Ingin Selenggarakan Pengajian Cak Nun Malah Tertipu Puluhan Juta
A
A
A
BANTUL - Maksud hati ingin mengundang Emha Ainun Najib (Cak Nun) untuk mengisi acara pengajian menjelang bulan Ramadan ini, namun malah tertipu puluhan juta.
Mahar atau uang yang digunakan untuk membayar biaya akomodasi, panggung, sound serta lampu kepada manajemen Cak Nun, ternyata dibawa lari orang yang mengaku dari manajemen Cak Nun.
Kasiman, warga Perumahan Cepoko, Dusun Kuden, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan menceritakan, tanggal 26 Mei yang lalu, pihaknya memiliki krenteg (keinginan) mengundang Cak Nun beserta krunya, Kiai Kanjeng untuk mengisi pengajian di Perumahannya tanggal 13 Juni ini.
Dia lantas meminta bantuan kenalannya, Wiwik untuk mengundang Cak Nun dan Kiai Kanjeng.
“Bu Wiwik lantas bertanya kepada Pak Agus yang katanya kenal dekat dengan Cak Nun,” ungkapnya, Jum’at (12/6/2015).
Kasiman menuturkan, atas rekomendasi Agus, Wiwik disuruh mendatangi sekretariat Kiai Kanjeng di daerah Papringan.
Di Papringan, Wiwik disuruh untuk datang ke sekretariat Kiai Kanjeng di Jalan Wates Km 3 tepatnya di Kalibayem.
Di sekretariat Kalibayem tersebut, Wiwik langsung membayar kontan sebesar Rp 26,5 juta. Uang sebesar itu untuk mendapatkan fasilitas penceramah beserta kru Kiai Kanjeng, sound system, panggung hingga lampu penerangan.
Namun tiga hari lalu, pihak panitia yang telah dia bentuk bermaksud mengambil lampu penerangan jalan yang akan dipasang ketika pengajian.
Namun ketika datang ke sekretariat Cak Nun tempat membayar tersebut sudah tidak ada aktivitas lagi.
Panitia lantas diberitahu jika sekretariat Cak Nun ada di lain tempat, tepatnya di Ngestiharjo, Kasihan.
“Di sekretariat itu kami dikasih tahu kalau tidak ada jadwal pengajian di Kuden, Piyungan,” timpalnya.
Dia bersama Wiwik baru sadar jika menjadi korban penipuan oknum yang mengaku kenal dekat dengan manajemen Cak Nun.
Keduanya lantas memburu Agus, dan sampai saat ini Agus belum juga nampak batang hidungnya.
Tak hanya itu, bukti penyetoran uang berupa kuintansi juga dibawa kabur Agus sehingga untuk melaporkan ke pihak berwajib, posisinya masih lemah.
Kasiman mengaku percaya begitu saja dengan temannya Wiwik tersebut. Apalagi sejak pengajuan jadwal Pengajian tersebut, dari pihak ‘manajemen’ Cak Nun sudah mengkros cek atau mengecek lokasi yang akan digunakan sebagai tempat pengajian.
Dia sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Bantul, namun oleh pihak Polres diarahkan ke Polsek Piyungan. “Saya tidak tahu alasannya apa,”ujarnya.
Ketika dikonfirmasi melalui nomer telepon genggamnya, Manajer Kiai Kanjeng, Cak Zakki mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
Dia baru mengetahuinya dari awak media yang mengkonfirmasinya tersebut. Zakki tidak mengetahui jika nama Kiai Kanjeng dicatut untuk melakukan kegiatan negatif tersebut. Selain itu, dia juga belum mendapatkan permohonan pengajian di wilayah Piyungan.
“Kalau malam minggu besok (13/6/) jadwal pengajian kami ada di Nogotirto, Sleman. Dan jadwal itu sudah kami sepakati tanggal 7 Juni lalu,” timpalnya.
Dia juga membantah jika untuk menggelar pengajian Cak Nun bersama groupnya Kiai Kanjeng membutuhkan dana yang cukup besar seperti yang disebutkan oleh Kasiman tersebut.
Bahkan ketika masyarakat yang mengundang, Kiai Kanjeng tidak menerapkan tarif terkadang malah sukarela asalkan kebutuhan panggung dan sound system terpenuhi.
“Kalau panggung bebas. Tetapi kalau sound system biasanya kami merekomendasikan kemana harus mencarinya. Setelah itu panitia yang menghubungi,” timpalnya.
Terkait adanya aksi penipuan tersebut, pihaknya mengaku bersedia memfasilitasi panitia dengan membantu mencari oknum orang tersebut.
Hanya saja belakangan menurutnya, oknum tersebut sudah ditangkap oleh pihak Polda DIY.
Sementara itu Wiwik, sampai berita ini ditulis belum bisa dikonfirmasi. Nomor telepon genggamnya tak memberikan respon ketika awak media mencoba konfirmasi.
Mahar atau uang yang digunakan untuk membayar biaya akomodasi, panggung, sound serta lampu kepada manajemen Cak Nun, ternyata dibawa lari orang yang mengaku dari manajemen Cak Nun.
Kasiman, warga Perumahan Cepoko, Dusun Kuden, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan menceritakan, tanggal 26 Mei yang lalu, pihaknya memiliki krenteg (keinginan) mengundang Cak Nun beserta krunya, Kiai Kanjeng untuk mengisi pengajian di Perumahannya tanggal 13 Juni ini.
Dia lantas meminta bantuan kenalannya, Wiwik untuk mengundang Cak Nun dan Kiai Kanjeng.
“Bu Wiwik lantas bertanya kepada Pak Agus yang katanya kenal dekat dengan Cak Nun,” ungkapnya, Jum’at (12/6/2015).
Kasiman menuturkan, atas rekomendasi Agus, Wiwik disuruh mendatangi sekretariat Kiai Kanjeng di daerah Papringan.
Di Papringan, Wiwik disuruh untuk datang ke sekretariat Kiai Kanjeng di Jalan Wates Km 3 tepatnya di Kalibayem.
Di sekretariat Kalibayem tersebut, Wiwik langsung membayar kontan sebesar Rp 26,5 juta. Uang sebesar itu untuk mendapatkan fasilitas penceramah beserta kru Kiai Kanjeng, sound system, panggung hingga lampu penerangan.
Namun tiga hari lalu, pihak panitia yang telah dia bentuk bermaksud mengambil lampu penerangan jalan yang akan dipasang ketika pengajian.
Namun ketika datang ke sekretariat Cak Nun tempat membayar tersebut sudah tidak ada aktivitas lagi.
Panitia lantas diberitahu jika sekretariat Cak Nun ada di lain tempat, tepatnya di Ngestiharjo, Kasihan.
“Di sekretariat itu kami dikasih tahu kalau tidak ada jadwal pengajian di Kuden, Piyungan,” timpalnya.
Dia bersama Wiwik baru sadar jika menjadi korban penipuan oknum yang mengaku kenal dekat dengan manajemen Cak Nun.
Keduanya lantas memburu Agus, dan sampai saat ini Agus belum juga nampak batang hidungnya.
Tak hanya itu, bukti penyetoran uang berupa kuintansi juga dibawa kabur Agus sehingga untuk melaporkan ke pihak berwajib, posisinya masih lemah.
Kasiman mengaku percaya begitu saja dengan temannya Wiwik tersebut. Apalagi sejak pengajuan jadwal Pengajian tersebut, dari pihak ‘manajemen’ Cak Nun sudah mengkros cek atau mengecek lokasi yang akan digunakan sebagai tempat pengajian.
Dia sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Bantul, namun oleh pihak Polres diarahkan ke Polsek Piyungan. “Saya tidak tahu alasannya apa,”ujarnya.
Ketika dikonfirmasi melalui nomer telepon genggamnya, Manajer Kiai Kanjeng, Cak Zakki mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
Dia baru mengetahuinya dari awak media yang mengkonfirmasinya tersebut. Zakki tidak mengetahui jika nama Kiai Kanjeng dicatut untuk melakukan kegiatan negatif tersebut. Selain itu, dia juga belum mendapatkan permohonan pengajian di wilayah Piyungan.
“Kalau malam minggu besok (13/6/) jadwal pengajian kami ada di Nogotirto, Sleman. Dan jadwal itu sudah kami sepakati tanggal 7 Juni lalu,” timpalnya.
Dia juga membantah jika untuk menggelar pengajian Cak Nun bersama groupnya Kiai Kanjeng membutuhkan dana yang cukup besar seperti yang disebutkan oleh Kasiman tersebut.
Bahkan ketika masyarakat yang mengundang, Kiai Kanjeng tidak menerapkan tarif terkadang malah sukarela asalkan kebutuhan panggung dan sound system terpenuhi.
“Kalau panggung bebas. Tetapi kalau sound system biasanya kami merekomendasikan kemana harus mencarinya. Setelah itu panitia yang menghubungi,” timpalnya.
Terkait adanya aksi penipuan tersebut, pihaknya mengaku bersedia memfasilitasi panitia dengan membantu mencari oknum orang tersebut.
Hanya saja belakangan menurutnya, oknum tersebut sudah ditangkap oleh pihak Polda DIY.
Sementara itu Wiwik, sampai berita ini ditulis belum bisa dikonfirmasi. Nomor telepon genggamnya tak memberikan respon ketika awak media mencoba konfirmasi.
(sms)