12 Anjal dan Gelandangan Digaruk Satpol PP

Sabtu, 06 Juni 2015 - 09:47 WIB
12 Anjal dan Gelandangan Digaruk Satpol PP
12 Anjal dan Gelandangan Digaruk Satpol PP
A A A
SUBANG - Belasan anak jalanan (anjal) dan gelandangan pengemis (gepeng) yang berkeliaran di kawasan perkotaan Subang di garuk Satpol PP, kemarin.

“Ada 12 orang PGOT (penge mis, gelandangan, orang te lan tar), anak jalanan dan pe ngamen yang berhasil kami aman kan di perempa tan Wisma Kar ya Subang. Mereka langsung di da ta untuk me ngikuti pembi naan,”beber Kepala Satpol PP Kabupaten Subang Asep Setia Permana kepada KORAN SINDO kemarin.

Dari 12 gepeng tersebut, empat di antaranya pasangan suami istri yang merupakan warga Blok Kebon Cau dan Sukaasih, Ke lurahan Karang Anyar Su bang. Adapun si sanya meru pakan anakanak dan remaja. Asep menyebut, belasan ge peng itu berasal dari sejum lah da erah di Jawa Barat, diantaranya dua orang dari Lembang dan Cililin Kabupaten Bandung Ba rat, satu orang dari Bongas Kabupaten Indramayu, dan sem bilan orang dari beberapa daerah di Subang.

“Setelah didata dan diberi pe ngarahan, mereka selan jutnya kami serahkan ke pihak dinas sosial, untuk di kirim mengikuti pembinaan lan jutan di beberapa penampungan tersebar di Jawa Barat. Pembinaan harus se rius supaya mereka tidak kem bali lagi kejalanan,”tutur Asep.

Kasi Pemulihan Penyakit So sial Dinas Sosial Subang De di Ru haedi mengatakan, belasan ge peng itu akan segera dikirim ke sejumlah penampungan (panti) di Jawa Barat untuk men jalani pembinaan. Di antara nya penampungan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Cima hi dan Cileungsi Bogor. “Sebab sampai sekarang, Subang be lum punya pe nampungan. Makanya, belasan gepeng ini kami kirim ke panti-panti di luar Subang,”ucapnya.

Setiap tahun, kata dia, jumlah gepeng dan anjal di Subang te rus bertambah. Kemun culan me reka di latar bela kangi ber ba gai faktor, mulai dari ekonomi, putus sekolah, hingga mengala mi broken home atau per ma sa lah an da lam keluarga.

“Misalnya, terlalu banyak aturan yang diterapkan orang tua dalam keluarga, sehingga anak-anak ini merasa terkungkung. Mereka ingin bebas dan akhirnya menyalur kannya di jalanan. Namun, dengan pembinaan lan jutan, diharapkan kepriba dian mereka bisa lebih baik, tidak kembali ke jalanan, dan memilih mencari krea tivitas positif yang tidak meresahkan masyarakat,” pungkas Dedi.

Usep husaeni
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7621 seconds (0.1#10.140)