Berkat Daun Kelor, @HOM Raih Juara Umum
A
A
A
YOGYAKARTA - Hotel @HOM Platinum by Horison mencatat prestasi. Lewat kreasi makanan dan minuman tradisional unik yang terbuat dari daun kelor, mampu mengantarkan hotel ini meraih juara dua dan juara harapan satu untuk wedang ratu bumi dan bakwan daun kelor dalam Cooking Competition GKR Hemas Cup yang digelar di Jalan Prawirotaman Yogyakarta belum lama ini.
Karena menyabet dua penghargaan dengan nilai tertinggi, hotel yang ada di kawasan Gowongan Yogyakarta ini juga dianugerahi penghargaan juara umum dalam ajang tersebut. “Daun kelor digunakan karena persyaratan untuk jajan pasar tradisional harus identik dengan Yogyakarta. Dan Yogya sendiri biasanya identik dengan makanan manis, coba buat jajanan yang belum pernah ada dengan pakai daun kelor,” kata Executive Chef Sarno kepada wartawan di hotel setempat belum lama ini.
Siapa menyangka kalau bahan itu ternyata bisa dikonsumsi. Tidak banyak masyarakat sekarang yang mengetahui bahwa daun yang kerap diidentikkan dengan hal-hal berbau mistik dan pakan ternak itu, ternyata memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan manusia pula. Seperti kandungan vitamin C yang lebih banyak dari buah jeruk, mengandung kalsium, vitamin A, hingga protein dan potasium yang lebih banyak dari buah pisang.
“Di Yogyakarta, terutama di desa saya Bangunjiwo Bantul masih banyak ditemui. Selain untuk pakan ternak juga biasa dikonsumsi manusia. Biasanya dimasak sayur bening, bothok, dan buat jamu,” ungkapnya. Tidak butuh waktu lama untuk menciptakan kreasi unik berupa bakwan dari daun kelor itu. Meski demikian, dibutuhkan perpaduan bahan lainnya guna menghilangkan rasa pahit pada daun tersebut.
Chef asal Magetan ini juga mengolah dan menyeimbangkan rasanya dengan daun kemangi, jagung manis, udang segar, ayam, dan singkong parut sebagai pengganti tepung dan telur sebagai perekat. Untuk sajian wedang ratu bumi, bahan-bahan seperti temulawak, daun kelor, daun sereh disangrai terlebih dahulu. Baru kemudian direbus dengan api kecil sekitar tiga jam hingga harum baunya. Lalu ditambahkan gula aren ketika air mendidih, berikut cengkeh dan kayu manis untuk menghilangkan rasa pahit daun kelor.
Tidak ketinggalan dengan buah salak, daun jeruk, bunga lawang, kapulaga yang juga mengandung khasiat kesehatan lainnya. Selain itu, buah nangka, degan, hingga buah naga untuk melengkapi rasa unik wedangan ini.
General Manager (GM) @HOM Platinum by Horison Gowongan Yogyakarta AR Atik Damarjati mengatakan, pihaknya akan terus mendorong terutama dalam mengembangkan dan melestarikan kuliner tradisional di Yogyakarta. Bahkan terbuka untuk menggelar acara serupa di hotel setempat.
Siti estuningsih
Karena menyabet dua penghargaan dengan nilai tertinggi, hotel yang ada di kawasan Gowongan Yogyakarta ini juga dianugerahi penghargaan juara umum dalam ajang tersebut. “Daun kelor digunakan karena persyaratan untuk jajan pasar tradisional harus identik dengan Yogyakarta. Dan Yogya sendiri biasanya identik dengan makanan manis, coba buat jajanan yang belum pernah ada dengan pakai daun kelor,” kata Executive Chef Sarno kepada wartawan di hotel setempat belum lama ini.
Siapa menyangka kalau bahan itu ternyata bisa dikonsumsi. Tidak banyak masyarakat sekarang yang mengetahui bahwa daun yang kerap diidentikkan dengan hal-hal berbau mistik dan pakan ternak itu, ternyata memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan manusia pula. Seperti kandungan vitamin C yang lebih banyak dari buah jeruk, mengandung kalsium, vitamin A, hingga protein dan potasium yang lebih banyak dari buah pisang.
“Di Yogyakarta, terutama di desa saya Bangunjiwo Bantul masih banyak ditemui. Selain untuk pakan ternak juga biasa dikonsumsi manusia. Biasanya dimasak sayur bening, bothok, dan buat jamu,” ungkapnya. Tidak butuh waktu lama untuk menciptakan kreasi unik berupa bakwan dari daun kelor itu. Meski demikian, dibutuhkan perpaduan bahan lainnya guna menghilangkan rasa pahit pada daun tersebut.
Chef asal Magetan ini juga mengolah dan menyeimbangkan rasanya dengan daun kemangi, jagung manis, udang segar, ayam, dan singkong parut sebagai pengganti tepung dan telur sebagai perekat. Untuk sajian wedang ratu bumi, bahan-bahan seperti temulawak, daun kelor, daun sereh disangrai terlebih dahulu. Baru kemudian direbus dengan api kecil sekitar tiga jam hingga harum baunya. Lalu ditambahkan gula aren ketika air mendidih, berikut cengkeh dan kayu manis untuk menghilangkan rasa pahit daun kelor.
Tidak ketinggalan dengan buah salak, daun jeruk, bunga lawang, kapulaga yang juga mengandung khasiat kesehatan lainnya. Selain itu, buah nangka, degan, hingga buah naga untuk melengkapi rasa unik wedangan ini.
General Manager (GM) @HOM Platinum by Horison Gowongan Yogyakarta AR Atik Damarjati mengatakan, pihaknya akan terus mendorong terutama dalam mengembangkan dan melestarikan kuliner tradisional di Yogyakarta. Bahkan terbuka untuk menggelar acara serupa di hotel setempat.
Siti estuningsih
(ftr)