yang kini menderita gagal ginjal harus secara rutin melakukan cuci darah. “Saya biasanya cuci darah seminggu itu 3 kali di Rumah Sakit Santo Yusup. Kalau pindah ke Ran cacili tebih teuing (terlalu jauh),” ucap Amin kemarin.
Amin yang pernah menya bet 12 medali tingkat Porda Jawa Barat dan 1 medali tingkat nasional itu bersikukuh enggan pindah dari lokasi pembongkaran karena menganggap lokasi yang saat ini di tempati dekat dengan rumah sakit dan sekolah anaknya. Dia sangat berharap bantuan dan solusi lebiih baik yang ditawarkan Pemkot Bandung.
Terlebih, pascapem bongkaran yang dilakukan, Amin harus kehilangan sumber pendapatannya. Karena studio musik dan rumah kontrakan yang selama ini menjadi sumber pendapatan ikut dibongkar. “Sekarang istri yang bekerja. Karena fisik saya yang sudah enggak memungkinkan. Kontrakan dan studio (musik) sudah roboh semua. Tidak ada pendapatan lagi. Pengennya sih ada penggantian yang layak,” tandasnya.
Menanggapi hal tersebut Ridwan menyatakan, akan mencari solusi terbaik un tuk menyelesaikan permasalahan ini. Karena bagaimana pun Amin dan 50 kepala keluarga yang masih ber tahan di lokasi pem - bong karan merupakan warganya.
“Nanti malam (kemarin malam) akan kami rapatkan. Sama perwakilan warga juga agar bisa ketemu titik terang. Karena secara solusi Pemkot Bandung sudah berusaha memberikan solusi,” pungkasnya.
Mochamad solehudin
(ftr)