Keluarga HB VIIIX Kompak Menolak GKR Mangkubumi

Jum'at, 29 Mei 2015 - 10:03 WIB
Keluarga HB VIIIX Kompak Menolak GKR Mangkubumi
Keluarga HB VIIIX Kompak Menolak GKR Mangkubumi
A A A
YOGYAKARTA - Keluarga besar atau trah dari Sultan Hamengku Buwono (HB) VII sampai HB IX bertekad menyelamatkan garis keturunan Hamengku Buwono tetap menjadi raja di Keraton Yogyakarta.

Dengan kata lain, mereka sangat keberatan putri tertua raja Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi menjadi penerus takhta. Tekad tersebut berdasarkan pertemuan trah HB VII sampai HB IX yang berdomisili di Jabodetabek. Pertemuan digelar di kediaman Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Yudaningrat, Ndalem Yudanegaran di Jalan Ibu Ruswo Yogyakarta, tadi malam.

Rayi dalem atau adik-adik Sul tan HB X ikut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka antara lain GBPH Prabukusumo, GBPH Yudaningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH Pakuningrat, GBPH Hadisuryo dan lainnya. Dalam pertemuan yang berlangsung hampir tiga jam ini juga sepakat untuk tetap kukuh pada paugeran yang ada di Keraton selama ratusan tahun ini.

Mereka tidak ingin salah satu kerajaan Islam di Indonesia yang masih eksis selama ini, tercerabut dari akar historisnya. Ketua Paguyuban trah HB se-Jabodetabek, Raden Mas Isnu Haryanto Benowo menegaskan apa yang terjadi di Keraton Yogyakarta akhir-akhir ini merupakan upaya untuk melemah kan eksistensi kerajaan. Momentum Sabdatama, Sabda raja dan Dawuhraja merupakan bagian dari usaha pelemahan tersebut.

"Ada pihak lain yang sedang menyusupi kepentingan untuk memecah belah," ujarnya dengan menutupi pihak yang dimaksud tersebut. Dia menambahkan munculnya Sabdatama, Sabdaraja dan Dawuhraja merupakan bentuk gerakan masif, intensif, dan sistematis. "Itu rangkaian gerakan yang terencana. Ini sudah kebablasan," tudingnya.

Isnu Haryanto menegaskan, tidak percaya jika petuah Sri Sultan HB X melalui Sabdaraja dan Dawuhraja merupakan wah yu dari Tuhan. Meski berseberangan dengan sang raja, dia tidak ingin terjadi konflik berkepanjangan. "Harus segera ada tindakan nyata dari para trah HB sekaligus untuk mengakhiri konflik," ungkapnya.

Atas dasar itu, trah HB se-Jabodetabek memutuskan untuk tetap bersama berpegang pada paugeran yang telah ada selama ini di Keraton Yogyakarta. "Kami menegaskan, keberlan jutan darah Hamengku Buwono harus tetap berlanjut ke de pan," tegasnya. Kerabat Keraton yang selama ini berada di Jabodetabek me ngaku khawatir adanya Sabda raja dan Dhawuhraja dapat memutuskan keberlanjutan darah Hamengkubuwono di Keraton Yogyakarta. "Kami akan berjuang menjaga keberlan jutan darah Hamengku Buwono di Keraton Yogyakarta," ungkapnya.

Kerabat HB VIII, RM Tri Heru menambahkan, Dawuhra ja yang diucapkan sang raja pa da 5 Mei lalu dikhawatirkan membuat darah Hamengku Buwono akan berakhir. Trah HB VII sampai HB IX khawatir darah Hamengku Buwono di Keraton menjadi Wironegoro (suami GKR Mangkubumi). "Kami khawatir itu akan terjadi," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, GBPH Prabukusumo mengatakan trah HB mengambil tindakan tegas sehingga perlu menggelar digelar rapat keluarga yang melibatkan seluruh trah HB I sampai HB IX. Tujuannya untuk mengetahui pendapat para kerabat Keraton seputar konflik internal usai munculnya Sabdaraja dan Dawuhraja. Dia mengusulkan rapat keluarga besar HB akan digelar besok, Sabtu (30/5).

Jika itu belum memungkinkan rapat keluarga akan diundur hingga 3 Juni 2015. Selain guna mengetahui pendapat para sentono, rapat bertujuan merumuskan sikap resmi trah HB. "Tujuannya tidak lain untuk menyelamatkan Keraton bukan perorangan Keraton," kata adik Sultan HB X yang akrab disapa Gusti Prabu itu.

Ridwan anshori
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6115 seconds (0.1#10.140)