Dodol Bercampur Daun Ganja Disita

Selasa, 02 Juni 2015 - 07:52 WIB
Dodol Bercampur Daun Ganja Disita
Dodol Bercampur Daun Ganja Disita
A A A
MEDAN - Bandar narkotika terus menggunakan modus baru dalam menjalankan aksinya. Setelah sabu-sabu disembunyikan di dalam oleh-oleh khas Medan, bika ambon, dibongkar petugas, kini pelaku mencampur daun ganja dengan adonan dodol.

Polisi menemukan dua bungkus dodol yang bercampur dengan daun ganja dari bus Anugerah tujuan Aceh-Medan di stasiun bus Jalan Gatot Subroto Km 6,5 Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Senin (1/6) sekitar pukul 06.00 WIB. Ditemukan pula 30 kilogram (kg) daun ganja yang akan dikirim ke Pekanbaru, Riau.

Wakil Kepala Kepolisian Sektor Kota (Wakapolsekta) Medan Sunggal, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Gunawan mengatakan, baru kali mereka mengungkap peredaran narkotika jenis daun ganja bercampur dalam adonan dodol. “Ini modus baru. Menurut tersangka daun haram ini akan diedarkan ke Pekanbaru, Riau, atas pesanan tersangka inisial A,” ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, kemarin.

Terungkapnya kasus ini berawaldari informasi yang diterima mereka bahwa ada seorang penumpang bus Anugerah dari tujuan Aceh ke Medan membawa daun ganja. Beberapa petugas reserse pun ditempatkan di stasiun bus untuk melacak orang dengan ciri-ciri disebutkan informan. Begitu tersangka bernama Muhammad Suef, 43, warga Jalan KH Azhari, Kelurahan 13 Ulu Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, muncul, petugas langsung datang menyergap.

Suef pun mengaku membawa 30 kilogram daun ganja yang tersimpan rapi dalam dua kardus. Masing-masing kardus berisi 20 kilogram dan 10 kilogram daun ganja serta ditempatkan di bagasi bus. Polisi juga menemukan dua bungkus dodol bercampur daun ganja. Polisi kemudian menggiring Muhammad Suef beserta barang bukti ke Polsekta Medan Sunggal untuk penyidikan lebih lanjut.

Dalam pemeriksaan Suef mengungkapkan hanya sebagai kurir. “Ganja itu dari kawan saya berinisial K. Dia (K) tinggal di Desa Krueng Maenueh, Aceh Utara. Ini mau dibawa ke Pekanbaru lewat jalur darat. Yang pesan ganja ini si A. Saya diupah si A sebesar Rp30 juta dan saya sudah terima panjar Rp10 juta. Sisanya akan dibayar kalau ganja itu berhasil saya bawa ke Pekanbaru,” katanya. Dia juga tak mengetahui pasti mengapa A memesan ganja yang bercampur dalam adonan dodol. “Mungkin untuk mengelabui petugaslah,” ujarnya.

Terpisah, Kriminolog dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Nursariani Simatupang mengatakan, bandar narkoba tidak akan pernah kehabisan akal menjalankan bisnisnya. “Beberapa waktu lalu petugas mengungkap sabu-sabu yang diletakkan dalam bika ambon di Bandara Kualanamu. Nah, kali ini para bandar mencampurnya dalam adonan dodol. Walaupun modus ini adalah modus lama, namun baru terungkap saat ini. Ini modusmodus yang dilakukan para bandar narkoba untuk mengelabui polisi,” katanya.

Dosen fakultas hukum ini mengharapkan petugas kepolisian harus benar-benar jeli dan teliti mendeteksi bagaimana cara narkoba ini disebarluaskan pelaku. Memang polisi pernah mengungkap beberapa kasus peredaran narkoba dengan modus beraneka ragam.

“Tentu polisi kita harapkan jangan sampai bisa dikelabui pelaku. Saat ini dalam dodol, mungkin ke depan entah apalagi modus pelaku,” katanya.

Dody ferdiansyah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6579 seconds (0.1#10.140)