Menyusuri Jejak Perjuangan Moh Toha di Bandung

Rabu, 17 Juni 2015 - 16:55 WIB
Menyusuri Jejak Perjuangan Moh Toha di Bandung
Menyusuri Jejak Perjuangan Moh Toha di Bandung
A A A
BANDUNG - Puluhan sepeda nampak dikayuh oleh siswa dan guru SMKN 8 Bandung. Dengan sigap dan penuh semangat, mereka melintasi jalan-jalan yang pernah dilintasi pahlawan perjuangan Jawa Barat, Mohammad Toha.

Kegiatan bersepeda dalam rangka Nyukcruk Galur Pahlawan Moh Toha ini diinisiasi oleh komunitas DBoseh yang merupakan komunitas sepeda bentukan siswa dan guru SMKN 8 Bandung.

Kepala SMKN 8 Bandung Euis Purnama menuturkan, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengimplementasikan antara kegiatan sekolah dengan kurikulum nasional yakni kurikulum 2013.

Mohamad Toha diusung dalam kegiatan ini dengan maksud agar siswa lebih meneladani sikap dan karakter perjuangan pahlawan di Jabar, sekaligus mengajukan Moh Toha menjadi pahlawan nasional.

“Kegiatan Nyukcruk Galur ini sudah dua kali kami selenggarakan. Sebelumnya, kami mengambil tema Soekarno. Kegiatan ini mengolaborasikan mata pelajaran sejarah, olahraga, dan juga seni budaya,” katanya, Rabu (17/6/2015).

Senada dengan Euis, Guru Sejarah SMKN 8 Sutardi mengemukakan, Nyukcruk Galur kali ini mengambil tema Moh Toha karena nilai-nilai perjuangannya yang tinggi. Diakuinya, generasi muda saat ini seakan kehilangan sosok panutan.

“Jalur yang kami ambil untuk bersepeda itu dari Jalan Kliningan Buah Batu hingga Tugu Zipur yang ada di Baleendah, yang jadi puncak perjuangan beliau. Jaraknya sekitar 10 km. Di sana kami juga akan melakukan aksi penanaman pohon,” katanya.

Hal ini pun diamini oleh salah seorang siswa Fajar Maulana. Siswa kelas 11 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan ini pun mengaku, sebelumnya ketika mempelajari sejarah Moh Toha di dalam kelas, dirinya tidak terbayang sama sekali.

Akan tetapi setelah mengikuti acara ini, ia mengaku lebih paham dan bisa mengambil makna perjuangan pahlawan Jabar tersebut. “Beda sekali saat belajar di dalam kelas dengan belajar sambil napak tilas semacam ini," tuturnya.

Terlebih, kata Fajar, kolaborasi mata pelajaran semacam ini dianggapnya metode pembelajaran yang sangat menarik bagi siswa. Siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru dan sesamanya di dalam kelas saja, tetapi juga di luar kelas.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7270 seconds (0.1#10.140)