Terminal Tirtonadi Solo Tampil Feminim
A
A
A
SOLO - Pemkot Solo berupaya mengubah citra Terminal Tirtonadi. Untuk menghilangkan kesan angker, terminal kini telah dicat warna pink yang identik dengan kesan kemayu (feminin).
Kepala Dinas perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajad mengatakan, selama ini terminal selalu memiliki citra negatif, seperti tindak kejahatan, mabuk-mabukan, perebutan penumpang, dan premanisme. Dengan begitu citra seperti itu perlu diubah dengan pembenahan di segala lini. Tak terkecuali warna cat juga perlu diubah yang semula perpaduan putih dan abuabu.
“Warna pink dipilih sebagai langkah awal mengubah citra terminal menjadi lebih feminin romantik,” kata Yosca Herman Soedrajad, kemarin. Karena itu kesan yang muncul pertama kali adalah jauh lebih ramah, ceria, nyaman, dan aman. Pergantian warna cat terminal, katanya, telah selesai dikerjakan beberapa waktu lalu sebelum arus mudik berlangsung. Tampak surprise bagi warga perantauan yang pulang kampung ke Solo dan sekitarnya. Warna pink dipilih karena terinspirasi peran kaum perempuan yang romantis dan penuh kasih sayang.
Selain mengganti warna, Pemkot Solo juga berupaya meningkatkan pelayanan terminal yang menjadi salah satu urat nadi perekonomian masyarakat di Kota Bengawan. Di antaranya dengan memperbaiki sistem sirkulasi penumpang dan armada bus yang keluar-masuk. Terminal juga memiliki ruang tunggu yang luas dan dilengkapi pendingin udara. Karena sebelumnya, cara yang digunakan masih sangat konvensional.
Calon penumpang tidak perlu berebut bus karena armada akan datang di tempat pemberangkatan sesuai kota tujuan dan memiliki jadwal perjalanan masing-masing. Namun, pelayanan seperti itu baru berlangsung di terminal kedatangan dan pemberangkatan di terminal barat. Sementara terminal timur masih proses pembangunan dan direncanakan selesai akhir tahun 2015.
“Mulai tahun lalu, terminal ini sudah menganut sistem boarding pass yang sama diberlakukan di bandara,” kata Yosca. Salah satu penumpang bus, Suparmin, 45, warga Wonogiri, mengaku kaget dengan perubahan di Terminal Tirtonadi. Dirinya sudah tiga tahun tidak menginjakkan kaki di Tirtonadi dan ternyata banyak perubahan. “Pemilihan warna pink cukup berani. Kalau dulu catnya memang agak cenderung gelap,” ungkap Suparmin.
Suasana terminal yang dulu panas juga telah berubah karena sebagian besar ruangan kini dilengkapi pendingin AC. Para penumpang tidak bingung karena papan penunjuk arah tujuan juga terpampang jelas.
Ary wahyu wibowo
Kepala Dinas perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajad mengatakan, selama ini terminal selalu memiliki citra negatif, seperti tindak kejahatan, mabuk-mabukan, perebutan penumpang, dan premanisme. Dengan begitu citra seperti itu perlu diubah dengan pembenahan di segala lini. Tak terkecuali warna cat juga perlu diubah yang semula perpaduan putih dan abuabu.
“Warna pink dipilih sebagai langkah awal mengubah citra terminal menjadi lebih feminin romantik,” kata Yosca Herman Soedrajad, kemarin. Karena itu kesan yang muncul pertama kali adalah jauh lebih ramah, ceria, nyaman, dan aman. Pergantian warna cat terminal, katanya, telah selesai dikerjakan beberapa waktu lalu sebelum arus mudik berlangsung. Tampak surprise bagi warga perantauan yang pulang kampung ke Solo dan sekitarnya. Warna pink dipilih karena terinspirasi peran kaum perempuan yang romantis dan penuh kasih sayang.
Selain mengganti warna, Pemkot Solo juga berupaya meningkatkan pelayanan terminal yang menjadi salah satu urat nadi perekonomian masyarakat di Kota Bengawan. Di antaranya dengan memperbaiki sistem sirkulasi penumpang dan armada bus yang keluar-masuk. Terminal juga memiliki ruang tunggu yang luas dan dilengkapi pendingin udara. Karena sebelumnya, cara yang digunakan masih sangat konvensional.
Calon penumpang tidak perlu berebut bus karena armada akan datang di tempat pemberangkatan sesuai kota tujuan dan memiliki jadwal perjalanan masing-masing. Namun, pelayanan seperti itu baru berlangsung di terminal kedatangan dan pemberangkatan di terminal barat. Sementara terminal timur masih proses pembangunan dan direncanakan selesai akhir tahun 2015.
“Mulai tahun lalu, terminal ini sudah menganut sistem boarding pass yang sama diberlakukan di bandara,” kata Yosca. Salah satu penumpang bus, Suparmin, 45, warga Wonogiri, mengaku kaget dengan perubahan di Terminal Tirtonadi. Dirinya sudah tiga tahun tidak menginjakkan kaki di Tirtonadi dan ternyata banyak perubahan. “Pemilihan warna pink cukup berani. Kalau dulu catnya memang agak cenderung gelap,” ungkap Suparmin.
Suasana terminal yang dulu panas juga telah berubah karena sebagian besar ruangan kini dilengkapi pendingin AC. Para penumpang tidak bingung karena papan penunjuk arah tujuan juga terpampang jelas.
Ary wahyu wibowo
(ars)