Sugiyanto dkk Simpan Bom Rakitan

Jum'at, 14 Agustus 2015 - 07:36 WIB
Sugiyanto dkk Simpan...
Sugiyanto dkk Simpan Bom Rakitan
A A A
SOLO - Penang kapan tiga warga di Kelurahan Semanggi, Ke ca matan Pasar Kliwon, Solo yang dilakukan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri dipastikan terkait kasus terorisme.

Sehari setelah meringkus tiga terduga teroris, yakni Sugiyanto, 35, dan Ibadurahman ali as Udin, 19, keduanya warga kampung Mojo, serta Yus Karman, 38, warga Kampung Losari yang masuk wilayah Kelurahan Semanggi, kemarin Densus 88 menggeledah tiga lokasi berbeda di wilayah Solo dan Karanganyar.

Lokasi yang digeledah pertama kali konter HP Azzam Cell di Jalan Untung Suropati, tepatnya di Kampung Sa wahan, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo sekitar pukul 10.30 WIB. Dalam penggeledahan di konter milik Udin, 19, itu polisi menyita rang kaian bom. Selain itu, disita baterai, kabel, rangkaian elektronik, dan pipa. “Rangkaian bom yang ditunjukkan kepada saya jumlah satu. Juga ada ben dera yang diduga mirip ISIS,” ungkap Lurah Sangkrah Singgih Bag jono seusai diminta menyaksikan penggeledahan oleh Densus 88.

Penggeledahan melibatkan puluhan anggota Brimob bersenjata lengkap, tim Laboratorium Forensik (Labfor) dan Ina fis. Salah satu tetangga Udin, Taufiq, mengatakan selain tinggal di rumah kakeknya di kampung Sawahan, Udin juga me ngontrak di kampung Losari. “Sepengetahuan saya, Udin itu sudah memiliki istri dan anak, namun saya tidak tahu siapa namanya,” kata Taufiq.

Selesai memeriksa konter HP sekitar satu jam, penggeledahan dilanjutkan menuju ru mah Ibadurahman di Kampung Mojo RT 6/RW 4, Kelurahan Se manggi, Kecamatan Pasar Kliwon. Upaya penggeledahanmen dapat reaksi keras dari kedua orang tua Ibadurahman. “Sa ya disuruh angkat tangan, tapi saya tidak mau,” ungkap Darsono, 58, orang tua Ibadurahman seusai penggeledahan.

Dia memprotes karena kedatangan polisi tidak jelas urusannya apa. Darsono juga sempat meminta agar mendatangkan ketua RT dan RW setempat terlebih dulu. Darsono dan istrinya juga melontarkan ke marahan ketika susu bubuk miliknya mau dijadikan barang bukti de ngan tuduhan sebagai bahan pe ledak. “Padahal ini susu bubuk mau dibikin roti,” kata Nyonya Darsono. Arang bekas sisa pembakaran sate juga dianggap sebagai bahan peledak.

Karena tak terima rumahnya digeledah, orang tua Ibadurahman mengikuti se mua gerakan polisi saat di ru - mahnya. Polisi juga menyita ben dera taman pendidikan Alquran (TPA) dari masjid di rumah Darsono. Darsono mengaku, sejauh ini belum menerima surat resmi dari polisi terkait penangkapan anaknya. Dia sempat mendatangi Polresta Solo untuk me nanyakan kabar anaknya. Na mun, keterangan yang didapatkan dinilai kurang memua skan. Polresta hanya menyatakan hal itu merupakan urusannya Densus 88.

Ibadurahman merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Statusnya masih bu - jangan dan dalam keseharian bis nis jualan online, seperti men jual kaus dan peci. Kabar penangkapan anaknya didapatkan dari tetangga, Rabu (12/8) sore. Darsono tidak tahu penangkapan di mana dan jam berapa. Ditanya apakah Ibadurahman memiliki panggilan Udin, dia membantahnya.

“Saya tidak tahu Udin itu siapa,” ucapnya. Darsono dan istrinya sempat memarahi polisi ketika mereka beranjak pergi setelah meng geledah. Densus selanjutnya giliran menggeledah rumah kos milik Suwarno di Dusun Gerdu, Desa Weru, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar. Direktur Intel Densus 88 Ma bes Polri Kombes Ibnu Suhendro mengakui salah satu barang bukti yang disita adalah bom rakitan dan petunjuk cara pembuatannya.

Namun, dia enggan membeberkan secara rinci berapa bom rakitan yang disita serta barang bukti lainnya. Dia hanya menyebut barang bukti yang disita cukup banyak. Lokasi yang digeledah ada tiga titik. Dua di antaranya di Solo dan satu di Karang anyar. Dia juga menegaskan penangkapan dilaksanakan se suai prosedur. Disinggung mengenai protes yang dilancarkan keluarga Ibadurahman, Ibnu Suhendro mengemukakan sikap keluarga yang radikal memang seperti itu.

Mereka selalu menganggap apa yang dilakukan oleh aparat pemerintah selalu salah. Saat ditanya jumlah orang yang di tangkap Densus, Ibnu enggan membeberkan meski juga tidak membantah bahwa yang di tang kap jumlahnya tiga orang. Keterangan resmi nantinya akan disampaikan oleh divisi Humas Mabes Polri.

Berdasarkan kabar yang beredar, keberadaan Udin belum tertangkap meski konter HP miliknya telah digeledah polisi. Kepala Dus Gerdu, Haryono mengaku tidak mengenal orang yang menyewa kos yang ditangkap Densus 88 tersebut. “Yang bersangkutan belum pernah tinggal di kamar kos yang disewa itu,” ujarnya.

Ary wahyu wibowo/ arief setiadi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2341 seconds (0.1#10.140)