Persib Terancam Bubar

Minggu, 07 Juni 2015 - 10:45 WIB
Persib Terancam Bubar
Persib Terancam Bubar
A A A
BANDUNG - Skuat Persib Bandung terancam bubar. Manajer tim Persib Bandung Umuh Muchtar memastikan akhir bulan ini seluruh skuat, dari mulai pemain, pelatih, hingga ofisial tim diputus kontrak.

Tidak adanya kompetisi sepak bo la di Tanah Air, menjadi salah satu alasan pemutusan kontrak itu. Nasib serupa dialami kesebelasan Persipura.

Manajemen Persipura telah resmi membubarkan tim yang menjadi runner up di kompetisi Indonesia Super Lea gue(ISL) 2014 itu. Selama ini, kata Umuh, manajemen Persib telah berupaya un tuk terus mempertahankan skuat, namun biaya yang terus mem bengkak lantaran tidak ada kompetisi sepak bola membuat pihaknya tidak memiliki pilihan selain memutus kon trak para pemain, pelatih, dan ofi sial.

Bukan hanya itu, lanjut Umuh, para sponsor pun sudah ti dak lagi menjalin kerja sama dengan Persib Bandung sejak induk organisasi per se pak bolaan Ta nah Air, yakni PSSI, di be kukan oleh Kementerian Pe mu da dan Olahraga (Kemenpora). Sehing ga, Manajemen Persib Ban - dung tidak lagi men da pat kandana tambahan untuk meng gaji pa ra skuat Maung Ban dung.

”Saya belum bicara dengan ka wan-kawan dan pengurus ma najemen lain, mau di bu barkan atau tetap dipertahankan. Tapi saya rasa, kalau bertahan ti dak mungkin. Karena satu bulan saja, kami harus me nge luarkan gaji sebesar Rp1 miliar. Jelas sangat repot. Kemungkinan akhir bulan ini semua diistirahat kan,” kata Umuh saat di temui di kediamannya, Jalan Ciluluk, Tanjungsari, Kabupaten Su medang, kemarin.

Akan tetapi, Umuh berharap se telah kompetisi kembali berjalan, skuat terbaik dapat kembali membela Persib Bandung. “Kalau (kompetisi) berjalan. Kami pasti memanggil kembali. Itu pun kalau masih ada yang mau, dan mudah-mudahan mau. Tapi kalau mereka sudah mem bela klub lain, saya tidak bisa apa-apa, karena itu hak pemain. Tapi saya berharap semua bisa utuh saat kembali di kumpul kan,” harap pria yang akrab di sapa Pak Haji ini.

Sementara itu, Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman pasrah dengan keputusan yang dilontarkan􀀀 sang Manajer Persib. Tentu, dia berharap se telah kompetisi mulai ada kejelasan, sehingga skuat yang telah dibentuk cukup lama dapat kem bali utuh. “Saya sebagai pelatih, di bawah nya manajer, yang pasti mengi kuti apa keputusannya. Yang pasti, sekarang kami tidak me miliki kegiatan. Segala kegia tan sepenuhnya diberikan ke pada pemain, terserah mau gi mana. Tapi yang jelas saya berharap permasalahan (konflik Ke menpora-PSSI) ini segera ter selesaikan agar kami bisa me lakukan kegiatan sebagaimana biasanya,” kata Djanur.

Terkait rencana Menpora meng gelar Piala Kemerdekaan, Dja nur belum memikirkannya, se bab hingga saat ini pihaknya be lum mendapatkan undangan se cara resmi dari Kemenpora. “Manajemen juga belum tahu. Sa ya hanya nunggu instruksi saja. Kami ikuti langkah manajemen saja apa yang harus dilakukan,” tandas Djanur.

Bobotoh Kecewa

Bobotohsebutan suporter fanatik Persib Bandung kecewa de ngan situasi sepak bola Tanah Air yang berimbas terhadap skuat Maung Bandungterancam bu bar. Salah satu pentolan Vi - king Persib Club (VPC), Yana Umar mengatakan, langkah manajemen tim Maung Ban dung yang berencan mem bu bar kan pasukan adalah tidakan wajar. Sebab, kata Yana, hingga saat ini tidak ada langkah nyata yang dilakukan kedua belah pihak, baik Kemenpora maupun PSSI. Justru sebaliknya, kedua pi hak saling memperuncing ma salah.

“Pembubaran ini (Persib) jelas karena tidak ada tindakan da ri atasnya (Menpora dan PSSI). Keduanya terus saling me nyalahkan, bukannya menye lesaikan masalah. Kalau terus begitu, ya wajarlah klubklub, termasuk Persib, membu barkan diri. Bahkan hampir selu ruh klub membubarkan diri. Nah sekarang kalau tidak ada klub, apa yang mau di pertandingkan?” sesal Yana kepada KO RAN SINDO kemarin. Yana mempertanyakan kiner ja Kemenpora.

Menpora Imam Nahrawi membekukan PSSI sehingga mengundang FI - FA selaku federasi sepak bola du nia untuk menjatuhkan sanksi. “Tapi, setelah disanksi FI FA, langkah selanjutnya apa? Sam pai saat ini masih gitu-gitu aja. Perdebatan saja terus tanpa ha sil. PSSI juga sama, tidak ada lang kah untuk menunjukkan ke jelasan,” tutur dia. Akibat konflik tersebut, ungkap Yana, banyak pihak yang dirugikan, baik ma na je men klub, pelatih, pemain, hing ga pedagang.

“Bobotoh juga dirugikan. Apa mereka me mi kir kan dampaknya? Mana tang gung jawabnya? Menpora, PSSI cepat pikirkan, jangan ngu bek-ngubek masalah terus. Lihat ke bawah seperti apa,” ungkap Yana. Selaku perwakilan bobotoh, Ya na berharap konflik Ke men - po ra-PSSI segera berakhir agar se mua pihak yang selama ini dirugikan dapat menjalani aktivitas seperti semula. “Hanya satu ha rapan kami, segera selesaikan masalah. Jangan menahan ego masing-masing, lihat ke ba - wah, sudah banyak pihak yang dirugikan,” pungkas dia.

Dado Jajal Tarkam

Dedi Kusnandar mengaku sa ngat kecewa setelah manajemen Persib Bandung berencana akan memutus seluruh kontrak pa ra pemain tepat akhir bulan ini. Bagi Dedi keputusan ini adalah sebuah ‘tamparan keras’ mengingat saat ini dirinya tidak me miliki kegiatan selain membela Persib. Gelandang yang akrab di sapa Dado ini mengaku tidak menge tahui apa yang akan di lakukan setelah kontraknya berakhir dengan Persib. Dia hanya ber harap agar konflik antara Ke menpora dan PSSI segera ber akhir.

“Kecewa sudah pasti dan sedih juga karena ke depannya belum ada kejelasan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada ke jelasan dari pemerintah,” harap Dado saat ditemui di kediaman Manajer Persib Umuh Muc htar di Tanjungsari, Ka bupaten Sumedang, kemarin. Dado pun tak menampik, bisa saja ke depan dia akan membela salah satu klub yang ber laga di liga antarkampung (tar kam). Hal itu sebagai upaya agar kondisi keuangannya tetap st abil.

“Tawaran (membela tar kam) sudah dua minggu ke be la kang. Tapi saya lihat situasi dan ko ndisi dulu saja. Mungkin saja saya ambil. Karena jelas, saya ju ga sangat membutuhkan apa lagi sebentar lagi juga sudah me masuki bulan Ramadan,” ujar Dado. Namun demikian, Dado ogah larut dalam kekecewaan. Jus tru dengan permasalahan se pak bola Tanah Air ini, dia bisa le b ih belajar mengenal situasi.

“Saya ambil hikmahnya saja. De ngan kondisi ini, kami harus siap. Karena tidak selamanya ka mi bekerja terus menjadi pesepak bola. Ada bidang dan usa - ha lain yang harus ditekuni,” tutur dia.

Muhammad ginanjar
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5163 seconds (0.1#10.140)