Transaksi Pasar Murah Tembus Rp15 Miliar

Rabu, 15 Juli 2015 - 10:58 WIB
Transaksi Pasar Murah Tembus Rp15 Miliar
Transaksi Pasar Murah Tembus Rp15 Miliar
A A A
MEDAN - Pemerintah Kota (Pemko) Medan resmi menutup kegiatan pasar murah, Selasa (14/7). Total transaksi kegiatan yang sudah berlangsung sejak 15 Juni itu diperkirakan mencapai Rp15 miliar.

Kegiatan pasar murah tahun ini dilaksanakan di 151 titik yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Medan. Berdasarkan perhitungan sementara Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), transaksi penjualan barang kebutuhan pokok di pasar murah tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

“Kalau tahun lalu itu nilai transaksi mencapai Rp14 miliar, tapi tahun ini mencapai Rp15 miliar. Peningkatan transaksi ini terjadi terutama menjelang hari terakhir pasar murah,” kata Kepala Disperindag Kota Medan Syahrizal Arif kemarin. Harga bahan kebutuhan pokok yang dijual pada pasar murah jauh di bawah harga pasar atau mencapai 30%.

Harga telur, misalnya, jika di pasar umum mencapai Rp1.200 per butir, di pasar murah hanya Rp900. Kebutuhan sembako seperti minyak makan, gula, dan telur tetap menjadi barang yang paling banyak diburu oleh masyarakat. “Karena harganya jauhlebihmurahdibandingkan harga pasaran,” ujarnya.

Selama penyelenggaraan pasar murah ini, Pemko Medan bekerja sama dengan distributor sehingga pasokan barang kebutuhan pokok aman hingga penutupan kegiatan. “Sistem kerja samanya masih sama, barang yang dikirimkan distributor itu sifatnya titipan, sehingga yang dibayar itu hanya barang yang sudah laku. Ketika barang tidak habis maka akan dikembalikan ke distributor,” kata Syahrizal Arif.

Memang, setelah barang dibawa keluar dari gudang penyimpanan maka barang tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak kelurahan. Hanya, Disperindag tetap mengawasi di lokasi pasar murah. “Memang sering ada yang bilang, kalau barang di pasar murah itu dibeli untuk dijual kembali. Tapi sejauh ini, anggota di lapangan belum ada menyampaikan laporan tersebut,” ucapnya.

Dana untuk menyubsidi kebutuhan pokok selama kegiatan pasar murah menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) senilai Rp4,5 miliar. Tapi anggaran secara menyeluruh mencapai Rp7 miliar, sama seperti anggaran tahun lalu. Sebab, anggaran operasional mencapai Rp2 miliar.

“Memang ada yang menyebutkan bahwa biaya operasional terlalu besar, tapi biaya operasional yang mencapai Rp2 miliar itu dipergunakan untuk membayar honor seluruh pegawai yang terlibat di kegiatan pasar murah, termasuk kuli bongkar muat,” ucapnya. Anggota Komisi C DPRD Kota Medan Rajudin Sagala mengaku, beberapa kali mendapat laporan dari masyarakat mengenai pelaksanaan kegiatan pasar murah yang kurang maksimal.

“Ada yang bilang kalau pasar murah itu mulai buka siang hari, dan selalu kehabisan barang,” ujarnya. Yang menjadi pertanyaan politikus PKS itu, ke mana barang kebutuhan pokok yang seharusnya dipajang di Pasar Murah. Apabila setiap hari selalu ada transaksi di gudang penyimpanan.

“Ini yang masih kita cari tahu, apakah barang yang diambil dari gudang penyimpanan itu dijual kembali setelah diambil. Tentu ini tidak bisa dibiarkan karena kegiatan pasar murah itu untuk meringankan beban masyarakat, mudah-mudahan tahun depan penyelenggaraannya lebih baik,” tandasnya.

Lia anggia nasution
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2271 seconds (0.1#10.140)