Aneh, Kepala Stasiun Tegal Halangi Wartawan Liput Arus Mudik
A
A
A
TEGAL - Sejumlah wartawan yang hendak meliput arus mudik di Stasiun Besar Tegal menyesalkan tindakan kepala stasiun yang menghalang-halangi tugas para kuli tinta tersebut.
Kejadian tak mengenakkan tersebut terjadi pada Jumat 10 Juli 2015, sekitar pukul 21.00 WIB. Awalnya sejumlah wartawan media cetak, foto dan elektronik yang biasa bertugas di Kota Tegal bermaksud meliput kedatangan pemudik yang menggunakan kereta pada H-7 Lebaran.
Setelah meminta izin kepada petugas keamanan di pintu masuk dan salah satu pejabat stasiun untuk meliput, wartawan kemudian masuk ke dalam peron untuk mengambil visual suasana stasiun dan kedatangan KA Tegal Arum jurusan Jakarta-Tegal.
Namun tiba-tiba datang pria berseragam PT KAI yang diketahui kepala stasiun menghampiri salah satu wartawan. Dia langsung mengarahkan tangannya untuk menutupi kamera wartawan tersebut.
"Mas jangan meliput, Mas. Tidak boleh," katanya sambil mengangkat tangannya untuk menjangkau kamera.
Kejadian tersebut cukup mengejutkan karena sebelumnya wartawan yang sudah beberapa kali datang ke stasiun tidak pernah mendapat halangan saat meliput.
"Kamera saya langsung ditutup-tutupi dan dihalang-halangi tanpa alasan jelas. Seharusnya jangan begitu. Kan bisa ngomong baik-baik," kata Oky Lukmansyah selah seorang wartawan yang ikut meliput.
Sementara kepala stasiun yang diketahui bernama Hendrik tersebut berkilah harus ada surat ijin dulu dari kantor pusat media masing-masing dan tetap ngotot tidak memperbolehkan wartawan meliput.
Saat wartawan mempertanyakan dasar aturan itu, dia sibuk memainkan telepon selulernya dan beralasan hendak menghubungi atasannya.
Kejadian tak mengenakkan tersebut terjadi pada Jumat 10 Juli 2015, sekitar pukul 21.00 WIB. Awalnya sejumlah wartawan media cetak, foto dan elektronik yang biasa bertugas di Kota Tegal bermaksud meliput kedatangan pemudik yang menggunakan kereta pada H-7 Lebaran.
Setelah meminta izin kepada petugas keamanan di pintu masuk dan salah satu pejabat stasiun untuk meliput, wartawan kemudian masuk ke dalam peron untuk mengambil visual suasana stasiun dan kedatangan KA Tegal Arum jurusan Jakarta-Tegal.
Namun tiba-tiba datang pria berseragam PT KAI yang diketahui kepala stasiun menghampiri salah satu wartawan. Dia langsung mengarahkan tangannya untuk menutupi kamera wartawan tersebut.
"Mas jangan meliput, Mas. Tidak boleh," katanya sambil mengangkat tangannya untuk menjangkau kamera.
Kejadian tersebut cukup mengejutkan karena sebelumnya wartawan yang sudah beberapa kali datang ke stasiun tidak pernah mendapat halangan saat meliput.
"Kamera saya langsung ditutup-tutupi dan dihalang-halangi tanpa alasan jelas. Seharusnya jangan begitu. Kan bisa ngomong baik-baik," kata Oky Lukmansyah selah seorang wartawan yang ikut meliput.
Sementara kepala stasiun yang diketahui bernama Hendrik tersebut berkilah harus ada surat ijin dulu dari kantor pusat media masing-masing dan tetap ngotot tidak memperbolehkan wartawan meliput.
Saat wartawan mempertanyakan dasar aturan itu, dia sibuk memainkan telepon selulernya dan beralasan hendak menghubungi atasannya.
(nag)