Airnya Biru Berkilauan dan Dihuni Berbagai Jenis Ikan
A
A
A
Berada di antara rindangnya pepohonan dan bebatuan berukuran besar, terhampar sebuah pemandangan talaga(danau) yang membuat mata seakan tak ingin berkedip. Airnya yang biru berkilauan menambah suasana eksotis tempat yang awalnya dinamai Situ Cicerem ini.
Namun, karena airnya yang biru bening, para pelancong kemudian menamainya Danau Biru atau Blue Like Cicerem. Danau dengan kedalaman se ki tar lima meter ini sebenarnya ti dak terlalu luas. Namun, sia p a pun yang sempat me ngunjunginya pasti akan dibuat tak jub. Sebab, danau ini memiliki kekhasan dimana airnya hanya terlihat berwarna biru.
Terlebih, di danau itu pun hidup berbagai jenis ikan berwarna warni yang membuat danau ini semakin indah dipandang. Saat tiba di pinggiran danau, Anda akan disambut hawa sejuk khas pegunungan. Maklum, lokasi danau memang berada tepat di kaki Gunung Ciremai, tepatnya di lingkungan Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan. Danau Biru berada di ketinggian 280- 315 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata antara 19 °C hingga 28 °C. Suhu paling tinggi di danau ini biasanya terasa antara Juni hingga September.
Obyek wisata ini sebenarnya sudah ada sejak dulu kala. Bahkan, menurut cerita warga setempat, konon danau ini dipakai sebagai tempat berkumpulnya para wali (Wali Songo). Keberadaan Danau Biru pun ditengarai sudah diketahui sepertihalnya objek wisata lainnya yang lebih dikenal masyarakat luas, yakni Talaga Remis yang kebetulan letaknya tidak berjauhan. Namun, diprediksi, Danau Biru mulai dikenal luas setelah senderan saluran di danau tersebut dibangun 2010 lalu oleh Bupati Kuningan saat itu Aang Hamid Suganda.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Kaduela Yayat Suyatna, akses menuju Cicerem bisa dikatakan lebih dekat dari Cirebon ketimbang dari pusat Kota Kuningan. Sebab, kata dia, Desa Kaduela tempat danau ini berada merupakan wilayah pembatas kabupaten. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Mandala Cirebon dan di bagian barat berbatasan dengan Desa Cikalahang, Kabupaten Cirebon.
“Bila dari pusat Kota Kuningan, jarak yang harus ditempuh sekitar 32 kilometer, sedangkan dari ibu kota kecamatan, yakni Pasawahan sekitar 2 kilometer. Namun jangan khawatir, akses jalan yang dilalui kondisinya baik, dengan patokan utama mengambil jalan yang tepat berada di samping kantor Polsek Pasawahan, tinggal lurus maka sampailah ke Cicerem,” terang Yayat.
Menurut Yayat, jalan yang menghubungkan ibu kota Kecamatan Pasawahan dengan Desa Kaduela dan jalan penghubung dengan wilayah desa di Kabupaten Cirebon merupakan jalur utama pendukung perekonomian masyarakat Desa Kaduela melalui dua obyek wisata yaitu Cicerem dan Talaga Remis. Disamping itu, kata Yayat, selain mata air yang terdapat di dua telaga tadi, masih terdapat enam titik mata air lainnya, yang kesemuanya digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti air minum, irigasi, dan perikanan.
Selain itu, ada pula yang disalurkan ke PDAM Cirebon, industri air mineral, serta ke pabrik semen Palimanan. Keberadaan titik-titik mata air itu, lanjut Yayat, merupakan berkah bagi masyarakat Desa Kaduela, terutama yang kini menjadi obyek wisata. Sebab, keberadaanya juga menjadi sumber pendapatan desa.
Yudi R Sudirman
Kabupaten Kuningan
Namun, karena airnya yang biru bening, para pelancong kemudian menamainya Danau Biru atau Blue Like Cicerem. Danau dengan kedalaman se ki tar lima meter ini sebenarnya ti dak terlalu luas. Namun, sia p a pun yang sempat me ngunjunginya pasti akan dibuat tak jub. Sebab, danau ini memiliki kekhasan dimana airnya hanya terlihat berwarna biru.
Terlebih, di danau itu pun hidup berbagai jenis ikan berwarna warni yang membuat danau ini semakin indah dipandang. Saat tiba di pinggiran danau, Anda akan disambut hawa sejuk khas pegunungan. Maklum, lokasi danau memang berada tepat di kaki Gunung Ciremai, tepatnya di lingkungan Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan. Danau Biru berada di ketinggian 280- 315 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata antara 19 °C hingga 28 °C. Suhu paling tinggi di danau ini biasanya terasa antara Juni hingga September.
Obyek wisata ini sebenarnya sudah ada sejak dulu kala. Bahkan, menurut cerita warga setempat, konon danau ini dipakai sebagai tempat berkumpulnya para wali (Wali Songo). Keberadaan Danau Biru pun ditengarai sudah diketahui sepertihalnya objek wisata lainnya yang lebih dikenal masyarakat luas, yakni Talaga Remis yang kebetulan letaknya tidak berjauhan. Namun, diprediksi, Danau Biru mulai dikenal luas setelah senderan saluran di danau tersebut dibangun 2010 lalu oleh Bupati Kuningan saat itu Aang Hamid Suganda.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Kaduela Yayat Suyatna, akses menuju Cicerem bisa dikatakan lebih dekat dari Cirebon ketimbang dari pusat Kota Kuningan. Sebab, kata dia, Desa Kaduela tempat danau ini berada merupakan wilayah pembatas kabupaten. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Mandala Cirebon dan di bagian barat berbatasan dengan Desa Cikalahang, Kabupaten Cirebon.
“Bila dari pusat Kota Kuningan, jarak yang harus ditempuh sekitar 32 kilometer, sedangkan dari ibu kota kecamatan, yakni Pasawahan sekitar 2 kilometer. Namun jangan khawatir, akses jalan yang dilalui kondisinya baik, dengan patokan utama mengambil jalan yang tepat berada di samping kantor Polsek Pasawahan, tinggal lurus maka sampailah ke Cicerem,” terang Yayat.
Menurut Yayat, jalan yang menghubungkan ibu kota Kecamatan Pasawahan dengan Desa Kaduela dan jalan penghubung dengan wilayah desa di Kabupaten Cirebon merupakan jalur utama pendukung perekonomian masyarakat Desa Kaduela melalui dua obyek wisata yaitu Cicerem dan Talaga Remis. Disamping itu, kata Yayat, selain mata air yang terdapat di dua telaga tadi, masih terdapat enam titik mata air lainnya, yang kesemuanya digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti air minum, irigasi, dan perikanan.
Selain itu, ada pula yang disalurkan ke PDAM Cirebon, industri air mineral, serta ke pabrik semen Palimanan. Keberadaan titik-titik mata air itu, lanjut Yayat, merupakan berkah bagi masyarakat Desa Kaduela, terutama yang kini menjadi obyek wisata. Sebab, keberadaanya juga menjadi sumber pendapatan desa.
Yudi R Sudirman
Kabupaten Kuningan
(ars)