REI Khawatir Pilkada Hambat Pembangunan Rumah

Rabu, 12 Agustus 2015 - 08:49 WIB
REI Khawatir Pilkada Hambat Pembangunan Rumah
REI Khawatir Pilkada Hambat Pembangunan Rumah
A A A
MEDAN - Kondisi ekonomi yang tidak stabil sepanjang tahun ini membuat pembangunan properti di Sumut melambat. Pengembang pun hanya fokus pada proyek yang bersifat membantu pemerintah.

Akan tetapi, pengembang pun kini mulai dihantui banyaknya daerah yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak, Desember mendatang. Hingga awal Agustus 2015, Real Estate Indonesia (REI) Sumatra Utara (Sumut) mencatat telah membangun 4.700 unit rumah sejahtera tapak (RST) dari total target pembangunan 7.500 unit pada tahun ini.

Meski begitu, Ketua REI Sumut, Umar Husin, tetap optimistis target tersebut bisa tercapai pada akhir tahun. Kendati optimistis target pembangunan dapat tercapai, Umar mengaku khawatir dengan penyelenggaraan pilkada serentak pada akhir tahun ini. Pasalnya, pembangunan di beberapa kabupaten/ kota membutuhkan koordinasi intensif dengan kepala daerah.

“Sebentar lagi akan banyak yang menjadi penjabat (pj kepala daerah), karena memasuki masa proses pemilihan. Ini yang kami khawatirkan, karena belum tentu pemegang jabatan sementara bisa mengambil kebijakan strategis yang bisa mendukung. Kalau tidak peduli, justru akan menghambat,” ujarnya di Medan, kemarin. Dia memprediksi pembangunan rumah menengah dan mewah dengan harga Rp500 juta-Rp700 juta tahun ini akan turun 25-30%.

Dengan perlambatan yang sudah terjadi sejak tahun lalu, membuat pengembang tidak terlalu berharap pada segmen itu, tetapi mengikuti rencana pemerintah pusat untuk membangun satu juta rumah di seluruh Indonesia. Menurut dia, sekitar 65% anggota REI Sumut saat ini menggarap segmen RST.

Selain karena kebutuhannya sangat besar, kebijakan pendukung dari pemerintah juga membuat RST sangat diminati dan berpotensi menjadi pendongkrak utama pertumbuhan properti di Sumut. “Dari pemerintah pusat menargetkan Sumut mampu menyediakan total 16.305 RST dengan beberapa kebijakan pendukung, yakni penurunan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari 7,25% menjadi 5%, PPh 1% dan penghapusan PPn.

Kemudian, bantuan uang muka bagi masyarakat Rp4 juta juga sangat membantu,” ujar Umar Husin. Adapun beberapa kabupaten/ kota yang menjadi sasaran pembangunan RST di Sumut, di antaranya Deliserdang, Rantauparapat, dan Nias. Sementara di Medan tidak ada lagi lahan luas untuk dijadikan lokasi perumahan. “Kalau di Medan sudah mengarah ke rumah susun,” ujarnya.

Sementara ekonom Sumut, M Ishak, mengatakan, kendati harga RST jauh lebih murah, penjualannya pada tahun ini masih terkendala penurunan daya beli masyarakat. Malah saat ini rumah untuk pasar menengah hingga mewah masih menggiurkan bagi mereka yang memiliki uang.

“Dengan perlambatan ekonomi seperti saat ini, khususnya di Sumut, masyarakat menengah ke bawah tentu masih berpikir dulu untuk membeli rumah, walaupun murah. Mereka akan lebih fokus memenuhi kebutuhan pangannya terlebih dahulu. Justru saat ini rumah untuk segmen kelas menengah ke atas yang masih menjadi motor penggerak ekonomi,” tandasnya.

Jelia amelida
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.7967 seconds (0.1#10.140)