Ikhlas 3 Jam Duduk-Bangun Aduk Bubur

Senin, 22 Juni 2015 - 10:17 WIB
Ikhlas 3 Jam Duduk-Bangun...
Ikhlas 3 Jam Duduk-Bangun Aduk Bubur
A A A
Pukul 14.00 WIB, Kartibi, pengurus Masjid Al Mahmudiyah atau Masjid Suro sudah di depan panci besar. Api dari kompor gas kecil dinyalakan sebagai tanda dimulainya memasak bubur suro yang akan dibagikan saat buka puasa.

Ditemui KORAN SINDO PALEMBANGdi masjid yang berlokasi di Jalan Ki Gede Ing Suro, kemarin, Kartibi terlihat memasak bubur sendirian. Bubur dengan campuran sup dan tetelan daging sapi diaduknya sembari duduk, sesekali berdiri.

“Saya sudah masak bubur untuk Ramadan sejak 2009,” tuturnya memulai cerita. Menurut pria berusia 57 tahun ini, tradisi memasak dan memba i kan bubur selama Ramadan sudah berlangsung sejak lama. Bubur sup yang biasa dikenal dengan nama bubur suro itu dibagikan gratis kepada jamaah masjid dan para pendatang sebagai takjil berbuka puasa. Biasanya anakanak yang datang duluan membawa piring untuk meminta bubur kepadanya.

Pihak masjid menyiapkan empat kilogram beras, satu kilogram daging sapi, dan satu kilogram bumbu sayur sup. Sementara, elpiji 3 kg harus selalu diganti setiap tiga hari. Mengingat setiap harinya, masjid menyiapkan untuk 50 porsi bubur suro. “Piring masjid adanya hanya 50, dengan em pat kilogram beras ter ka dang cukup terkadang juga kurang untuk dibagikan,” kata dia.

Diakui Kartibi, dia senang memasak bubur untuk buka puasa banyak orang meski harus mengaduk selama tiga jam. Adukan itu diperlukan agar campuran bubur suro merata dan nikmat. Tidak terlalu sulit karena adukan bubur menggunakan pengaduk kayu panjang seperti dayung. Begitu senangnya dia memasak makanan berbuka puasa di Masjid Suro, bahkan dalam kondisi sakit sekali pun. Ketua Pengurus Masjid Suro atau Kodam Masjid H Latief mengatakan, bubur sup atau bubur suro menjadi menu utama di masjid.

Hal ini untuk meneruskan tradisi turunmenurun masyarakat setempat yang maknanya untuk silaturahmi dan kesehatan tubuh. Adapun tambahan menu untuk takjil dari donasi masyarakat sekitar seperti kurma, kue, ataupun minuman segar.

Yulia Savitri
Palembang
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9225 seconds (0.1#10.140)