Saatnya Perguruan Tinggi Mulai Melirik Maritim

Minggu, 07 Juni 2015 - 11:30 WIB
Saatnya Perguruan Tinggi...
Saatnya Perguruan Tinggi Mulai Melirik Maritim
A A A
Di tingkat perguruan tinggi hingga sekarang belum ada kampus yang mengajarkan keilmuan bidang kelautan. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana menjadi kendala utama.

Wakil Rektor I Universitas Sumatera Utara (USU) Zulkifli mengatakan, saat ini kampusnya sedang mengupayakan pendirian fakultas bidang kelautan, tetapi terkendala peraturan dan prosedur serta keterbatasan dosen yang menguasai bidang tersebut. "Sekitar 2006, saat saya menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian sudah mengajukan permohonan untuk buka Fakultas Perikanan.

Tapi ternyata berdasarkan aturan, harus buka tiga program studi terkait itu dulu. Karena itu, untuk tahap pertama, USU buka Program Studi Sumber Daya Perairan," katanya. Program Studi Sumber Daya Perairan ini, lanjut dia, berada di bawah Fakultas Pertanian. Namun, belum bisa beroperasi penuh karena masih kekurangan tenaga guru.

Satu program studi harus memiliki enam dosen tetap yang menguasai bidang tersebut. Dosen itu pun harus diangkat langsung oleh negara. "Harus punya enam dosen tetap, tapi sampai sekarang belum cukup. Minimnya tenaga pengajar juga jadi kendala untuk membuka fakultas," ujarnya. Rencananya, apabila Program Studi Sumber Daya Perairan ini sudah berdiri, selanjutnya dilakukan penambahan program studi, yaitu pengelolaan pesisir dan pengelolaan laut.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, USU dipastikan memiliki Fakultas Kelautan. "Saya berinisiatif buka Fakultas Kelautan karena juga dapat rekomendasi dari Kementerian Kelautan. Jika semua rencana berjalan baik, tidak lama lagi pasti sudah beroperasi (Fakultas Kelautan) itu," paparnya.

Menurutnya, Fakultas Kelautan penting karena potensi perairan sangat besar, bahkan lebih luas dari daratan. Namun, hingga sekarang belum dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jika sumber daya di perairan dikelola dengan baik, kita bisa menuju greepolitan. "Sampai sekarang setahu saya sudah ada kampus yang punya fakultas itu, tapi memang masih sedikit.

Ke depan diharapkan USU bisa memiliki (fakultas kelautan) supaya potensi kemaritiman bisa dimanfaatkan dengan baik," ujarnya. Ketika ditanya mengenai minat orang untuk belajar ilmu itu, dia mengaku sangat banyak. Dia menilai bukan persoalan pasar, melainkan prosedur serta kurangnya tenaga pengajar yang menjadi kendala utama. "Banyak yang mau belajar ilmu itu.

Kalau kita buka saja fakultasnya, pasti banyak siswa tertarik. Masalahnya cuma prosedur dan tenaga pengajarnya. Kalau dari USU sudah berupaya memenuhi semua syarat karena memang kami ingin fakultas itu ada di kampus ini," paparnya. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Negeri Medan (Unimed) Ibnu Hajar mengakui, hingga sekarang pihaknya belum melahirkan tenaga pengajar di bidang kelautan karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana.

"Kami memang tidak memiliki guru-guru khusus yang bisa mengajarkan itu kepada calon-calon guru karena SDM serta sarana tidak ada," katanya. Namun, menurutnya, hal tersebut bisa dilakukan jika tenaga pengajarnya ada. Dalam hal ini, program pendidikan profesi guru (PPG) atau lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK) harus mendukung dengan menyediakan materi khusus mengenai kelautan.

Setelah itu, untuk pengembangan metode pembelajarannya bisa dilakukan di Unimed. "Kami bisa bekerja sama dengan LPTK dalam hal penguatan metode pembelajaran dan sistem pendidikannya bisa dilakukan di Unimed. Setelah semuanya berjalan lancar, kita akan memiliki tenaga pengajar khusus bidang kelautan," pungkasnya.

Jelia amelida
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0951 seconds (0.1#10.140)