Dilapisi Bajra Lepa, Batuan Candi Terlihat Mengkilat

Minggu, 09 Agustus 2015 - 10:37 WIB
Dilapisi Bajra Lepa, Batuan Candi Terlihat Mengkilat
Dilapisi Bajra Lepa, Batuan Candi Terlihat Mengkilat
A A A
YOGYAKARTA - Bertebarannya banyak candi di Kabupaten Sleman, memperkaya akan pilihan masyarakat yang berminat pada wisata heritage.

Terutama bagi para orang tua yang ingin memberikan edukasi kepada anak-anaknya mengenai sejarah bagaimana perjalanan peradaban manusia. Satu yang dapat menjadi pilihan adalah Candi Kalasan beralamatkan di Jalan Jogja-Solo Kilometer 13, Kecamatan Kalasan, Sleman. Situs cagar budaya ini menyajikan sebuah candi induk nan kaya akan relief.

Dengan dilapisi bajra lepa, kilauan keemasannya pun menambah keanggunan candi ini. “Eksotis, baru sempat sekali berkunjung. Baru tahu juga kalau ada lapisan yang menyebabkan warnanya menjadi keemasan,” kata salah satu pengunjungnya, Ulum, 35, warga yang tinggal di daerah Banguntapan, Bantul itu. Tempat seperti ini pun bisa menjadi salah satu fasilitas pembelajaran mengenai cagar budaya kepada generasi muda.

Apalagi, menurutnya, di kawasan itu sudah ada data detail mengenai sejarah candi ini. “Tempatnya di pinggir jalan raya, tapi memang sedikit tertutup pandangannya dengan permukiman,” tuturnya.

Eksotisme Candi Kalasan ini juga diakui arkeolog, Djoko Dwiyanto. Bahkan, pria yang juga sebagai Ketua Dewan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta itu mengatakan, situs ini merupakan salah satu candi yang bisa menandingi keelokan Candi Sewu. “Candi Kalasan termasuk candi yang bisa mengimbangi Candi Sewu,” katanya.

Candi tersebut memang bersinar, karena di badannya menempel prasasti-prasasti yang diolesi suatu bahan bernama bajra lepa. Selain itu, ada keunikan lainnya. “Bajra lepa ini memang hanya ada di dua candi, yaitu Kalasan dan Sari,” ujarnya. Salah satu prasasti yang ada di situs tersebut memang tertulis Kalasan. Nama itulah yang diadopsi pemerintah zaman modern. “Satu-satunya candi yang ada kesamaan namanya (antara tulisan di prasasti dengan nama daerahnya),” ucapnya.

Masyarakat pun akan sangat disayangkan jika belum menyempatkan datang ke situs Candi Buddha ini. Sebab dalam waktu dekat nanti, situs tersebut akan segara dipugar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta.

Karena kondisinya memang bebatuan sudah mulai mengalami pelapukan. Saat ini pun masih tahap pembebasan tanah di sekitarnya serta menentukan apakah akan dipugar total dengan dampak braja lepanya hilang.

Atau secara parsial membuat atap setinggi sekitar 35 meter namun akan mengurangi nilai keanggunannya. “Saat ini masih tetap kami buka untuk wisatawan,” kata Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, BPCB Yogyakarta, Wahyu Astuti.

Ridho Hidayat
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6575 seconds (0.1#10.140)