30 Hektare Lahan Padi Puso

Kamis, 18 Juni 2015 - 10:31 WIB
30 Hektare Lahan Padi Puso
30 Hektare Lahan Padi Puso
A A A
CIREBON - Sekitar 30 hektare tanaman padi di Desa/Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, gagal panen alias puso akibat kekeringan yang melanda wilayah tersebut.

Padahal para petani sudah bersiap melakukan panen pada Agus tus mendatang setelah tanam dilakukan sejak Mei lalu. Sayang, kekeringan melanda sawah mereka hingga meng akibatkan padi mereka mati. Salah seorang buruh tani, Suk ra mengatakan, pasca panenApril lalu dirinya melakukan percepatan tanam pada Mei. Selama lebih dari satu bulan itulah, padi yang ditanamya sudah tinggi.

“Tapi sawah kekeringan. Air yang biasanya mengalir dari sungai tadah hujan di sekitar sini tak lagi mengalir karena sungai nya kering,” ungkapnya. Menurut dia kekeringan tahun ini terbilang parah mengingat tahun lalu saja kondisinya tak sampai begitu. Meski di lan - da kekeringan, dirinya kala itu masih sempat panen karena mu sim hujan berlangsung lebih lama.

“Tahun ini, Mei saja sudah pa nas. Sudah tak ada hujan,” keluhnya. Sukra pun mengaku pasrah karena tak bisa berbuat banyak lagi. Padi yang mati itu pun akhir nya dia potong untuk bahan pakan kambingnya. Kepala Desa (Kuwu) Desa Gre ged, Yusuf menyatakan, per soal an kekeringan di wilayah nya telah hampir menjadi mus ibah yang menahun. Namun, kekeringan tahun ini terbilang lebih parah mengingat luas lahan yang puso hampir 50% dari luas lahan yang ada. “Dari 74 hektare lahan pertanian yang ada, sekitar 30 hek - tare di antaranya kekeringan hing ga gagal panen,” tuturnya.

Dia menyebutkan, selama ini petani mengandalkan sungai tadah hujan tapi tahun ini hujan hanya sebentar hingga ak hir nya kekeringan. Tahun lalu, pihaknya memperoleh ban tuan sumur pantek dari Dinas Pertanian Perkebunan Peter nakan dan Kehutanan (Distanbunnakhut) Kabupaten Cirebon. Namun, kedalaman sumur pan tek yang hanya 10 meter mem buat air tak mengalir. Hal ini tak lepas dari kondisi geo gra - fis Desa Greged yang berada di da taran tinggi.

Menurut dia, untuk mengatasi hal ini ke mung kinan harus dibuat sumur dalam mengingat tak ada mata air di Greged. Jika tidak, dik ha wa tirkan Greged akan terus kekeringan. Dia pun berjanji akan berkoor dinasi dengan Pemkab Cirebon dalam waktu dekat. Pihak nya berencana membangun su mur dalam menggunakan tenaga matahari di berbagai titik. Ha nya saja, kebutuhan anggaran untuk ini terhitung tinggi, sekitar Rp150 juta.

Meski ada Alo kasi Dana Desa, pihaknya tak bisa begitu saja meng gu na kannya untuk sumur semata, meng ingat pembangunan lain di desanya tetap harus ada. Namun, dia berjanji akan me ng u payakan pembangunan su mur dalam pada 2016 mendatang. Sementara ini, pihaknya akan berusaha meng edukasi para petani agar beralih tanam ke palawija untuk menekan kerugian mereka.

“Untuk menanam satu hektare sawah ini modal yang di butuh kan sekitar Rp10 juta. Kalau ke ke ringan terus menerus, kerugian para petani pasti membesar,” tandasnya. l

Erika lia
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5514 seconds (0.1#10.140)