Kisah Pendaki Cilik yang Tersesat di Gunung Lawu (Bagian 1/Bersambung)
A
A
A
SOLO - PERISTIWA tersesatnya tujuh pendaki di Gunung Lawu beberapa hari lalu cukup mengejutkan. Sebab, dua orang di antaranya ternyata masih anak-anak.
Dua pendaki cilik yang ikut tersesat adalah Sasi Satsuni (11) dan Angger Abdul (9). Mereka adalah anak pasangan Arif Zainal Arifin (40), dan Suryanti (39), warga Jalan Sidodadi III, RT 05, RW 07, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo.
Keduanya ikut mendaki Gunung Lawu bersama kakaknya, Reffi Rivelli (18). Mereka bertiga berangkat ke Gunung Lawu pada Sabtu (25/7/2015) sekitar pukul 16.00 WIB melalui jalur pendakian Cemoro Kandang, di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.
Saat berangkat, kedua orangtuanya juga ikut mengantar sampai di posko pendakian Cemoro Kandang. Namun, Arif Zainal Arifin maupun Suryanti tidak ikut serta naik ke puncak.
"Semula hanya camping biasa, namun mereka ternyata ikut naik," ungkap Suryanti, orangtua Sasi Satsuni dan Angger Abdul saat ditemui di rumahnya, Kamis (30/7/2015).
Arif maupun Suryanti semula tidak terlalu cemas ketika kedua anaknya yang masih di bawah umur naik ke puncak Gunung Lawu. Sebab selain ada kakaknya, dalam rombongan juga ada empat teman Reffi, yakni Maya Mega Pratiwi (18), warga Perum Subur Makmur, Ngringo, Palur Karanganyar; Guruh Putra (18), warga Jalan Demak Bintoro Nusukan Solo; Rizal (18), warga Colomadu, Karanganyar; dan Gabriel (18), warga Cengklik, Solo.
Mereka merupakan anggota kelompok pencinta alam. Sedangkan bagi ketiga anaknya, mendaki Gunung Lawu merupakan pengalaman untuk kedua kalinya. Pendakian pertama dilakukan saat tahun baru 2015.
"Saat itu, saya, suami dan anak anak mendaki bersama ke Lawu dan sampai ke puncak," ungkapnya.
Ternyata, mendaki gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu membuat mereka bertiga ketagihan. Mereka akhirnya naik meski tanpa didampingi kedua orangtuanya. "Kaki saya sudah tidak kuat, jadi tidak ikut naik," tuturnya.
Saat berangkat, ketiga anaknya juga dibekali perlengkapan ransum makanan dan minuman, seperti mie instan, perlengkapan masak, air mineral, jaket, sleeping bag, dan tenda.
Esok hari setelah naik, Suryanti sempat mengirimkan bekal makanan dan minuman kepada ketiga anaknya yang dititipkan melalui pendaki lain.
Kecurigaan anaknya tersesat melalui muncul ketika pendaki yang dititipi rangsum sudah turun.
Sementara, rombongan anaknya belum sampai ke bawah pada di bawah pada Minggu (26/7/2015) sore. Meski membawa perlengkapan handphone, namun tidak bisa dihubungi karena blank area.
Suryanti akhirnya berinisiatif melapor ke base camp pendakian Anak Gunung Lawu (AGL). Setelah itu, akhirnya dilakukan pencarian. Ketujuh pendaki yang tersesat ditemukan Rabu (29/7/2015) pukul 16.27 WIB di sekitar Sendang Drajat. (Baca: Tujuh Pendaki Gunung Lawu Dievakuasi via Jalur Cemoro Sewu)
Mereka berhasil dievakuasi sampai ke bawah sekitar pukul 21.00 WIB dan tiba di rumah Kamis (30/7/2015) pukul 02.00 WIB setelah menjalani pemeriksaan kesehatan.
Kondisi ketiga anaknya sehat-sehat saja meski empat hari tiga malam bertarung melawan kondisi alam yang cukup ekstrem karena sangat dingin.
Hanya Sasi yang mengeluh mengalami kram. Dari keterangan anaknya, selama tersesat mereka mengandalkan minuman air botol mineral ukuran 500 mili liter untuk dipakai bertujuh. Mereka berhemat dengan minum cukup satu tutup botol karena air sangat penting.
Sedangkan logistik makanan masih mencukupi. Mereka sempat mencari air namun kondisi Sendang Drajat tengah kering tak ada airnya.
Selama ini, ketiga anaknya memang telah diberi pengetahuan tentang cara survival jika tersesat di gunung. Seperti berteriak minta tolong, menghemat air, hingga mengandalkan bintang sebagai petunjuk arah. Selama ini, Arif Zainal Arifin maupun Suryanti memang memiliki hobi naik gunung.
"Sudah tak terhitung berapa kali, hampir semua gunung di Jawa Tengah pernah kami daki," ujarnya. (Bersambung)
Dua pendaki cilik yang ikut tersesat adalah Sasi Satsuni (11) dan Angger Abdul (9). Mereka adalah anak pasangan Arif Zainal Arifin (40), dan Suryanti (39), warga Jalan Sidodadi III, RT 05, RW 07, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo.
Keduanya ikut mendaki Gunung Lawu bersama kakaknya, Reffi Rivelli (18). Mereka bertiga berangkat ke Gunung Lawu pada Sabtu (25/7/2015) sekitar pukul 16.00 WIB melalui jalur pendakian Cemoro Kandang, di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.
Saat berangkat, kedua orangtuanya juga ikut mengantar sampai di posko pendakian Cemoro Kandang. Namun, Arif Zainal Arifin maupun Suryanti tidak ikut serta naik ke puncak.
"Semula hanya camping biasa, namun mereka ternyata ikut naik," ungkap Suryanti, orangtua Sasi Satsuni dan Angger Abdul saat ditemui di rumahnya, Kamis (30/7/2015).
Arif maupun Suryanti semula tidak terlalu cemas ketika kedua anaknya yang masih di bawah umur naik ke puncak Gunung Lawu. Sebab selain ada kakaknya, dalam rombongan juga ada empat teman Reffi, yakni Maya Mega Pratiwi (18), warga Perum Subur Makmur, Ngringo, Palur Karanganyar; Guruh Putra (18), warga Jalan Demak Bintoro Nusukan Solo; Rizal (18), warga Colomadu, Karanganyar; dan Gabriel (18), warga Cengklik, Solo.
Mereka merupakan anggota kelompok pencinta alam. Sedangkan bagi ketiga anaknya, mendaki Gunung Lawu merupakan pengalaman untuk kedua kalinya. Pendakian pertama dilakukan saat tahun baru 2015.
"Saat itu, saya, suami dan anak anak mendaki bersama ke Lawu dan sampai ke puncak," ungkapnya.
Ternyata, mendaki gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu membuat mereka bertiga ketagihan. Mereka akhirnya naik meski tanpa didampingi kedua orangtuanya. "Kaki saya sudah tidak kuat, jadi tidak ikut naik," tuturnya.
Saat berangkat, ketiga anaknya juga dibekali perlengkapan ransum makanan dan minuman, seperti mie instan, perlengkapan masak, air mineral, jaket, sleeping bag, dan tenda.
Esok hari setelah naik, Suryanti sempat mengirimkan bekal makanan dan minuman kepada ketiga anaknya yang dititipkan melalui pendaki lain.
Kecurigaan anaknya tersesat melalui muncul ketika pendaki yang dititipi rangsum sudah turun.
Sementara, rombongan anaknya belum sampai ke bawah pada di bawah pada Minggu (26/7/2015) sore. Meski membawa perlengkapan handphone, namun tidak bisa dihubungi karena blank area.
Suryanti akhirnya berinisiatif melapor ke base camp pendakian Anak Gunung Lawu (AGL). Setelah itu, akhirnya dilakukan pencarian. Ketujuh pendaki yang tersesat ditemukan Rabu (29/7/2015) pukul 16.27 WIB di sekitar Sendang Drajat. (Baca: Tujuh Pendaki Gunung Lawu Dievakuasi via Jalur Cemoro Sewu)
Mereka berhasil dievakuasi sampai ke bawah sekitar pukul 21.00 WIB dan tiba di rumah Kamis (30/7/2015) pukul 02.00 WIB setelah menjalani pemeriksaan kesehatan.
Kondisi ketiga anaknya sehat-sehat saja meski empat hari tiga malam bertarung melawan kondisi alam yang cukup ekstrem karena sangat dingin.
Hanya Sasi yang mengeluh mengalami kram. Dari keterangan anaknya, selama tersesat mereka mengandalkan minuman air botol mineral ukuran 500 mili liter untuk dipakai bertujuh. Mereka berhemat dengan minum cukup satu tutup botol karena air sangat penting.
Sedangkan logistik makanan masih mencukupi. Mereka sempat mencari air namun kondisi Sendang Drajat tengah kering tak ada airnya.
Selama ini, ketiga anaknya memang telah diberi pengetahuan tentang cara survival jika tersesat di gunung. Seperti berteriak minta tolong, menghemat air, hingga mengandalkan bintang sebagai petunjuk arah. Selama ini, Arif Zainal Arifin maupun Suryanti memang memiliki hobi naik gunung.
"Sudah tak terhitung berapa kali, hampir semua gunung di Jawa Tengah pernah kami daki," ujarnya. (Bersambung)
(zik)