Ribuan Hektare Areal Sawah Kekeringan

Selasa, 28 Juli 2015 - 09:15 WIB
Ribuan Hektare Areal...
Ribuan Hektare Areal Sawah Kekeringan
A A A
Sejumlah petani di areal persawahan Kecamatan Garut Kota, menumbuk padi hasil panen mereka. Areal persawahan ini tidak pernah dilanda kekeringan karena mendapat pengairan dari Sungai Cimanuk.

GARUT– Kekeringan mendera ribuan hektare (ha) sawah di 40 kecamatan di Kabupaten Garut. Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Garut, luas lahan yang kekeringan mencapai 2.100 ha, yang tersebar di 275 desa.

“Total luas lahan itu terdiri dari kekeringan ringan seluas 619 ha, sedang 873 ha, berat 403 ha, dan puso atau gagal panen sekitar 205 ha,” kata Kepala Seksi pada Bidang Produksi Tanaman Pangan (PTP) Dinas TPH Kabupaten Garut Endang Junaedi, kemarin. Selain itu, lahan padi sawah seluas 1.912 ha lainnya terancam. Endang mengatakan, lahan yang terancam ini bisa masuk ke dalam kategori kekeringan, bila hujan tidak turun pada beberapa waktu yang akan datang.

“Bila hujan tidak kunjung turun, tingkat kekeringan yang dialami akan bertambah luas - annya. Yang tadinya ter ancam menjadi kering ringan, dari kering ringan menjadi sedang, sedang menjadi berat, dan berat menjadi puso,” paparnya. Wilayah kecamatan yang mengalami kekeringan ini tersebar di seluruh wilayah Garut baik utara, tengah, dan selatan. Di wilayah utara, kekeringan melanda Kecamatan Leuwigoong, Cibatu, Cibiuk, dan lainnya.

“Di wilayah tengah misalnya di Karangpawitan, Wanaraja, dan lainnya. Sementara di wilayah selatan misalnya Mekar - mukti, Cisompet, Caringin, Peundeuy, Bungbulang, Pameung peuk, dan banyak lagi,” sebutnya. Kendati kekeringan melanda sebagian besar wilayah Garut, yakni 40 kecamatan dari total 42 kecamatan, Endang memastikan dampak musim kemarau ini tidak akan mengganggu produksi padi.

“Dampak kekeringan ini belum mengganggu produksi padi di Garut. Sebagai gam - baran saja misalnya, luas panen padi sawah Kabupaten Garut pada 2014 lalu sekitar 130.744 ha. Produksi padi dari lahan seluas itu mencapai 903.230 ton. Sementara yang mengalami kekeringan di 2015 ini baru seluas 2.100 ha dari lahan seluas 130.744 ha. Jadi produksi kita masih aman,” jelasnya.

Sementara itu, seorang petani asal Desa Cibunar, Kecamatan Cibatu, Taufik, 40, mengaku padi yang ditanami di lahan seluas 30 tumbak (setara 420 meter persegi) miliknya me ngalami gagal panen pada musim kemarau tahun ini. Taufik mengatakan, usia tanaman padi miliknya yang gagal panen ini sudah mencapai 60 hari.

“Sudah waktunya panen, tapi karena kemarau padi tidak bisa diambil hasilnya. Saya hanya dapat sedikit saja. Biasanya bisa beberapa ratus kg, kini ha - nya beberapa kg saja. Kekeringan ini membuat saya rugi,” tukasnya.

Fani ferdiansyah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0936 seconds (0.1#10.140)