Sekolah Terbuka Berdiri di Lapas Anak Bandung

Kamis, 06 Agustus 2015 - 08:33 WIB
Sekolah Terbuka Berdiri di Lapas Anak Bandung
Sekolah Terbuka Berdiri di Lapas Anak Bandung
A A A
BANDUNG - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kota Bandung menjadi pilot project pendirian sekolah terbuka bagi anak-anak yang terjerat hukum.

Sekolah yang dinamai Sekolah Taruna Wiyata Mandala ini memiliki konsep sekolah terbuka, pendidikan layanan khusus, dan pendidikan khusus. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan, sekolah terbuka di Lapas Anak Kota Bandung menjadi salah satu implementasi dari Undang-Undang Nomor 11/2012 ten tang Sistem Peradilan Pidana Anak,

dimana sistem ini mengedepankan keadilan restoratif dan diversif yang bertujuan untuk pemulihan kesatuan hidup, kehidupan, dan pe nghidupan. Sekolah terbuka ini bukan hanya memberikan pendidikan informal, melainkan juga pendidikan formal yang harus disinergikan dengan pihak lain, contohnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemen dikbud).

Sedangkan untuk pelaksanaannya, sekolah ini menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah, keluarga, maupun masyarakat. Di sekolah ini, anak akan men dapatkan pendidikan, latihan keterampilan, dan pembinaan sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan wajib belajar sem bilan tahun, yakni SD, SMP, dan SMA/SMK, serta pendidikan non-formal yang mencakup Kejar Paket A (SD), Kejar Paket B (SMP), dan Kejar Paket C (SMA).

Peresmian sekolah tersebut sekaligus mendorong perubahan paradigma istilah Lapas Anak menjadi Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS). Perubahan ini, kata Yasonna, bukan hanya nomenklatur saja, me lain kan perwujudan trans for masi dengan perubahan yang ada, khususnya bagi anak yang terjerat hukum.

Tidak hanya itu, anak pun akan diberikan pembinaan kepribadian berupa pembinaan kerohanian, kesadaran hukum, jasmani, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta pem binaan keterampilan seperti pertanian, peternakan, per tu kangan, kesenian, serta teknologi informasi.

“Kami berharap se kolah terbuka ini menjadi se macam boarding school yang ting kat disiplinnya bagus,” ujar nya seusai meresmikan Sekolah Taruna Wiyata Mandala ber sama Mendikbud dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Pengentasan Anak di Lapas Anak Bandung, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, kemarin.

Hal serupa diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Ke men - dik bud Hamid Muhammad. Pihaknya mendukung, baik dari pendanaan operasional mau - pun pemenuhan sarana prasarana sekolah tersebut. Untuk operasional, pihaknya mengalokasikan dana sebesar Rp30 juta untuk masing-masing unit pelaksana teknis yang jumlahnya mencapai 25 unit.

Tak hanya itu, pihaknya juga menyiapkan fasilitas tam bahan untuk laboratorium kom puter, laboratorium bahasa, termasuk CD (compact disc), modul, dan komik pem belajaran. “Bentuk sekolah untuk anak yang terkena kasus hukum semacam ini sebenarnya bisa bermacam-macam.

Tapi kita menggunakan konsep sekolah terbuka, pendidikan kesetaraan, dan pendidikan khusus yang kurikulumnya didesain untuk meningkatkan keterampilan anak,” paparnya. Menurutnya, dari 20 lapas anak di Indonesia, hanya Lapas Anak Kota Bandung yang memiliki fasilitas mumpuni dalam pembelajaran.

Namun, kedepan, pihaknya secara bertahap akan meningkatkan fasilitas yang ada di lapas anak lainnya. “Saat ini ada empat lapas anak lainnya yang sedang kita koordinasikan, termasuk lapas anak di Tangerang,” tandasnya.

Anne rufaidah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1555 seconds (0.1#10.140)