Raung Terus Meletus, Tiga Bandara Ditutup Lagi

Rabu, 22 Juli 2015 - 14:50 WIB
Raung Terus Meletus,...
Raung Terus Meletus, Tiga Bandara Ditutup Lagi
A A A
JAKARTA - Erupsi Gunung Raung di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, Provinsi Jawa Timur masih belum menunjukkan tanda-tanda berhenti dalam waktu dekat ini. Akibatnya, tiga bandara kembali ditutup.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, berdasarkan data pengamatan gunungapi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Rabu (22/7/2015), terlihat asap kelabu tebal, tekanan sedang, tinggi 2.000 meter condong ke arah Selatan-Tenggara.

Tremor vulkanik atau letusan menerus dengan amplituode dominan 27-29 mm. Energi cenderung meningkat lagi karena adanya pasokan magma baru. Namun, tipe letusan tidak berubah, masih meletus terus-menerus tanpa jeda dengan tipe strobolian.

Pantauan citra satelit Himawari-8 pada 22/7/2015 pukul 01.00-06.00 WIB menunjukkan sebaran abu vulkanik mengarah ke Selatan. Bahkan, mencapai ketinggian 20.000 kaki (6.500 meter) bergerak ke arah Selatan sejauh 160 km dengan kecepatan 10 km per jam.

Satelit Himawari-8 pukul 11.18 WIB menunjukkan sebaran abu vulkanik mengarah ke Barat Daya-Tenggara. Hujan abu vulkanik tipis di seputaran Jember kota, Kecamatan Ledok Ombo, Kecamatan Sumberjambe, dan Gunung Malang.

Sebaran abu vulkanik ke Selatan-Tenggara telah menyebabkan bandara ditutup kembali. Kementerian Perhubungan pada pukul 10.50 WIB, Notam (Notice to Airmen) No C0602/15, Bandara Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi ditutup hingga pukul 16.00 WIB.

Pada pukul 10.53 WIB, Notam No C0604/15, Bandara Notohadinegoro di Jember ditutup hingga pukul 16.00 WIB.

Pada pukul 12.00 WIB, giliran Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali ditutup. Pembukaan kembali bandara disesuaikan hasil evaluasi berdasarkan kondisi sebaran abu vulkanik.

Dengan kondisi Gunung Raung yang terus menerus erupsi sejak 29 Juni 2015, tentu menimbulkan dampak kerugian ekonomi yang cukup besar, khususnya terkait penerbangan, pariwisata, dan bisnis.

"Tidak dapat dipastikan kapan erupsi akan berakhir. Tipikal magma Gunung Raung lebih encer dan miskin gas sehingga tidak eksplosif dan tidak ada awan panas," pungkas Sutopo dalam rilisnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8016 seconds (0.1#10.140)