Neurosains Picu Kemampuan Anak

Jum'at, 31 Juli 2015 - 08:41 WIB
Neurosains Picu Kemampuan...
Neurosains Picu Kemampuan Anak
A A A
BANDUNG - Guru sebagai tenaga pengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam mengontrol perkembangan anak, khususnya pada masa golden age.

Usia 0-6 tahun dipercaya se bagai masa emas anak dalam mem pelajari berbagai stimulus yang menerpa mereka. Pun caknya, golden ageini menjadi kunci da sar perkembangan seorang anak di masa yang akan datang. Neurosains menjadi salah satu cabang ilmu yang di fo kus kan untuk mengenal lebih jauh mengenai otak dan sistem saraf.

Kini, berbagai modul dan teori da pat dengan mudah di ap li kasikan bagi siapa saja, terutama un tuk anak. Ilmu terapan neuo sains ini digadang-gadang mam pu menjadi stimulus untuk mencerdaskan dan me ngoptimalisasi kemampuan anak. Oleh karenanya, di adkanlah sebuah seminar in ter na sional dan workshop yangber kai tan dengan neurosains sebagai ba sis pembangunan dan pen di di kan anak.

Acara ini digelar di Ge dung BPU Universitas Pen di dikan Indonesia (UPI), Se tia bu di, Kota Bandung, kemarin. Ke gia tan ini terselenggara atas ker ja sama Himpunan Pendidik dan Tenaga Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (Him pau di), Dirjen PAUDI, serta di du kung oleh Switzal, MNC Life, dan Ikatan Neurosains Terapan In donesia.

Seminar internasional yang di hadiri oleh 1000 pendidik dari seluruh Indonesia ini turut mengha dirkan pembicara internasional Adele Diamond yang merupakan professor of de ve lop mental cog nitive neu roscience. Pembekalan yang di beri kan kepada para peser taberupa informasi, konsep, dan perkembangan terbaru sepuar dunia neurosains yang kelak bisa di manfaatkan untuk stimulasi perkembangan anak.

Salah seorang praktisi neuorosains terapan Anne Gracia menyatakan teori terapan ini mengkhususkan diri untuk dapat membantu orangtua serta guru mengetahui secara spesifik profil kematangan anak. “Kita bisa lihat kematangan anak dari sudut pandang kematangan otak dan syaraf, kemampuan tiap anak akan berbeda-beda,” tuturnya.

Perbedaan kemampuan terse butlah yang dapat digunakan se bagai tolak ukur para pendamping anak untuk mampu menyusun aktivitas agar bisa menyeimbangkan kemam puannya. Ketua Himpaudi Jawa Barat se kaligus ketua pelaksana acara ini, Rudiyanto M.Si mnga akan pada sesi workshopakan ada praktik langsung yang di berikan kepada para peserta agar bisa menerapkan semua pembekalan yang te lah diberikan sebelumnya.

“Per kembangan anak usia dini tidak lepas dari guru agar bisa di opti malisasi. Guru harus punya wawa san dan bekal berkaitan dengan cara stimulasi yang sesuai ke bu tu han,” ujar Rudi. Kelak diharapkan kompetensi guru akan semakin me ning kat dan hal ini akan merujuk pada perkembangan anak In donesia ke arah yang semakin baik.

Menurut Rudi salah satu tan tangan terbesar tenaga pengajar adalah soal penguatan profesi. Tenaga pendidik yang terikat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sangat sedikit jumlahnya. Sehingga banyak di antaranya yang mengajar hanya ber dasarkan sukarela.

“Tenaga pen didik semacam ini jumlahnya sangat banyak dan tidak bisa kita diamkan begi tu saja. Perlu ada pengem bangan juga meski pada aplikasinya semua bertumpu pada keswadayaan masyarakat,” imbuhnya.

MG 12
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7810 seconds (0.1#10.140)