5 Anggota Kopassus Diperiksa Denpom
A
A
A
SUKOHARJO - Serma Zulkifli, satu dari empat anggota TNI AU yang dikeroyok puluhan orang di parkiran Karaoke Bima, Solo Baru, Sukoharjo, Minggu (31/5) akhirnya meninggal dunia. Korban meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSPAU Hardjolukito, Yogyakarta, Senin (1/6) malam.
Serma Zulkifli merupakan anggota Sarban Dislog Denma Mabes TNI AU. Kemarin sekitar pukul 14.00 WIB, jenazah Zulkifli usai diautopsi di RSUP Dr Sardjito langsung diterbangkan dengan pesawat Hercules TNI AU melalui Lanud Adisutjipto ke Jakarta,. Jenazah selanjutnya dibawa pulang ke rumah duka di Jalan Nusa Indah RT 12/04 Ciracas, Jakarta Timur. Istri Serma Zulkifli, Ika Saridewi, 39, menjemput langsung almarhum di Base Ops Lanud Adisutjipto.
Kedatangan keluarga Zulkifli disambut langsung Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Imran Baidirus. Seorang korban lainnya, Pelda Teguh Prasetyo anggota Skatek 042 Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur kondisinya masih koma dan masih dirawat di RSPAU Hardjolukito. Sementara Kaur Intelud Lanud Pandang Letda Sus Wahyu Jatmiko dan Serda Avel Nuvakto anggota Skatek 042 Lanud Iswahyudi yang juga menjadi korban pengeroyokan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Adisutjipto Mayor Sus Hamdi Londong Allo mengatakan, Serma Zulkifli dan Pelda Teguh Prasetyo dibawa ke RSPAU Hardjolukito, Senin (1/6) dini hari dalam kondisi koma dan tak sadarkan diri. “Sebelum dibawa ke RSPAU Harjolukito, sempat dirawat di RS Dr Oen Solo. Namun karena kondisinya kritis, keduanya kemudian dibawa ke RSPAU Harjolukito,” ungkap Londong, kemarin.
Meski sudah mendapatkan perawatan secara insentif, namun karena luka yang diderita cukup parah, Serma Zulkifli akhirnya meninggal dunia pada Senin (1/6) malam sekitar pukul 21.30 WIB. Sedangkan Pelda Teguh Prasetyo masih koma. “Secara umum, keduanya mengalami luka lebam di wajah,” paparnya. Londong membenarkan kabar yang menyebutkan bahwa pelaku pengeroyokan merupakan oknum anggota Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandangmenjangan, Sukoharjo.
Menurutnya, Kopassus telah meminta maaf atas kejadian tersebut. Kopassus juga akan membiayai anak dan istri korban. Saat ini, perkara tersebut ditangani Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta. “Untuk tersangka sendiri sudah ditetapkan lima orang. Tersangka kemung-kinan masih bisa bertambah,” katanya. Menurut Londong, terjadinya pengeroyokan itu, berawal saat alumni Secaba 19 mengadakan reuni di Solo, Minggu (31/5).
Seusai reuni ada anggota yang langsung pulang dan ada juga yang masih tinggal di Solo, terutama yang rumahnya tidak terjangkau. Mereka yang belum pulang berjumlah 17 orang kemudian pergi naik lima mobil menuju Karaoke Bima di Solo Baru, Sukoharjo. Londong menambahkan, saat di dalam karaoke itu diduga terjadi kesalahpahaman antara mereka dengan anggota Kopassus.
Namun kondisi tersebut dapat didamaikan senior mereka. Sehingga mereka melanjutkan menikmati hiburan. Karena dirasa sudah tidak ada masalah, sekitar pukul 02.30 WIB sebagian dari rombongan meninggalkan tempat itu, dan tinggal tersisa empat personel. Saat keempat personel itu hendak pulang, terjadi keributan lagi di tempat parkir dengan sejumlah oknum anggota Kopassus. Hingga akhirnya keempatnya babak belur.
Kopassus Minta Maaf
Atas kejadian meninggalnya Serma Zulkifli, Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo mengucapkan rasa bela sungkawa yang sedalam dalamnya dan memberikan uang santunan sebesar Rp100 juta kepada istri almarhum. Bagi korban yang saat ini dirawat di rumah sakit Danjen Kopassus akan membantu biaya pengobatan sampai sembuh Dengan kejadian tersebut, Danjen Kopassus menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh anggota TNI AU dan keluarganya.
“Kami segenap keluarga besar Kopassus ikut berbelasungkawa sebesar-besarnya terutama keluarga korban termasuk yang dirawat. Kami juga akan bertanggung jawab menanggung biaya pengobatan sampai sembuh. Kami juga akan memberi santunan kepada keluarga yang ditinggalkan,” ucapnya. Kasus ini sudah diserahkan ke Denpom IV/4 Surakarta. Sementara itu, terkait kedatangan jenazah di Bandara Halim Perdana Kusuma, Danjen Kopassus diwakili Wadanjen Kopassus Brigjen TNI Santos G Matondang dan sejumlah staf turut menyambut kedatangan jenazah.
Selain itu, Danjen Kopassus merasa prihatin dan menyesalkan kejadian yang seharusnya tidak perlu terjadi dan berjanji akan memproses sesuai dengan hukum yang berlaku secara transparan dan tidak akan menutupnutupi. “Ke depan akan kami lakukan evaluasi, harapan rakyat Indonesia peristiwa seperti ini tidak terulang kembali,” katanya.
Spirit de Corps Berlebihan
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma Dwi Badarmanto membenarkan, anggota TNI AU yang tewas bernama Serma Zulkifli bertugas di Detasemen Markas (Denma) Mabes TNI AU. “Betul, sudah ada pernyataan dari Kopassus yang meminta maaf,” ujarnya kepada KORAN SINDO, kemarin. Menurut Dwi, dari informasi yang diperoleh menerangkan bahwa pelaku pengeroyokan terhadap anggota TNI AU diduga dilakukan oleh belasan anggota Kopassus.
Proses hukum tetap berjalan dan saat ini kasusnya dalam proses penyidikan oleh POM TNI AU dan Kopassus. “Jenazah (Serma Zulkifli) sudah dibawa pulang ke rumah keluarganya di Jalan Nusa Dua RT 12/04 Ciracas, Jakarta Timur untuk dimakamkan, yang bersangkutan sudah berkeluarga dan punya anak,” ucapnya.
Dwi menjelaskan, kronologis kejadian tersebut berawal ketika 17 anggota TNI AU baru saja menggelar acara Semaba, yakni reuni Bintara. Mereka kemudian melanjutkan ke kafe (Karaoke Bima) di Solo Baru, Sukoharjo. “Biasa, anak-anak muda habis reuni, izin sekuriti mau santai-santai. Di dalam ada anak-anak Kopassus, mungkin saling pandang dan salah paham,” kata Dwi.
Diakuinya, insiden seperti ini disebabkan Spirit de Corps yang berlebihan. Apalagi, mereka masih muda sehingga egosentrisnya tinggi. “Kalau pendidikan bareng sudah, kegiatan bersama juga sering. Ini karena Spirit de Corps yang tinggi, tapi kami pimpinan siap melakukan pembinaan,” ucapnya.
Lima Anggota Kopassus Diperiksa
Sementara itu, Grup 2 Kopassus Kandangmenjangan, Sukoharjo membenarkan jika ada anggotanya yang terlibat dalam perkelahian dengan anggota TNI AU yang menyebabkan salah satu anggota TNI AU meninggal. Saat ini kasus tersebut dalam penanganan Mabes Kopassus. “Memang ada anggota kami yang terlibat. Kasusnya sudah ditangani pusat,” ungkap Pasi Intel Grup 2 Kopassus Kandangmenjangan, Kartasura, Kapten (Inf) Rizal DJ, saat dikonfirmasi tadi malam.
Terpisah, Komandan Denpom IV/4 Surakarta, Letkol (CPM) Witono, saat dihubungi lewat telepon selulernya tidak banyak memberikan tanggapan dengan alasan masih berada di Magelang mengikuti acara Presiden (Peringatan Waisak). Dan Denpom berjanji akan memberikan pernyataan setelah kembali di Solo. Salah satu sumber menyebutkan, ada lima anggota Grup 2 Kopassus Kandangmenjangan yang menyerahkan diri dan saat ini mereka sedang menjalani pemeriksaan di Markas Denpom IV/4 Surakarta.
Sumarno/priyo setyawan/ahmad antoni/sucipto
Serma Zulkifli merupakan anggota Sarban Dislog Denma Mabes TNI AU. Kemarin sekitar pukul 14.00 WIB, jenazah Zulkifli usai diautopsi di RSUP Dr Sardjito langsung diterbangkan dengan pesawat Hercules TNI AU melalui Lanud Adisutjipto ke Jakarta,. Jenazah selanjutnya dibawa pulang ke rumah duka di Jalan Nusa Indah RT 12/04 Ciracas, Jakarta Timur. Istri Serma Zulkifli, Ika Saridewi, 39, menjemput langsung almarhum di Base Ops Lanud Adisutjipto.
Kedatangan keluarga Zulkifli disambut langsung Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Imran Baidirus. Seorang korban lainnya, Pelda Teguh Prasetyo anggota Skatek 042 Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur kondisinya masih koma dan masih dirawat di RSPAU Hardjolukito. Sementara Kaur Intelud Lanud Pandang Letda Sus Wahyu Jatmiko dan Serda Avel Nuvakto anggota Skatek 042 Lanud Iswahyudi yang juga menjadi korban pengeroyokan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Adisutjipto Mayor Sus Hamdi Londong Allo mengatakan, Serma Zulkifli dan Pelda Teguh Prasetyo dibawa ke RSPAU Hardjolukito, Senin (1/6) dini hari dalam kondisi koma dan tak sadarkan diri. “Sebelum dibawa ke RSPAU Harjolukito, sempat dirawat di RS Dr Oen Solo. Namun karena kondisinya kritis, keduanya kemudian dibawa ke RSPAU Harjolukito,” ungkap Londong, kemarin.
Meski sudah mendapatkan perawatan secara insentif, namun karena luka yang diderita cukup parah, Serma Zulkifli akhirnya meninggal dunia pada Senin (1/6) malam sekitar pukul 21.30 WIB. Sedangkan Pelda Teguh Prasetyo masih koma. “Secara umum, keduanya mengalami luka lebam di wajah,” paparnya. Londong membenarkan kabar yang menyebutkan bahwa pelaku pengeroyokan merupakan oknum anggota Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandangmenjangan, Sukoharjo.
Menurutnya, Kopassus telah meminta maaf atas kejadian tersebut. Kopassus juga akan membiayai anak dan istri korban. Saat ini, perkara tersebut ditangani Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta. “Untuk tersangka sendiri sudah ditetapkan lima orang. Tersangka kemung-kinan masih bisa bertambah,” katanya. Menurut Londong, terjadinya pengeroyokan itu, berawal saat alumni Secaba 19 mengadakan reuni di Solo, Minggu (31/5).
Seusai reuni ada anggota yang langsung pulang dan ada juga yang masih tinggal di Solo, terutama yang rumahnya tidak terjangkau. Mereka yang belum pulang berjumlah 17 orang kemudian pergi naik lima mobil menuju Karaoke Bima di Solo Baru, Sukoharjo. Londong menambahkan, saat di dalam karaoke itu diduga terjadi kesalahpahaman antara mereka dengan anggota Kopassus.
Namun kondisi tersebut dapat didamaikan senior mereka. Sehingga mereka melanjutkan menikmati hiburan. Karena dirasa sudah tidak ada masalah, sekitar pukul 02.30 WIB sebagian dari rombongan meninggalkan tempat itu, dan tinggal tersisa empat personel. Saat keempat personel itu hendak pulang, terjadi keributan lagi di tempat parkir dengan sejumlah oknum anggota Kopassus. Hingga akhirnya keempatnya babak belur.
Kopassus Minta Maaf
Atas kejadian meninggalnya Serma Zulkifli, Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo mengucapkan rasa bela sungkawa yang sedalam dalamnya dan memberikan uang santunan sebesar Rp100 juta kepada istri almarhum. Bagi korban yang saat ini dirawat di rumah sakit Danjen Kopassus akan membantu biaya pengobatan sampai sembuh Dengan kejadian tersebut, Danjen Kopassus menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh anggota TNI AU dan keluarganya.
“Kami segenap keluarga besar Kopassus ikut berbelasungkawa sebesar-besarnya terutama keluarga korban termasuk yang dirawat. Kami juga akan bertanggung jawab menanggung biaya pengobatan sampai sembuh. Kami juga akan memberi santunan kepada keluarga yang ditinggalkan,” ucapnya. Kasus ini sudah diserahkan ke Denpom IV/4 Surakarta. Sementara itu, terkait kedatangan jenazah di Bandara Halim Perdana Kusuma, Danjen Kopassus diwakili Wadanjen Kopassus Brigjen TNI Santos G Matondang dan sejumlah staf turut menyambut kedatangan jenazah.
Selain itu, Danjen Kopassus merasa prihatin dan menyesalkan kejadian yang seharusnya tidak perlu terjadi dan berjanji akan memproses sesuai dengan hukum yang berlaku secara transparan dan tidak akan menutupnutupi. “Ke depan akan kami lakukan evaluasi, harapan rakyat Indonesia peristiwa seperti ini tidak terulang kembali,” katanya.
Spirit de Corps Berlebihan
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma Dwi Badarmanto membenarkan, anggota TNI AU yang tewas bernama Serma Zulkifli bertugas di Detasemen Markas (Denma) Mabes TNI AU. “Betul, sudah ada pernyataan dari Kopassus yang meminta maaf,” ujarnya kepada KORAN SINDO, kemarin. Menurut Dwi, dari informasi yang diperoleh menerangkan bahwa pelaku pengeroyokan terhadap anggota TNI AU diduga dilakukan oleh belasan anggota Kopassus.
Proses hukum tetap berjalan dan saat ini kasusnya dalam proses penyidikan oleh POM TNI AU dan Kopassus. “Jenazah (Serma Zulkifli) sudah dibawa pulang ke rumah keluarganya di Jalan Nusa Dua RT 12/04 Ciracas, Jakarta Timur untuk dimakamkan, yang bersangkutan sudah berkeluarga dan punya anak,” ucapnya.
Dwi menjelaskan, kronologis kejadian tersebut berawal ketika 17 anggota TNI AU baru saja menggelar acara Semaba, yakni reuni Bintara. Mereka kemudian melanjutkan ke kafe (Karaoke Bima) di Solo Baru, Sukoharjo. “Biasa, anak-anak muda habis reuni, izin sekuriti mau santai-santai. Di dalam ada anak-anak Kopassus, mungkin saling pandang dan salah paham,” kata Dwi.
Diakuinya, insiden seperti ini disebabkan Spirit de Corps yang berlebihan. Apalagi, mereka masih muda sehingga egosentrisnya tinggi. “Kalau pendidikan bareng sudah, kegiatan bersama juga sering. Ini karena Spirit de Corps yang tinggi, tapi kami pimpinan siap melakukan pembinaan,” ucapnya.
Lima Anggota Kopassus Diperiksa
Sementara itu, Grup 2 Kopassus Kandangmenjangan, Sukoharjo membenarkan jika ada anggotanya yang terlibat dalam perkelahian dengan anggota TNI AU yang menyebabkan salah satu anggota TNI AU meninggal. Saat ini kasus tersebut dalam penanganan Mabes Kopassus. “Memang ada anggota kami yang terlibat. Kasusnya sudah ditangani pusat,” ungkap Pasi Intel Grup 2 Kopassus Kandangmenjangan, Kartasura, Kapten (Inf) Rizal DJ, saat dikonfirmasi tadi malam.
Terpisah, Komandan Denpom IV/4 Surakarta, Letkol (CPM) Witono, saat dihubungi lewat telepon selulernya tidak banyak memberikan tanggapan dengan alasan masih berada di Magelang mengikuti acara Presiden (Peringatan Waisak). Dan Denpom berjanji akan memberikan pernyataan setelah kembali di Solo. Salah satu sumber menyebutkan, ada lima anggota Grup 2 Kopassus Kandangmenjangan yang menyerahkan diri dan saat ini mereka sedang menjalani pemeriksaan di Markas Denpom IV/4 Surakarta.
Sumarno/priyo setyawan/ahmad antoni/sucipto
(ftr)