Proyek ATCS Rp5 Miliar Menuai Kritik

Selasa, 11 Agustus 2015 - 10:45 WIB
Proyek ATCS Rp5 Miliar Menuai Kritik
Proyek ATCS Rp5 Miliar Menuai Kritik
A A A
MEDAN - Anggaran yang dialokasikan Pemko Medan melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan sebesar Rp5 miliar untuk pengadaan 9 unit ATCS (a rea t raffic c ontrol s ystem ) dinilai terlalu mahal. Proyek ini menuai kritik karena fungsinya hanya memberikan penyadaran kepada pengguna lalu lintas, bukan solusi kemacetan.

Dishub Kota Medan akan memasang lagi 9 unit ATCS di ruas jalan Kota Medan pada November mendatang. Ke 9 unit ATCS ini akan dipasang di simpang Yos Sudarso-Pembangunan, YosSudarso- simpangBrayan, simpang Kapten Muslim-Amir Hamzah, Sunggal-Sei Batang Hari, Sunggal-Setia Budi, simpang Juanda-Walikota, simpang Gajah Mada-Wahid Hasyim, simpang Thamrin-M Yamin dan simpangKejaksaan-TeukuUmar.

Pengamat Tata Kota di Medan, Jaya Arjuna mengungkapkan, jika hanya memantau ketertiban lalu lintas ataupun untuk menegur pengguna kendaraan yang melanggar lalu lintas, keberadaan ATCS di persimpangan jalan tidaklah efektif. Bahkan, anggaran yang dialokasikan Rp5 miliar untuk 9 unit ATCS sangatlah mahal. Seharusnya, kataJaya, keberadaan ATCS ini menjadi alat yang bisa menghitung berapa jumlah kenderaan yang ada di setiap persimpangan.

Dengan begitu dari layar monitor bisa diketahui berapa jumlah kenderaan di Medan. Kemudian, Pemko Medan dapat membuat kebijakan atau aturan untuk mengurangi kemacetan di Kota Medan. “Buat apa kalau keberadaan ATCS hanya untuk menegur orang yang melanggar lalu lintas saja.

Hanya dilihat-lihat saja dari layar monitor, tapi tidak bisa menghitung berapa jumlah kenderaan. Sama saja, tidak akan bisa mengurai kemacetan sampai kapanpun. Karena tidak ada kebijakan apa-apa yang dibuat, itu juga sama saja menyia- nyiakan anggaran,” ungkap Jaya Arjuna, kemarin.

Dengan mengetahui berapa jumlah kendaraan yang ada di persimpangan jalan, menurut Jaya, pemerintah kota dapat membuat kebijakan apakah Pemko Medan perlu mengadakan angkutan massal di Medan. Selain itu, keberadaan ATCS seharusnya bisa memantau tindakan kriminal yang terjadi di jalan. Terutama di persimpangan jalan seperti, tabrak lari, pencurian dan lainnya.

“Jadi, kalaupun anggarannya mahal tapi kalau alat itu berfungsi efektif kita tidak mempermasalahkannya. Karena akan banyak kegunaannya. Tapi, kalau hanya begitu saja, ya jelaslah kemahalan. Jangan sampai, alat itu lamalama seperti alat pengukur suhu udara di Medan. Dipasang dengan anggaran besar, tapi sekarang rusak, tidak ada perbaikan.

Alhasil, ya tidak berguna apa-apa,” ujarnya. Hal sama diungkapkan Pengamat Transportasi, Bhakti Alamsayah. Dia mengatakan, jika dilihat dari sisi teknologi yang sudah modern saat ini pada dasarnya keberadaan ATCS itu sangat membantu melengkapi traffic light. Namun, jika fungsinya hanya untuk menegur pengguna kendaraan yang melanggar lalu lintas memang sepertinya anggaran Rp5 miliar untuk 9 unit ATCS terlalu mahal.

“Prinsipnya kalau untuk melengkapi traffic light ya bagus- bagus saja. Apalagi, kalau secara sistem melakukan pembinaan dan himbauan kepada pengguna kendaraan melalui pengeras suara. Tapi, ada baiknya jika dengan anggaran Rp5 miliar itu bisa diefisiensi jumlah ATCS-nya.

Misalnya, dengan 5 miliar, bisa menambah jumlah ATCS, bukan hanya 9 unit saja,” pungkasnya. Dengan dipasangnya 9 unit ATCS di Kota Medan, berarti semua ATCS yang terpasang sebanyak 61 unit. Rencananya, pemasangan yang 9 unit ATCS ini dilakukan November karena saat ini sedang dalam proses tender.

Eko agustyo fb
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9849 seconds (0.1#10.140)