Awal Ramadan Belum Ditentukan

Minggu, 14 Juni 2015 - 10:11 WIB
Awal Ramadan Belum Ditentukan
Awal Ramadan Belum Ditentukan
A A A
SEMARANG - Kementerian Agama (Kemenag) hingga kemarin belum menentukan awal Ramadan 2015. Pemerintah masih akan melakukan sidang isbat pada Selasa (16/6) untuk menentukan awal puasa Ramadan tersebut.

“Pemerintah pada 16 Juni 2015 sore akan mengundang beberapa ulama, tokoh organisasi masyarakat (ormas) Islam, dan pakar astronomi untuk melakukan sidang isbat,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin di sela-sela acara Halaqah Pengembangan Leadhership Pimpinan Pondok Pesantren di Hotel Aston Semarang, kemarin. Sidang isbat itu akan menentukan apakah hilal sudah bisa terlihat atau belum. Hasilnya akan ada dua kemungkinan, kalau hilal bisa terlihat sore itu maka awal Ramadan akan ditentukan Rabu (17/6).

Kalau hilal belum terlihat, bulan Syaban akan dioptimalkan menjadi 30 hari, sehingga bulan Ramadan akan jatuh pada Kamis (18/6). “Jadi, semunya bergantung pada sidang isbat nanti,” ujar politikus PPP ini. Untuk menjalankan ibadah puasa nanti, baik yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa diharapkan sama-sama saling menghormati. Tindakan menghormati lebih baik dibanding ingin dihormati. “Karena nanti banyak yang berpuasa maka yang tidak berpuasa harus menghormati yang berpuasa,” tandasnya.

Sebaliknya, bagi yang berpuasa sebaiknya juga menghormati warga yang tidak berpuasa. Bisa jadi yang tidak berpuasa itu keyakinan agamanya tidak mewajibkan, atau bisa jadi sedang ada halangan seperti sedang bepergian (musafir), hamil, haid, dan sebagainya. “Jadi selain menghormati yang sedang berpuasa, juga menghormati hak mereka yang tidak puasa, keduanya harus saling menghormati,” kata Lukman.

Menurut mantan anggota DPR RI ini, muslim yang baik tentu tidak memaksakan orang lain menghormati dirinya. Menghormati itu harus dibangun atas kesadaran diri, bukan dengan cara kekerasan atau paksaan. “Bentuk penghormatan harus dipahami dengan secara ikhlas,” ucapnya. Sebenarnya masyarakat Indonesia sudah punya cara-cara arif dalam hal sikap saling menghormati.

Kalau ada oknum tertentu yang melakukan kekerasan seharusnya tidak dilakukan. Kalaupun nanti terpaksa warung untuk dibuka, sebaiknya menggunakan tirai, tapi tidak dibuka secara demonstratif. Di tempat yang sama, Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Ishom Yusqi mengatakan, halaqah yang diselenggarakan kemarin diikuti oleh 169 peserta yang terdiri atas pimpinan pondok pesantren, para kiai, dan pengurus Nahdlatul Ulama.

“Tujuannya, selain sebagai wahana silaturahmi, juga untuk saling tukar ide kepemimpinan dalam mengelola pesantren,” ungkapnya. Pesantren merupakan salah satu aset bangsa yang ikut berkontribusi mencerdaskan bangsa. Berdasarkan catatan Kemenag, saat ini sebanyak 29.535 pesantren di seluruh Indonesia dengan jumlah santri mencapai 3.876.696 orang.

Amin fauzi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7249 seconds (0.1#10.140)