GKKK Lokasi Favorit Selfie Pemudik
A
A
A
KUDUS - Gerbang Kudus Kota Kretek (GKKK) yang berada di jalur pantura perbatasan Kudus- Demak menjadi lokasi favorit foto selfie para pemudik.
Mereka tak ingin melewatkan kesempatan berfoto ria dengan latar belakang gerbang kota yang diklaim termegah se-Asia Tenggara itu. Aksi narsis para pemudik terlihat, baik dari arah timur (Surabaya-Kudus-Demak-Jakarta) maupun sebaliknya. Momen berfoto ria pun tak kenal waktu. Ada yang pagi hari, siang, sore, dan seterusnya. Bahkan kalau malam hari, GKKK yang pembangunannya menelan dana hingga Rp16 miliar dari kantong PT Djarum ini terlihat lebih istimewa. Bangunan yang sekilas mirip sayap kupu-kupu ini bermandikan cahaya.
“Senjata” yang digunakan para pemudik pun beragam, mulai dari kamera ponsel, kamera pocket , hingga kelas profesional, seperti DSLR. “Penasaran saja karena banyak diekspos di media sosial. Mumpung ini lewat sekalian narsis,” kata pemudik asal Ambon yang baru mengunjungi rumah mertuanya di Kudus, Tika, 28, kemarin. Komentar serupa juga diungkapkan Vania, 20, yang baru mudik bersama keluarga ke rumah kakek neneknya di Gresik, Jawa Timur.
Menurut gadis yang setiap hari tinggal di Jakarta ini, GKKK paling menarik perhatiannya dibanding gerbang kota sepanjang jalan yang dilewatinya. “Nilai filosofisnya kuat sekali. Daun tembakau yang berbentuk seperti sayap kupukupu cocok sekali dengan citra Kudus Kota Kretek,” kata mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini. Sementara Plt Kepala Dinas Ciptakaru Kudus Didik Tri Prasetyo mengatakan, pemkab berencana membangun area publik baru di sekitar GKKK.
Tempat publik yang menempati lahan milik PT KAI dan Kementerian Perhubungan itu diproyeksikan sebagai lokasi favorit yang bisa dimaksimalkan warga, pengguna jalan, maupun wisatawan, untuk menikmati keindahan GKKK. “Di lokasi itu ada tamannya, tempat istirahat, dan bisa menampung parkir kendaraan. Jadi kita bisa menikmati keindahan GKKK tanpa khawatir mengganggu arus lalu lintas pantura,” katanya.
Muhammad oliez
Mereka tak ingin melewatkan kesempatan berfoto ria dengan latar belakang gerbang kota yang diklaim termegah se-Asia Tenggara itu. Aksi narsis para pemudik terlihat, baik dari arah timur (Surabaya-Kudus-Demak-Jakarta) maupun sebaliknya. Momen berfoto ria pun tak kenal waktu. Ada yang pagi hari, siang, sore, dan seterusnya. Bahkan kalau malam hari, GKKK yang pembangunannya menelan dana hingga Rp16 miliar dari kantong PT Djarum ini terlihat lebih istimewa. Bangunan yang sekilas mirip sayap kupu-kupu ini bermandikan cahaya.
“Senjata” yang digunakan para pemudik pun beragam, mulai dari kamera ponsel, kamera pocket , hingga kelas profesional, seperti DSLR. “Penasaran saja karena banyak diekspos di media sosial. Mumpung ini lewat sekalian narsis,” kata pemudik asal Ambon yang baru mengunjungi rumah mertuanya di Kudus, Tika, 28, kemarin. Komentar serupa juga diungkapkan Vania, 20, yang baru mudik bersama keluarga ke rumah kakek neneknya di Gresik, Jawa Timur.
Menurut gadis yang setiap hari tinggal di Jakarta ini, GKKK paling menarik perhatiannya dibanding gerbang kota sepanjang jalan yang dilewatinya. “Nilai filosofisnya kuat sekali. Daun tembakau yang berbentuk seperti sayap kupukupu cocok sekali dengan citra Kudus Kota Kretek,” kata mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini. Sementara Plt Kepala Dinas Ciptakaru Kudus Didik Tri Prasetyo mengatakan, pemkab berencana membangun area publik baru di sekitar GKKK.
Tempat publik yang menempati lahan milik PT KAI dan Kementerian Perhubungan itu diproyeksikan sebagai lokasi favorit yang bisa dimaksimalkan warga, pengguna jalan, maupun wisatawan, untuk menikmati keindahan GKKK. “Di lokasi itu ada tamannya, tempat istirahat, dan bisa menampung parkir kendaraan. Jadi kita bisa menikmati keindahan GKKK tanpa khawatir mengganggu arus lalu lintas pantura,” katanya.
Muhammad oliez
(ars)