Banjir Masih Mengancam Sidrap
A
A
A
SIDRAP - Luapan banjir yang terjadi sejak dua hari lalu di Kabupaten Sidrap yang menggenangi tiga kecamatan masih mengancam wilayah tersebut. Karena walaupun mulai surut aliran banjir masih mengancam daerah lainnya.
Camat Dua Pitue Abbas Aras, mengatakan, ketinggian air di wilayah itu yang sempat mencapai 1,5 meter tersebut, mulai surut hingga betis orang dewasa.
Namun, katanya, surutnya ketinggian air itu tidak serta merta melegakan pihaknya. Setelah daerah Padang Lori, luapan banjir mengarah ke Padang lao-lao.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, siklus aliran banjir itu berpindah ke desa lain. Hari ini banjir beralih ke wilayah timur sebelum mencapai Belawa, Kabupaten Wajo," katanya, Jumat (5/6/2015).
Dari data yang sementara diterima pihaknya, jumlah areal pertanian yang terendam banjir mencapai 5.000 hektare, dengan total terparah seluas 1.300 hektare.
Menurutnya, jika areal pertanian warga itu terus terendam, kemungkinan pada musim tanam ini petani setempat mengalami gagal panen.
"Lebih tiga hari sawah tersendam, kita pastikan padi petani rusak. Dan untuk nilai kerugian secara menyeluruh dari bencana ini belum bisa kita sebutkan karena pendataan masih sementara berjalan," ujarnya.
Dia menambahkan, selain merendam sejumlah fasilitas umum seperti sekolah SDN 10 Tanrutedong yang hingga kemarin masih meliburkan muridnya, rumah jabatan kecamatan dan ratusan rumah, dilaporkan pula Kamis 4 Juni seorang warga Kampale, Tanrutedong hilang saat kejadian tersebut.
"Warga hilang itu sudah ditemukan siang tadi (kemarin). Meninggal dan jasadnya ditemukan hanyut terdampar di Belawa. Korban warga kami dan belum sempat kami dapatkan datanya, " timpal dia.
Dia menambahkan, sejauh ini bantuan yang datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baru berupa perahu karet untuk mengevakuasi warga yang sempat terjebak banjir utamanya wilayah dalam permukiman.
"Belum ada bantuan dana karena kerugian warga baik itu sawah maupun rumah yang rusak, masih sementara kami hitung. Senin pekan depan laporan lengkapnya baru bisa kita serahkan ke pemkab," paparnya.
Dia berharap, perbaikan Tanggul Tanrutedong yang jebok pada dua titik masing-masing di belakang Polsek Dua Pitue dan titik tanggul di Parepare, bisa secepatnya dibenahi.
"Kami yakin jika perbaikan tanggul itu menjadi prioritas, wilayah kami bisa terbebas banjir. Itu sudah kami laporkan juga ke Balai Pompengan," timpalnya.
Terpisah, Bupati Sidrap Rusdi Masse melalui Kabag Humas Ambo Ela mengatakan, sejauh ini pemantau masih terus dilakukan pihaknya pada 3 kecamatan yang terendam banjir di wilayah itu.
"Bantuan air bersih dan makanan instan sementara akan disalurkan ke para korban. Kita berharap banjir tidak meluas ke wilayah lain dan masyarakat kita harapkan tetap waspada. Baiknya menumpang dulu ke rumah kerabatnya yang jauh dari lokasi banjir," tandasnya.
Camat Dua Pitue Abbas Aras, mengatakan, ketinggian air di wilayah itu yang sempat mencapai 1,5 meter tersebut, mulai surut hingga betis orang dewasa.
Namun, katanya, surutnya ketinggian air itu tidak serta merta melegakan pihaknya. Setelah daerah Padang Lori, luapan banjir mengarah ke Padang lao-lao.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, siklus aliran banjir itu berpindah ke desa lain. Hari ini banjir beralih ke wilayah timur sebelum mencapai Belawa, Kabupaten Wajo," katanya, Jumat (5/6/2015).
Dari data yang sementara diterima pihaknya, jumlah areal pertanian yang terendam banjir mencapai 5.000 hektare, dengan total terparah seluas 1.300 hektare.
Menurutnya, jika areal pertanian warga itu terus terendam, kemungkinan pada musim tanam ini petani setempat mengalami gagal panen.
"Lebih tiga hari sawah tersendam, kita pastikan padi petani rusak. Dan untuk nilai kerugian secara menyeluruh dari bencana ini belum bisa kita sebutkan karena pendataan masih sementara berjalan," ujarnya.
Dia menambahkan, selain merendam sejumlah fasilitas umum seperti sekolah SDN 10 Tanrutedong yang hingga kemarin masih meliburkan muridnya, rumah jabatan kecamatan dan ratusan rumah, dilaporkan pula Kamis 4 Juni seorang warga Kampale, Tanrutedong hilang saat kejadian tersebut.
"Warga hilang itu sudah ditemukan siang tadi (kemarin). Meninggal dan jasadnya ditemukan hanyut terdampar di Belawa. Korban warga kami dan belum sempat kami dapatkan datanya, " timpal dia.
Dia menambahkan, sejauh ini bantuan yang datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baru berupa perahu karet untuk mengevakuasi warga yang sempat terjebak banjir utamanya wilayah dalam permukiman.
"Belum ada bantuan dana karena kerugian warga baik itu sawah maupun rumah yang rusak, masih sementara kami hitung. Senin pekan depan laporan lengkapnya baru bisa kita serahkan ke pemkab," paparnya.
Dia berharap, perbaikan Tanggul Tanrutedong yang jebok pada dua titik masing-masing di belakang Polsek Dua Pitue dan titik tanggul di Parepare, bisa secepatnya dibenahi.
"Kami yakin jika perbaikan tanggul itu menjadi prioritas, wilayah kami bisa terbebas banjir. Itu sudah kami laporkan juga ke Balai Pompengan," timpalnya.
Terpisah, Bupati Sidrap Rusdi Masse melalui Kabag Humas Ambo Ela mengatakan, sejauh ini pemantau masih terus dilakukan pihaknya pada 3 kecamatan yang terendam banjir di wilayah itu.
"Bantuan air bersih dan makanan instan sementara akan disalurkan ke para korban. Kita berharap banjir tidak meluas ke wilayah lain dan masyarakat kita harapkan tetap waspada. Baiknya menumpang dulu ke rumah kerabatnya yang jauh dari lokasi banjir," tandasnya.
(sms)