Puluhan Ribu Pemudik Masuki DIY

Minggu, 12 Juli 2015 - 10:44 WIB
Puluhan Ribu Pemudik...
Puluhan Ribu Pemudik Masuki DIY
A A A
YOGYAKARTA - Mendekati Hari Raya Idul Fitri 1436 H, jumlah pemudik yang masuk ke wilayah DIY menggunakan transportasi umum baik bus, pesawat, maupun kereta api sudah mencapai puluhan ribu orang.

Tak hanya atas biaya pribadi, pemudik yang datang ada pula yang memanfaatkan program mudik gratis dari BUMN maupun perusahaan swasta. Divisi Manajemen Transportasi UPT Terminal Giwangan Aji Fajar Windrato mengungkapkan, jumlah pemudik yang masuk ke Yogyakarta melalui Terminal Giwangan sejak H-7 Lebaran sudah terlihat mulai terjadi kenaikan. Pada hari biasa penumpang bus yang masuk sekitar 13.000 orang, sedangkan pada Jumat (10/7) lalu atau H-7 penumpang yang masuk mencapai 19.000 orang.

“Jumlah pemudik akan terus mengalami peningkatan hingga mendekati Lebaran,” katanya, kemarin. Pemudik yang sudah masuk ke DIY didominasi dari Jakarta maupun Surabaya, Jatim. Selain pemudik yang sudah datang, tadi malam pemudik dengan menggunakan 26 bus dari program mudik gratis PT Jasa Raharja telah tiba di DIY. Diprediksi puncak kedatangan pemudik menggunakan bus akan terjadi pada H-2 mendatang. “Untuk penumpang bus yang keluar melalui Terminal Giwangan jumlahnya masih sedikit, kebanyakan yang datang,” ucapnya.

Hal yang sama terjadi dengan angkutan kereta api. Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop VI Yogyakarta Gatut Sutiyatmoko menyampaikan, untuk pemudik yang masuk DIY sudah mengalami kenaikan sekitar 30% dan umumnya dari Jakarta. Kenaikan itu terlihat dari jumlah penumpang yang biasanya hanya penuh di akhir pekan. Tapi sejak H-7 pada hari biasa, penumpang terlihat penuh.

Akan tetapi untuk penumpang yang berangkat dari Yogyakarta, terutama untuk perjalanan jauh, masih sepi. “Untuk masyarakat yang akan berangkat dari Yogyakarta, terutama sebelum Lebaran, tiket masih tersedia banyak,” bebernya. Gatut menuturkan, pada angkutan Lebaran 2015, Daop VI Yogyakarta sudah mengoperasionalkan lima kereta tambahan. Hanya sebelum Lebaran, dibandingkan kereta jarak jauh untuk saat ini kenaikan intensitas penumpang keberangkatan dari Yogyakarta lebih terlihat pada kereta lokal.

“Kami prediksi puncak kedatangan penumpang di Yogyakarta terjadi pada H-1 Lebaran,” ucapnya. Sementara itu, arus pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi baik itu motor maupun mobil hingga kemarin masih belum banyak terlihat. Sebagaimana disampaikan aktivis Jogja Traffic Watch (JTW) Tommy Susanto, bahwa pada musim Lebaran 2015 pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi diprediksi lebih banyak bermobil ketimbang motor.

Hingga pantauan kemarin, pemudik yang masuk ke wilayah DIY menggunakan kendaraan pribadi tersebut belum banyak terlihat. Dia memperkirakan, pemudik yang menggunakan mobil baru terlihat masuk DIY pada hari ini, Minggu (12/7). Sedangkan untuk pemudik yang menggunakan motor terjadi peningkatan pada Selasa (14/- 7) nanti. “Informasi teman di Jakarta, yang sudah banyak terlihat berangkat menggunakan mobil. Saat ini masih tertahan di Cikampek, kalau tidak malam nanti ya besok (hari ini) baru tiba di Yogyakarta,” ungkap Tommy.

Pemudik yang menggunakan mobil pribadi dan dilengkapi rotator diharapkan saat memasuki wilayah DIY tidak menyalakan lampu rotator. Alasannya, penggunaan lampu rotator selain dilarang, nantinya justru akan mengganggu pengguna jalan yang lainnya.

Terpisah General Affair and Communication Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Edwin Wibowo kemarin mengutarakan, pada H-7 belum ada peningkatan signifikan jumlah penumpang, baik kedatangan maupun keberangkatan. Justru yang menumpuk adalah para pengantar dan penjemput penumpang. “Puncak arus mudik sendiri diprediksikan terjadi pada H-3. Kami prediksi akan ada peningkatan 30%,” kata Edwin.

Jalur Daendeles Rawan Kriminalitas

Pemudik pengguna jalur selatan, khususnya jalur selatan- selatan atau Jalan Daendeles diingatkan untuk selalu waspada terhadap tindak kriminalitas. Jalur yang menghubungkan Kabupaten Cilacap hingga Kabupaten Purworejo atau batas Provinsi Jawa Tengah dan DIY itu disinyalir sebagai jalur yang memungkinkan pelaku kejahatan beraksi. Untuk wilayah Kebumen, jajaran Polres Kebumen juga mengindikasikan dua titik yang juga rawan kejahatan.

“Terminal Kebumen dan Terminal Gombong juga titik yang rentan ancaman tindak kejahatan. Untuk itu berhati-hatilah,” ucap Kapolres Kebumen AKBP Faizal, kemarin. Meski begitu, pihaknya tak tinggal diam demi memberi rasa aman dan nyaman bagi pemudik atau pengguna jalan. “Kami akan menerjunkan tim untuk terus berjaga memantau dan mengendalikan keadaan di tiga tempat tersebut. Khusus jalur Jalan Daendeles kami akan terjunkan Patroli bermobil yang akan terus memantau kondisi di sana,” ucapnya.

Pada bagian lain AKP Yuli, Kasatlantas Polres Kabumen mengutarakan kesiapannya mengamankan arus Lebaran tahun ini. “Kami telah siap bertugas mengamankan Lebaran di Kebumen. Sejak 10 Juli pukul 00.00 WIB kami siap lakukan Operasi Ketupat Candi 2015,” ujar Kasatlantas. Lebih jauh Polres Kebumen memetakan beberapa titik kerawanan yang mungkin akan timbul nantinya. Untuk titik rawan kemacetan, beber Yuli, jalur Rowokele, depan Pasar Karanganyar, dan depan Pasar Prembun.

Sedangkan jalur rawan kecelakaan yakni jalur Kebumen–Banyumas masuk wilayah Desa Wero, Kecamatan Gombong dan Jalur Kebumen– Petanahan memasuki Desa Dorowati, Kecamatan Klirong. Sedangkan daerah rawan Longsor ada di Jalan Gombong– Banjarnegara tepatnya kawasan Kecamatan Sempordan Jalan Kebumen–Sadang di kawasan Desa Kaligending, Kecamatan Karangsambung.

Untuk daerah dengan ancaman bencana banjir pada musim penghujan, yaitu jalur Kebumen–Gombong di wilayah Desa Panjatan, Kecamatan Karanganyar.

Muji barnugroho/ priyo setyawan/ hery priyantono
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7544 seconds (0.1#10.140)